Konsumsi Soda Setiap Hari Dapat Mengancam Kesehatan Tubuh Secara Signifikan

Senin, 24 November 2025 | 11:32:29 WIB
Konsumsi Soda Setiap Hari Dapat Mengancam Kesehatan Tubuh Secara Signifikan

JAKARTA - Minuman bersoda memang menyegarkan, namun konsumsi rutin bisa menimbulkan masalah pencernaan. 

Soda tinggi gula, khususnya fruktosa, menarik lebih banyak air ke usus sehingga feses menjadi lebih encer dan dapat memicu diare bagi orang yang sensitif.

Selain itu, karbonasi dalam soda menyebabkan gas masuk ke saluran pencernaan. Gas ini bisa keluar melalui sendawa atau tertahan di perut sehingga menimbulkan kembung. Kombinasi kandungan gula dan karbonasi membuat perut mudah terasa tidak nyaman.

Kebiasaan minum soda juga meningkatkan risiko refluks asam lambung atau GERD. Sfingter esofagus bagian bawah bisa melemah sehingga isi lambung naik kembali ke kerongkongan. Gejala refluks ini semakin parah jika tubuh berbaring setelah mengonsumsi soda.

Gangguan Mikrobioma Usus

Usus manusia memiliki mikrobioma unik, terdiri dari bakteri, virus, jamur, dan organisme lainnya yang mendukung sistem pencernaan dan kekebalan tubuh. Konsumsi soda secara rutin dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma ini, kondisi yang dikenal sebagai disbiosis.

Disbiosis melemahkan lapisan usus, meningkatkan peradangan, dan berpotensi memicu berbagai penyakit kronis, termasuk diabetes, gangguan jantung, masalah neurologis, serta gangguan sistem imun. 

Dengan kata lain, soda tidak hanya memengaruhi perut secara langsung, tetapi juga kesehatan tubuh secara keseluruhan melalui mikrobioma.

Selain itu, pola makan tinggi gula, termasuk konsumsi soda, berkaitan dengan risiko depresi. Studi menunjukkan bahwa perubahan mikrobioma usus dapat meningkatkan kemungkinan depresi mayor. Soda, yang tinggi gula, mendorong efek ini sehingga kesehatan mental turut terdampak.

Efek pada Mulut dan Gigi

Soda juga memberi dampak negatif pada kesehatan mulut. Kandungan asam pada soda dengan pH antara 2 hingga 3 dapat mengikis enamel gigi, yang mulai rusak jika pH mulut turun di bawah 5,5.

Selain itu, gula dalam soda menjadi makanan bagi bakteri di mulut yang menghasilkan asam tambahan. Kondisi ini meningkatkan risiko gigi berlubang, serta radang gusi atau periodontitis. Bahkan soda diet, yang rendah gula, tetap memiliki sifat asam sehingga tetap berpotensi merusak gigi.

Perawatan gigi yang rutin, termasuk menyikat gigi dan berkumur, tetap tidak sepenuhnya menetralkan efek buruk soda. Konsumsi minuman ini sebaiknya dibatasi untuk menjaga kesehatan mulut jangka panjang.

Kenaikan Berat Badan dan Energi Tubuh

Soda tinggi kalori tetapi tidak memberikan rasa kenyang. Akibatnya, tubuh cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori dari makanan lain sehingga berat badan meningkat.

Kandungan gula juga memengaruhi metabolisme dan kadar energi tubuh. Lonjakan gula darah yang tiba-tiba dapat diikuti penurunan energi secara cepat, membuat tubuh merasa lelah meski baru saja minum soda.

Dalam jangka panjang, konsumsi soda secara rutin tidak hanya memicu obesitas, tetapi juga meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Dengan demikian, dampak soda terhadap tubuh meliputi pencernaan, mikrobioma, mulut, dan metabolisme, sehingga minuman ini sebaiknya dinikmati sesekali, bukan rutin setiap hari.

Terkini