Bulog

Bulog Tegaskan Komitmen Kendalikan Inflasi Lewat Program SPHP

Bulog Tegaskan Komitmen Kendalikan Inflasi Lewat Program SPHP
Bulog Tegaskan Komitmen Kendalikan Inflasi Lewat Program SPHP

JAKARTA - Perum Bulog memastikan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) terus digencarkan di seluruh daerah untuk menjaga keseimbangan pasokan, mengendalikan inflasi, serta menstabilkan harga beras nasional.

Langkah ini menjadi bagian penting dalam menjaga daya beli masyarakat di tengah fluktuasi harga pangan menjelang akhir tahun. Direktur Operasional dan Pelayanan Publik (OPP) Bulog, Mokhamad Suyamto, menegaskan komitmen lembaganya untuk memperluas jangkauan distribusi SPHP ke berbagai wilayah Indonesia.

“Kami memastikan SPHP terus dimasifkan melalui tujuh saluran distribusi utama, sehingga masyarakat dapat merasakan langsung manfaatnya dalam bentuk harga beras yang lebih terjangkau,” ujarnya.

Kebijakan ini menjadi salah satu upaya nyata pemerintah melalui Bulog dalam menahan laju inflasi yang sempat terdorong oleh kenaikan harga pangan beberapa bulan terakhir.

Dampak Positif terhadap Inflasi Nasional

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan (month-to-month) September sebesar 0,21 persen. Menariknya, beras yang sebelumnya menjadi komoditas pendorong inflasi justru mencatat deflasi sebesar 0,13 persen, dengan andil negatif -0,01 persen terhadap inflasi umum.

“Fakta bahwa beras justru memberikan andil negatif terhadap inflasi September menunjukkan bahwa intervensi pemerintah melalui Bulog berjalan efektif,” tutur Suyamto. Penurunan harga beras tersebut tidak terlepas dari dua faktor utama, yakni ketersediaan pasokan dan kebijakan intervensi pemerintah.

Dari sisi pasokan, harga beras mendapat tekanan karena masuknya masa panen gadu di sejumlah sentra produksi. Dari sisi kebijakan, pelaksanaan program SPHP terbukti mampu menahan gejolak harga di pasar.

Program ini memperlihatkan bahwa pengelolaan stok dan distribusi yang tepat dapat memberikan efek langsung terhadap kestabilan harga pangan nasional, terutama pada komoditas strategis seperti beras.

Distribusi Melalui Tujuh Jalur Utama

Bulog melaksanakan program SPHP secara masif melalui tujuh saluran distribusi utama yang menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Jalur tersebut mencakup pasar tradisional, ritel modern, jaringan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), outlet BUMN Pangan, serta jaringan Rumah Pangan Kita (RPK) milik Bulog.

Selain itu, distribusi juga dilakukan melalui kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) bersama TNI, Polri, pemerintah pusat dan daerah, serta jalur komunitas berbasis masyarakat.

Melalui pola distribusi yang beragam ini, Bulog memastikan beras SPHP dapat menjangkau lebih banyak konsumen dengan harga stabil. “Jumlah ini menjadi rekor tertinggi realisasi SPHP di bulan September dalam tiga tahun terakhir sekaligus indikasi positif keberhasilan intervensi dalam menjaga pasokan dan harga beras di pasar,” ungkap Suyamto.

Sepanjang September, Bulog menyalurkan 143.866 ton beras SPHP atau meningkat 59 persen dibandingkan Agustus. Hingga awal Oktober, total realisasi penyaluran telah mencapai 462 ribu ton, setara dengan sekitar 30 persen dari target nasional 1,5 juta ton untuk periode Januari hingga Desember.

Konsistensi Kunci Kendalikan Harga Menjelang Akhir Tahun

Suyamto menegaskan bahwa pencapaian distribusi SPHP sejauh ini menunjukkan hasil yang menggembirakan dan sejalan dengan target nasional.

Menurutnya, keberhasilan ini tidak hanya menandai efektivitas intervensi Bulog, tetapi juga menggambarkan koordinasi yang solid antara berbagai pihak dalam menjaga stabilitas pangan.

Ia menekankan bahwa konsistensi pelaksanaan SPHP menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan harga beras, terutama menjelang akhir tahun ketika permintaan masyarakat cenderung meningkat. Dengan stok yang cukup dan strategi distribusi yang tepat, Bulog optimistis dapat menahan tekanan harga beras hingga akhir tahun.

“Dengan stok yang cukup dan strategi distribusi yang tepat, Bulog optimistis tekanan harga beras menjelang akhir tahun dapat terkendali,” tegasnya.

Program SPHP tidak hanya menjadi kebijakan jangka pendek dalam meredam fluktuasi harga, tetapi juga strategi jangka panjang untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Melalui distribusi yang terarah dan berkelanjutan, Bulog berupaya memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat terhadap beras tetap terpenuhi dengan harga yang stabil dan terjangkau.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index