TNI

Kedekatan TNI dan Rakyat Terlihat di Perayaan HUT ke-80

Kedekatan TNI dan Rakyat Terlihat di Perayaan HUT ke-80
Kedekatan TNI dan Rakyat Terlihat di Perayaan HUT ke-80

JAKARTA - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Minggu 5 Oktober 2025, tak hanya menghadirkan parade kendaraan tempur dan atraksi udara yang megah. 

Lebih dari itu, momen tersebut memperlihatkan betapa eratnya hubungan antara TNI dan rakyat, yang larut dalam suasana penuh keceriaan.

Sejak pagi, ribuan warga dari berbagai daerah memadati lapangan Monas. Mereka datang berkelompok bersama keluarga, membawa anak-anak, hingga rombongan muda-mudi yang antusias menyaksikan langsung kekuatan alutsista dan kebersahajaan prajurit TNI.

Foto Bersama Prajurit, dari Anak-Anak hingga Orang Tua

Salah satu daya tarik terbesar bukan sekadar parade, melainkan kesempatan masyarakat untuk berinteraksi langsung dengan para prajurit. 

Kehadiran prajurit berseragam kamuflase lengkap dengan ghillie suit—pakaian loreng berbahan serat menyerupai dedaunan yang biasa digunakan penembak runduk (sniper)—menjadi magnet bagi warga.

"Seru banget, anak saya senang sekali bisa foto langsung sama tentara. Biasanya cuma lihat di TV," ujar Dewi (38), warga Bekasi.
"Pas lihat ada yang pakai baju kamuflase kayak di film, langsung minta foto," tambahnya dengan senyum lebar.

Tak hanya anak-anak, ibu-ibu pun tampak antusias mengabadikan momen bersama prajurit sniper. “Wah, keren banget! Baru kali ini bisa foto sama sniper asli,” ucap Narsih (45), pengunjung dari Pasar Senen.
"Ramah dia (prajurit TNI), mau diajak foto. Tadi saya juga warnain nih wajah pakai warna hijau dan hitam biar samaan," katanya sambil tertawa.

Keceriaan itu terasa menular. Nurhayati (39), pengunjung lainnya, menyebut momen sederhana seperti berfoto bersama prajurit justru mampu menumbuhkan rasa cinta tanah air. “Rasanya bangga sekali. Jadi makin cinta sama TNI,” ucapnya.

Anak-Anak Bermain Peran dengan Replika Senjata

Di sudut lain lapangan, suara tawa anak-anak terdengar nyaring. Mereka bergantian berfoto sambil memegang replika senjata militer. “Lucu, soalnya kayak main perang-perangan tapi beneran tentara,” ujar Rafi (10), siswa SD asal Lenteng Agung.
"Keren banget, kayak bisa ngilang di hutan," tambahnya polos.

Momen ini menunjukkan bahwa HUT TNI bukan hanya sekadar perayaan formal, melainkan juga ruang edukasi dan hiburan yang menghubungkan generasi muda dengan militernya.

Kendaraan Tempur Jadi Pusat Perhatian

Selain prajurit berseragam sniper, deretan kendaraan tempur yang dipamerkan juga menarik minat besar pengunjung. Salah satunya adalah panser putih bertuliskan UNITED NATIONS milik Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI.

Kendaraan lapis baja yang biasa digunakan dalam misi perdamaian di bawah bendera PBB itu menjadi “menara pandang dadakan” bagi warga. Puluhan orang terlihat menaikinya untuk melihat parade dari ketinggian dan berfoto bersama.

"Dari bawah enggak kelihatan karena ramai banget. Jadi pas lihat kendaraan putih ini berhenti, langsung naik bareng teman. Sekalian biar bisa foto dari atas," kata Rian (24), warga Jakarta Timur.

"Ini pertama kali lihat dari dekat. Keren banget, bangga sama TNI," tambahnya.

Hal serupa dirasakan Yudi (30), pengunjung asal Depok. Menurutnya, HUT TNI kali ini memberi kesan mendalam karena masyarakat bisa mendekati langsung prajurit maupun kendaraan militer.

"Ternyata boleh didekati dan foto bareng juga. Jadi suasananya seru, benar-benar jadi momen ulang tahun TNI," ucapnya.
"Lihat anak-anak dan orang dewasa bisa naik bareng tanpa takut, itu tandanya TNI-nya dekat sama rakyat," katanya menambahkan.

Langit Monas Bergemuruh oleh Jet Tempur

Puncak antusiasme warga terjadi ketika jet tempur TNI Angkatan Udara melintas cepat di langit Monas. Suara menggelegar membuat ribuan orang mendongak serentak, kagum menyaksikan manuver silang dan formasi pesawat di udara.

"Pas pesawatnya ngebentuk formasi di atas Tugu Monas, itu keren banget. Deg-degan juga sih, soalnya suaranya kencang banget," ujar Fani (26), warga Bekasi.

Banyak keluarga membawa anak-anak yang tampak histeris bahagia. Yuliani (35), warga Tangerang Selatan, mengatakan, “Anak saya sampai teriak-teriak pas jetnya muter di udara. Katanya kayak di film. Senang banget bisa lihat langsung.”

Ia juga menekankan bahwa perayaan ini bisa menjadi sarana pendidikan nasionalisme sejak dini. “Anak-anak jadi tahu kalau TNI itu bukan cuma tentara perang, tapi juga menjaga dan melindungi,” katanya.

TNI dan Rakyat Menyatu dalam Perayaan

Di balik dentuman jet tempur dan kokohnya kendaraan lapis baja, perayaan HUT ke-80 TNI di Monas memancarkan pesan sederhana: TNI adalah bagian dari rakyat, dan rakyat merasa dekat dengan TNI.

Tak hanya parade yang megah, interaksi kecil seperti foto bersama prajurit sniper, bercanda dengan tentara, hingga menaiki kendaraan PBB bersama-sama, menegaskan hubungan yang erat antara militer dan masyarakat sipil.

“Semangat kami tidak kalah dari mereka. Kalau TNI siap menjaga negeri, kami rakyat siap mendukung,” ujar seorang ibu dengan penuh semangat.

Kesimpulan

Perayaan HUT ke-80 TNI di Monas berhasil menghadirkan suasana hangat dan penuh kegembiraan. Atraksi udara, pameran alutsista, hingga interaksi langsung antara prajurit dan masyarakat menjadi bukti bahwa TNI bukan entitas yang jauh dari rakyat.

Justru, di momen inilah terlihat jelas bagaimana kedekatan TNI dan rakyat tumbuh melalui interaksi sederhana—dari anak kecil yang bermain replika senjata, remaja yang antusias menaiki kendaraan tempur, hingga orang tua yang bangga berfoto dengan prajurit.

Dengan tema "TNI, Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju", perayaan ini menegaskan bahwa kekuatan bangsa tidak hanya terletak pada persenjataan modern, tetapi juga pada kebersamaan dan cinta rakyat kepada militernya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index