JAKARTA - Menurunkan berat badan sering menjadi tujuan banyak orang, tetapi kesalahan dalam menerapkan pola diet bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Dokter spesialis gizi klinik, Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK(K), menegaskan bahwa diet ekstrem dapat menyebabkan penurunan berat badan drastis yang tidak sehat. Tubuh mungkin menjadi kurus, tetapi energi menurun karena kehilangan otot dan malnutrisi, sehingga tampilan tubuh tidak ideal.
Menurut Dr. Inge, penurunan berat badan yang terlalu cepat, misalnya tiga sampai empat kilogram dalam sepekan, dapat disertai berbagai gejala, mulai dari rasa lelah berlebihan, kulit kering dan kusam, mudah sakit, sering merasa kedinginan, hingga gangguan menstruasi pada wanita.
Hal ini menandakan bahwa diet yang dijalani belum seimbang dan kebutuhan gizi tubuh tidak terpenuhi.
Dampak Diet Ekstrem terhadap Metabolisme
Kesalahan dalam diet juga memengaruhi metabolisme tubuh. Dr. Inge menjelaskan bahwa tubuh akan berusaha mempertahankan energi yang tersisa jika asupan nutrisi tidak mencukupi, sehingga metabolisme melambat.
Kondisi ini dikenal sebagai “reserve”, yaitu upaya tubuh mempertahankan berat badan meski asupan terbatas. Akibatnya, metabolisme rendah membuat penurunan berat badan menjadi tidak efektif dan tubuh tetap lemas.
Selain itu, pengurangan asupan makanan secara drastis tanpa memperhatikan kebutuhan nutrisi utama dapat menyebabkan gangguan fungsi organ dan menurunnya daya tahan tubuh.
Diet yang salah tidak hanya membuat tubuh lemas, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit, karena sistem kekebalan tubuh terganggu akibat kurangnya gizi dan cairan yang dibutuhkan tubuh.
Strategi Diet Sehat dan Seimbang
Untuk menurunkan berat badan secara aman, Dr. Inge menyarankan agar pola diet disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing dan dilakukan berdasarkan konsultasi dengan tenaga profesional.
Langkah pertama adalah menghitung kebutuhan nutrisi harian, termasuk jumlah protein dari telur, daging, ikan, atau ayam, serta karbohidrat dan lemak yang diperlukan. Sayur dan buah juga harus dikonsumsi cukup agar tubuh tetap kenyang dan energi tercukupi.
Selain itu, pengurangan makanan sumber lemak dan makanan digoreng sebaiknya dilakukan secara bertahap. Konsumsi berlebih karbohidrat dan lemak dapat diganti dengan sumber yang lebih sehat, misalnya nasi merah, daging tanpa lemak, atau ikan yang dikukus, dipanggang, atau dibakar.
Dengan cara ini, tubuh tetap mendapat gizi optimal, tidak lemas, dan metabolisme tetap stabil selama program diet.
Kombinasi Diet dan Aktivitas Fisik
Diet sehat sebaiknya dikombinasikan dengan aktivitas fisik teratur agar otot tetap terjaga dan metabolisme tubuh meningkat.
Olahraga tidak hanya membakar kalori, tetapi juga membantu menjaga massa otot agar tubuh tidak kehilangan energi penting. Dr. Inge menekankan pentingnya memasukkan latihan kardio serta resistance training secara rutin sesuai kondisi tubuh.
Selain itu, pemantauan progres diet menjadi kunci keberhasilan. Memastikan asupan kalori, protein, karbohidrat, lemak, serta vitamin dan mineral terpenuhi akan membantu tubuh menyesuaikan diri dengan pola hidup baru.
Diet yang tepat membuat tubuh tidak merasa kekurangan energi, tetap sehat, dan berat badan menurun secara bertahap namun stabil.
Dengan memahami tanda kesalahan diet, dampaknya pada metabolisme, serta strategi menerapkan pola diet yang seimbang, seseorang dapat menurunkan berat badan secara aman dan mencapai kondisi tubuh yang ideal.
Mengatur asupan nutrisi utama, memilih sumber makanan sehat, mengurangi makanan berlemak secara bertahap, dan menambahkan olahraga teratur adalah langkah penting agar diet tidak hanya menurunkan angka di timbangan tetapi juga menjaga kesehatan jangka panjang.