Kekurangan Vitamin B12 pada Pria 50 Tahun Dapat Picu Gangguan Kesehatan

Rabu, 26 November 2025 | 09:31:35 WIB
Kekurangan Vitamin B12 pada Pria 50 Tahun Dapat Picu Gangguan Kesehatan

JAKARTA - Banyak pria berusia 50 tahun ke atas sering menganggap perubahan tubuh seperti kelelahan terus-menerus, kesemutan pada tangan atau kaki, suasana hati yang mudah berubah, hingga menurunnya stamina sebagai bagian alami dari proses menua. 

Namun pandangan tersebut dapat membuat sejumlah gejala penting terabaikan, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan nutrisi esensial. 

Perubahan metabolisme yang melambat dan kemampuan penyerapan nutrisi yang semakin menurun membuat tubuh lebih rentan mengalami kekurangan zat gizi tertentu, termasuk vitamin B12 yang sangat berpengaruh pada fungsi saraf dan pembentukan sel darah merah.

Dalam penjelasan seorang ahli gizi, kondisi kekurangan vitamin B12 umum ditemukan pada kelompok usia lanjut. Hal ini berkaitan dengan melemahnya sistem pencernaan seiring bertambahnya usia, khususnya penurunan produksi asam lambung. 

“Lambung memproduksi lebih sedikit asam seiring bertambahnya usia, sehingga sulit mendapatkan vitamin B12 dari sumber makanan,” kata Pooja, ahli gizi dari Rumah Sakit Fortis di Bengaluru, India. 

Ia menegaskan bahwa kondisi tersebut tidak boleh diabaikan karena berpotensi memicu gangguan neurologis yang dapat berdampak pada daya ingat dan stamina fisik.

Dampak Kekurangan Vitamin B12 terhadap Fungsi Tubuh

Vitamin B12 merupakan nutrisi penting yang berperan dalam menjaga kesehatan saraf, mendukung pembentukan sel darah merah, serta membantu proses sintesis DNA. Ketika kadarnya menurun, kemampuan tubuh mengangkut oksigen ikut terganggu, dan hal ini dapat memunculkan gejala seperti kelelahan dan sesak napas. 

Pada pria yang telah memasuki usia lanjut, kadar vitamin B12 yang rendah tidak hanya berpengaruh pada stamina, tetapi juga terkait dengan penurunan fungsi kognitif dan meningkatnya risiko masalah kardiovaskular.

Menurut Pooja, sejumlah gejala yang sering muncul pada pria berusia di atas 50 tahun meliputi kelelahan sepanjang waktu, rasa kebas, kesemutan, atau sensasi terbakar pada tangan dan kaki. 

Selain itu, terdapat pula gangguan konsentrasi, masalah daya ingat, suasana hati yang buruk, kulit pucat, penurunan nafsu makan, hingga penurunan berat badan. Tidak jarang kelemahan otot dan gaya berjalan yang tidak stabil ikut muncul dan dapat memburuk apabila dibiarkan tanpa penanganan.

Pemicu kekurangan vitamin B12 pada kelompok usia ini bukan hanya berasal dari perubahan sistem pencernaan, tetapi juga akibat penggunaan obat tertentu dalam jangka panjang. Beberapa obat, termasuk antasida dan obat diabetes seperti metformin, dapat mengganggu penyerapan vitamin. 

Penurunan produksi asam lambung yang diperlukan untuk melepaskan vitamin B12 dari makanan, gangguan pencernaan seperti gastritis atau iritasi usus besar, serta kurangnya konsumsi makanan hewani turut memperbesar risiko defisiensi.

Strategi Mengenali dan Mengatasi Kekurangan Vitamin B12

Karena gejala kekurangan vitamin B12 dapat menyerupai tanda penuaan biasa, banyak orang cenderung tidak menyadarinya hingga kondisi berkembang lebih jauh. Untuk itu, pemeriksaan kadar vitamin B12 menjadi langkah penting agar seseorang tidak salah menafsirkan gejala yang muncul. 

“Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan banyak kondisi, oleh karena itu, penting untuk memeriksakan kadarnya alih-alih mendiagnosis masalah sendiri,” kata Pooja.

Guna memperbaiki kadar vitamin B12 dalam tubuh, Pooja merekomendasikan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B12 sebagai bagian dari pola makan harian. Daging tanpa lemak, ikan salmon atau tuna, telur, yoghurt, dan sereal merupakan contoh sumber vitamin B12 yang baik. 

Dalam kondisi tertentu, terutama bagi mereka yang memiliki masalah penyerapan nutrisi atau sedang menggunakan obat-obatan yang memengaruhi pencernaan, beberapa langkah tambahan perlu dipertimbangkan dengan arahan medis.

Perubahan gaya hidup juga membantu meningkatkan penyerapan nutrisi. Makanan kaya probiotik, seperti makanan fermentasi, dapat memberikan manfaat bagi kesehatan pencernaan dan mempermudah tubuh menyerap vitamin yang dibutuhkan. 

Dengan demikian, upaya menjaga kesehatan tidak hanya bertumpu pada penambahan asupan, tetapi juga peningkatan kualitas sistem pencernaan secara keseluruhan.

Peran Konsultasi Medis dan Pencegahan Jangka Panjang

Pada sebagian pria lanjut usia, penggunaan obat-obatan tertentu menjadi kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Namun, mengabaikan efek samping obat terhadap penyerapan nutrisi dapat memperburuk kondisi kesehatan secara tidak sengaja. 

Oleh karena itu, penting bagi pasien yang mengonsumsi obat asam lambung atau obat diabetes dalam jangka panjang untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai dosis dan alternatif pencegahan defisiensi vitamin B12. Pendekatan ini membantu mengurangi risiko komplikasi yang dapat muncul akibat kekurangan nutrisi.

Dalam beberapa kasus, penggunaan suplemen vitamin B12 bisa menjadi solusi tambahan, terutama bagi individu yang mengalami penyerapan buruk atau gangguan pencernaan. 

“Pria dengan penyerapan yang buruk atau masalah pencernaan, seringkali, suntikan bermanfaat karena melewati usus. Jangan pernah mengonsumsi suplemen tanpa berkonsultasi dengan dokter,” ujar Pooja. Penjelasan tersebut menegaskan pentingnya pengawasan medis agar penanganan yang diberikan sesuai dengan kondisi tubuh.

Dengan memahami gejala, penyebab, dan langkah pencegahan kekurangan vitamin B12, pria lanjut usia dapat mengambil langkah aktif untuk menjaga kesehatan mereka.

Pencegahan dini, perbaikan pola makan, dan konsultasi rutin dengan tenaga medis dapat membantu menjaga stamina, fungsi saraf, serta kualitas hidup secara keseluruhan meski usia terus bertambah.

Terkini