JAKARTA - PT PLN (Persero) mengambil langkah strategis untuk memperkuat sistem kelistrikan di pulau terluar Indonesia, khususnya Pulau Enggano di Provinsi Bengkulu.
Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) kini ditargetkan meningkatkan kapasitas yang sebelumnya hanya 880 kW dari 4 unit menjadi 6 unit dengan total daya 1.400 kW.
Direktur Distribusi PLN, Arsyadany Ghana Akmalaputri, menjelaskan bahwa peningkatan kapasitas ini merupakan bagian dari upaya PLN untuk menyediakan cadangan daya yang lebih besar.
“Langkah signifikan tindak lanjut dari Inpres Nomor 12 Tahun 2025, salah satunya dengan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik. Bertambah menjadi 6 unit dengan kapasitas 1.400 kW itu artinya cadangan daya meningkat dua kali lipat, dari sebelumnya 183 persen menjadi 344 persen,” ujarnya saat rapat koordinasi di Bengkulu.
Penambahan kapasitas ini menegaskan komitmen PLN untuk menghadirkan listrik yang lebih andal bagi masyarakat Pulau Enggano. Selain menambah unit pembangkit, sistem kelistrikan pulau ini juga akan diperkuat melalui integrasi energi terbarukan dan penyimpanan energi modern.
Sistem Hybrid Tenaga Surya
PLTS yang dibangun PLN di Pulau Enggano dirancang menjadi sistem hybrid, mengombinasikan tenaga surya dengan baterai penyimpanan energi. Sistem ini memungkinkan pasokan listrik lebih stabil dan andal, sekaligus mendukung amanat pemerintah untuk mendorong penggunaan energi hijau.
“Kami mengombinasikan tenaga surya dengan penyimpanan energi baterai sehingga pasokan listrik lebih andal, sekaligus sejalan dengan amanat Presiden untuk mendorong energi hijau,” tambah Arsyadany. Dengan keberadaan sistem hybrid ini, Pulau Enggano tidak hanya memperoleh listrik yang lebih bersih tetapi juga lebih berkelanjutan.
Sistem hybrid ini diharapkan dapat menjadi model bagi pulau-pulau terluar lain di Indonesia, di mana ketergantungan pada bahan bakar fosil selama ini masih tinggi. Penerapan energi surya dan penyimpanan energi diharapkan menurunkan biaya operasi, sekaligus memperkuat ketahanan energi lokal.
Penguatan Pembangkit Diesel
Selain penambahan PLTS, PLN juga melakukan penguatan pada pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang sudah ada. Fasilitas pendukung PLTD ditingkatkan, termasuk penambahan tangki bahan bakar untuk memperpanjang waktu operasi pembangkit.
Sebelumnya, kapasitas tangki PLTD hanya 94 kiloliter, namun kini ditingkatkan menjadi 124 kiloliter, dengan tambahan tiga tangki timbun masing-masing berkapasitas 10 kiloliter.
Perubahan ini memungkinkan PLTD beroperasi hingga 95 hari secara mandiri, meningkatkan ketahanan pasokan listrik terutama pada musim hujan atau saat suplai bahan bakar terganggu.
Arsyadany menegaskan bahwa penguatan PLTD merupakan bagian integral dari strategi PLN dalam memastikan kontinuitas energi di Pulau Enggano. Kombinasi PLTS dan PLTD diharapkan mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan mendukung aktivitas ekonomi setempat.
Target Operasional PLTS 2026
PLTS Pulau Enggano ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2026. Pembangkit ini akan menjadi salah satu proyek energi bersih yang mampu mendukung kehidupan sehari-hari masyarakat di pulau terluar. Dengan kapasitas tambahan dan integrasi baterai, PLN optimistis mampu menyediakan listrik yang stabil dan ramah lingkungan.
Rencana pembangunan ini juga menjadi bagian dari tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 12 tentang normalisasi Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu dan pengembangan Pulau Enggano. Peningkatan kapasitas pembangkit listrik di pulau ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat infrastruktur energi di wilayah terluar Indonesia.
Dampak Positif bagi Masyarakat
Dengan tambahan kapasitas listrik, masyarakat Pulau Enggano dapat menikmati listrik yang lebih stabil untuk kebutuhan rumah tangga, pendidikan, dan kegiatan ekonomi. Selain itu, kehadiran PLTS hybrid mendukung pengurangan penggunaan bahan bakar fosil sehingga berdampak positif bagi lingkungan.
Langkah PLN ini tidak hanya memberikan manfaat praktis berupa pasokan listrik yang andal, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan ekonomi lokal. Aktivitas usaha kecil dan menengah dapat berjalan lebih lancar dengan listrik yang lebih stabil, termasuk sektor perikanan, perdagangan, dan layanan publik.
Peningkatan kapasitas ini diharapkan menjadi contoh bagi pulau-pulau lain di Indonesia yang masih menghadapi keterbatasan energi. Integrasi energi surya dengan sistem penyimpanan modern bisa menjadi standar baru dalam pengelolaan energi di wilayah terpencil.
Komitmen PLN dan Pemerintah
Proyek PLTS Pulau Enggano mencerminkan komitmen PLN dan pemerintah untuk menghadirkan energi bersih dan berkelanjutan di seluruh nusantara. Penguatan kapasitas pembangkit dan fasilitas pendukung bertujuan memastikan setiap rumah tangga memiliki akses listrik yang stabil, andal, dan ramah lingkungan.
Arsyadany menambahkan, proyek ini juga menjadi bukti nyata bagaimana energi terbarukan dapat dikombinasikan dengan sistem tradisional untuk menciptakan solusi listrik yang berkelanjutan. “Insya Allah, pembangunan ini dijadwalkan selesai pada 14 Oktober 2025,” tutupnya.
Dengan pembangunan PLTS dan penguatan PLTD, Pulau Enggano dipersiapkan menjadi pulau terluar yang memiliki sistem kelistrikan modern, andal, dan berkelanjutan, mendukung kehidupan warga sekaligus menjadi contoh transformasi energi bersih di Indonesia.