Cegah Hipertensi Paru Setelah Persalinan Agar Kesehatan Ibu Terjaga

Jumat, 28 November 2025 | 13:02:20 WIB
Cegah Hipertensi Paru Setelah Persalinan Agar Kesehatan Ibu Terjaga

JAKARTA - Hipertensi paru merupakan komplikasi serius yang dapat muncul setelah persalinan. 

Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah di arteri pulmonal meningkat, membuat jantung bagian kanan bekerja lebih keras untuk memompa darah ke paru-paru.

Banyak ibu baru tidak menyadari gejala awalnya. Napas pendek, mudah lelah, atau sesak ringan sering dianggap hal biasa pascapersalinan. Padahal, penyumbatan pembuluh darah kecil di paru-paru dapat berkembang menjadi hipertensi paru yang mengancam fungsi jantung jika tidak ditangani.

Perubahan fisiologis tubuh ibu setelah melahirkan, termasuk fase hiperkoagulasi atau kecenderungan darah mudah menggumpal, menjadi faktor utama munculnya hipertensi paru. Meski merupakan mekanisme alami tubuh, kondisi ini tetap memerlukan perhatian serius, terutama bagi ibu dengan faktor risiko tertentu.

Bagaimana Gumpalan Darah Menjadi Pemicu

Setelah melahirkan, darah ibu berada dalam fase yang lebih mudah menggumpal. Hal ini membantu mencegah perdarahan berlebih pascapersalinan. Namun, sebagian perempuan dapat mengalami masalah ketika gumpalan kecil bergerak menuju paru-paru.

Jika gumpalan tersangkut di pembuluh darah paru, aliran darah terhambat dan tekanan di arteri pulmonal meningkat. Tekanan yang terus naik akan memaksa jantung kanan bekerja lebih keras, sehingga risiko komplikasi jantung meningkat.

Dokter menekankan bahwa gejala awal hipertensi paru sering luput dari perhatian. Napas cepat, kelelahan, atau detak jantung tidak teratur bisa muncul perlahan. Karena itu, deteksi dini melalui pemeriksaan rutin sangat penting agar kondisi tidak berkembang menjadi lebih parah.

Faktor Risiko yang Perlu Diwaspadai

Selain perubahan fisiologis, perubahan hormon dan sistem imun setelah kehamilan juga berperan dalam hipertensi paru. Ibu yang mengalami kelebihan berat badan, preeklamsia, atau komplikasi kehamilan lainnya memiliki risiko lebih tinggi.

Selain itu, riwayat trombosis vena dalam atau gangguan pembekuan darah sebelumnya juga meningkatkan kemungkinan munculnya hipertensi paru pascapersalinan. Konsultasi dengan dokter sebelum dan sesudah melahirkan dapat membantu mengidentifikasi faktor risiko ini.

Pemantauan tekanan darah, kadar oksigen, serta tanda-tanda gumpalan darah menjadi langkah penting dalam mencegah kondisi memburuk. Dengan perhatian yang tepat, hipertensi paru bisa dicegah atau diatasi lebih awal sehingga ibu tetap dapat menjalani masa nifas dengan aman.

Langkah Pencegahan dan Perawatan

Untuk mencegah hipertensi paru, ibu pascapersalinan disarankan untuk menjaga mobilitas. Aktivitas ringan, seperti berjalan di dalam rumah atau melakukan latihan pernapasan, dapat membantu aliran darah tetap lancar.

Selain itu, hidrasi cukup dan pola makan seimbang mendukung fungsi jantung dan mencegah pembentukan gumpalan berlebih. Dokter juga mungkin merekomendasikan terapi antikoagulan bagi ibu dengan risiko tinggi, sebagai pencegahan pembekuan darah di pembuluh paru.

Pemahaman tentang gejala hipertensi paru dan tindakan pencegahan menjadi kunci agar komplikasi pascapersalinan dapat dihindari. Pemeriksaan rutin, deteksi dini, dan perhatian pada tanda-tanda tubuh pascapersalinan sangat membantu menjaga kesehatan ibu.

Dengan langkah-langkah tepat, hipertensi paru pascapersalinan tidak harus menjadi ancaman yang menakutkan. Edukasi dan pemantauan yang konsisten memastikan ibu baru dapat menikmati masa pemulihan dengan aman dan nyaman.

Terkini