BMKG Ingatkan Kewaspadaan Masyarakat Indonesia Terhadap Potensi Cuaca Ekstrem

Kamis, 27 November 2025 | 12:31:16 WIB
BMKG Ingatkan Kewaspadaan Masyarakat Indonesia Terhadap Potensi Cuaca Ekstrem

JAKARTA - Peringatan dini cuaca kembali menjadi perhatian utama setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyampaikan potensi hujan sedang hingga sangat lebat di berbagai wilayah Indonesia. 

Informasi ini disampaikan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap kemungkinan risiko seperti banjir, pohon tumbang, gangguan transportasi, dan potensi longsor.

Selain curah hujan tinggi, BMKG juga menekankan bahwa beberapa wilayah berpotensi mengalami angin kencang sehingga masyarakat diminta berhati-hati. Kondisi ini terutama berdampak pada pelayaran dan aktivitas pesisir yang sensitif terhadap perubahan cuaca ekstrem.

Peringatan tersebut dibagi menjadi beberapa level, yaitu waspada, siaga, dan awas, berdasarkan analisis intensitas hujan dan kemungkinan dampaknya. Masyarakat didorong untuk mengikuti informasi terbaru agar dapat merencanakan kegiatan secara aman dan menyesuaikan langkah antisipasi di daerah masing-masing.

Pemerintah daerah juga diminta memperkuat kesiapan dengan memperhatikan kondisi infrastruktur penting seperti drainase, tanggul, serta area rawan longsor. Koordinasi lintas instansi menjadi hal yang penting agar potensi dampak dapat diminimalkan seiring meningkatnya frekuensi hujan deras di berbagai daerah.

Wilayah Terdampak Hujan Lebat dan Angin Kencang

Pada periode peringatan pertama, wilayah yang berada pada kategori waspada mencakup Bali, Bengkulu, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan.

Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sumatera Selatan. Daerah-daerah tersebut diperkirakan akan menerima hujan sedang hingga lebat yang berpotensi mengganggu aktivitas harian.

Sementara itu, wilayah dengan kategori siaga meliputi Aceh, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. 

Pada wilayah-wilayah ini, intensitas hujan diperkirakan lebih tinggi sehingga potensi banjir, longsor, atau gangguan transportasi menjadi lebih besar dibandingkan wilayah kategori waspada.

Selain curah hujan tinggi, sejumlah daerah juga mendapatkan peringatan angin kencang, terutama Aceh, Banten, dan Sumatra Utara. Kondisi angin dengan kecepatan tinggi ini dapat berdampak pada kegiatan pelayaran, terutama kapal kecil yang melayani masyarakat pesisir, sehingga kewaspadaan tambahan sangat diperlukan.

Pada periode peringatan kedua, potensi hujan sedang hingga lebat kembali diperkirakan terjadi di Aceh, Bengkulu, Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Papua Tengah.

Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Sumatera Selatan. Penyebaran wilayah terdampak yang luas menunjukkan bahwa cuaca ekstrem berpotensi berlangsung merata di banyak provinsi.

Adapun wilayah dengan kategori siaga pada periode berikutnya mencakup Kepulauan Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Wilayah ini diperkirakan menerima hujan lebat hingga sangat lebat yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana hidrometeorologi.

Antisipasi Pemerintah Daerah terhadap Cuaca Ekstrem

Pemerintah daerah di berbagai wilayah diharapkan melakukan upaya mitigasi lebih intensif, terutama di daerah rawan banjir dan longsor. Pembersihan saluran air, perbaikan tanggul, serta pengawasan di wilayah curam menjadi langkah yang dapat membantu mengurangi potensi dampak cuaca ekstrem.

Kesiapsiagaan petugas lapangan juga sangat diperlukan agar respons terhadap peristiwa cuaca ekstrem dapat dilakukan secara cepat. Pemerintah daerah diminta untuk terus memantau wilayah masing-masing dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama terkait langkah yang harus dilakukan jika terjadi banjir atau longsor.

Di wilayah pesisir, aktivitas pelayaran dan nelayan perlu mendapatkan perhatian khusus karena potensi angin kencang dapat membahayakan perjalanan laut. Koordinasi antara otoritas pelabuhan dan BMKG diperlukan untuk memastikan keselamatan seluruh aktivitas yang melibatkan transportasi laut.

Masyarakat di wilayah rawan banjir disarankan menempatkan barang penting di area yang aman, mempersiapkan jalur evakuasi, dan mengantisipasi kenaikan debit air sungai. 

Sementara itu, masyarakat yang tinggal di area rawan longsor perlu memantau kondisi tanah dan segera melapor jika menemukan tanda-tanda pergerakan tanah atau retakan.

Peran Publik dalam Menghadapi Cuaca dan Bencana

Menghadapi cuaca ekstrem memerlukan kerja sama yang kuat antara masyarakat, pemerintah daerah, dan lembaga terkait. Informasi dari BMKG menjadi panduan penting bagi masyarakat untuk mengatur aktivitas sehari-hari dan mengambil langkah antisipasi sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.

Masyarakat juga diharapkan aktif menjaga lingkungan sekitar, terutama sistem drainase, agar aliran air tetap lancar. Partisipasi publik dalam menjaga kebersihan lingkungan dapat membantu mengurangi risiko banjir, terutama di wilayah padat penduduk.

Dengan kerja sama yang baik dan kewaspadaan kolektif, risiko dari cuaca ekstrem dapat ditekan. Langkah ini tidak hanya membantu menjaga keselamatan, tetapi juga mendukung kelancaran aktivitas masyarakat dalam berbagai sektor, mulai dari transportasi, perdagangan, hingga aktivitas perikanan.

Terkini