JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dipandang memiliki potensi ganda: selain meningkatkan gizi masyarakat, program ini juga bisa menjadi katalisator penguatan UMKM.
Para ekonom menekankan pentingnya memperluas partisipasi UMKM agar dampak sosial dan ekonomi dapat dirasakan lebih merata di seluruh lapisan masyarakat.
Dorongan Ekonom Terhadap Partisipasi UMKM
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Didin S. Damanhuri, menekankan bahwa pelibatan UMKM dalam program MBG adalah langkah strategis untuk memperluas manfaat program.
Menurutnya, prinsip keadilan sosial seharusnya tercermin dalam pelaksanaan MBG dengan melibatkan sebanyak-banyaknya UMKM.
"Pelaksanaan MBG harus sebisa mungkin melibatkan para pelaku UMKM, sebanyak-banyaknya pelaku UMKM. Itu prinsip keadilannya," ujar Didin.
Dengan keterlibatan UMKM, dampak ekonomi dari program MBG diharapkan bisa dirasakan tidak hanya oleh penerima manfaat, tetapi juga oleh para pelaku usaha yang menyediakan makanan bergizi.
Hal ini penting, mengingat masih tingginya ketimpangan pendapatan masyarakat. Dengan memberdayakan UMKM, distribusi manfaat MBG tidak hanya berfokus pada konsumsi, tetapi juga pada peningkatan kapasitas ekonomi lokal.
Sinergi Program MBG dan Poin Asta Cita
Menurut Didin, keterlibatan UMKM sejalan dengan cita-cita pemerintah, termasuk poin ke-6 Asta Cita yang menekankan pemerataan ekonomi. Program MBG yang diintegrasikan dengan pemberdayaan UMKM dapat menjadi contoh konkret bagaimana program sosial bisa sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.
Jika lebih banyak UMKM yang terlibat dalam pengadaan dan distribusi makanan bergizi, efek multiplikatifnya akan semakin luas. Tidak hanya penyerapan tenaga kerja meningkat, tetapi juga kapasitas produksi lokal dan daya saing UMKM ikut terdorong.
Ini akan mendukung tujuan pemerintah menurunkan angka stunting serta memperkuat ketahanan pangan di tingkat daerah.
Selain itu, keterlibatan UMKM juga mendorong diversifikasi produk lokal yang lebih sehat dan bergizi. Dengan demikian, MBG bukan hanya program sosial semata, melainkan juga instrumen ekonomi yang menguatkan basis usaha mikro, kecil, dan menengah di berbagai wilayah.
Optimalkan Program Prioritas Presiden
Didin menekankan bahwa MBG sebaiknya tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian dari ekosistem program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Selain MBG, program swasembada pangan dan penempatan dana Rp 200 triliun di bank-bank BUMN juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika dioptimalkan untuk pemberdayaan UMKM.
Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah mengarahkan penyaluran kredit dari dana yang ditempatkan di bank BUMN untuk pengembangan UMKM. Hal ini tidak hanya meningkatkan kapasitas usaha, tetapi juga memperluas jaringan distribusi produk lokal.
Dengan cara ini, program MBG akan lebih efektif karena makanan bergizi dapat disuplai langsung dari pelaku UMKM yang tumbuh dan berkembang berkat dukungan pemerintah.
Didin menekankan pentingnya perencanaan dan arahan yang rinci agar UMKM dapat terlibat maksimal. Persiapan yang matang mencakup pelatihan, manajemen distribusi, hingga standar gizi yang harus dipenuhi.
Pendekatan ini memastikan program MBG tidak hanya sukses secara kuantitatif, tetapi juga berkualitas dan berkelanjutan.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Pelibatan UMKM dalam MBG diyakini akan memberikan efek positif ganda: meningkatkan kesejahteraan masyarakat penerima manfaat dan memperkuat ekonomi lokal.
Dengan penguatan UMKM, jumlah tenaga kerja yang terserap juga akan meningkat, sehingga menambah lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah.
Selain itu, keterlibatan UMKM memungkinkan inovasi produk makanan bergizi yang lebih bervariasi dan sesuai kebutuhan lokal. Pendekatan ini membantu menyesuaikan program dengan karakteristik setiap daerah, sekaligus mendukung usaha mikro dan kecil agar lebih kompetitif.
Program MBG yang dioptimalkan untuk melibatkan UMKM pun sejalan dengan target pemerintah menurunkan angka stunting, meningkatkan kualitas hidup, dan membangun fondasi ekonomi yang inklusif.
Dampak jangka panjangnya diharapkan mampu menurunkan ketimpangan pendapatan, memperluas lapangan kerja, dan memaksimalkan kontribusi UMKM terhadap pembangunan nasional.
Program Makan Bergizi Gratis memiliki potensi besar sebagai instrumen sosial sekaligus ekonomi. Dorongan para ekonom untuk memperluas keterlibatan UMKM menunjukkan bahwa program ini bisa lebih dari sekadar distribusi makanan bergizi.
Dengan penguatan UMKM, manfaat MBG akan dirasakan secara lebih merata, menciptakan efek ganda: meningkatkan gizi masyarakat dan memperkuat ekonomi lokal.
Optimalisasi program MBG, sinergi dengan program prioritas presiden, serta pengaturan dana untuk UMKM di bank BUMN, menjadi langkah strategis bagi pemerataan kesejahteraan di Indonesia.