JAKARTA - Kementerian Haji dan Umrah menegaskan bahwa persiapan keberangkatan jamaah haji 2026 telah dilakukan dengan sistem kloter terstruktur.
Setiap embarkasi memiliki jumlah kloter yang disesuaikan dengan kapasitas maskapai dan jumlah jamaah. Pembagian ini menjadi bagian dari upaya memastikan perjalanan haji berjalan aman, tertib, dan tepat waktu.
Langkah ini diterapkan untuk memudahkan koordinasi antara maskapai, bandara, dan pihak terkait agar seluruh jadwal penerbangan tersusun secara efisien. Dengan perencanaan matang, setiap jamaah dapat menempuh perjalanan menuju Tanah Suci tanpa harus menghadapi hambatan logistik.
Selain itu, pembagian kloter membantu memantau jumlah jamaah yang berangkat dari berbagai daerah. Hal ini penting untuk menjaga keteraturan keberangkatan sekaligus mengoptimalkan penggunaan fasilitas di embarkasi dan bandara.
Jadwal dan Jumlah Kloter Maskapai Garuda Indonesia
Maskapai Garuda Indonesia menjadi salah satu operator utama untuk penerbangan jamaah haji. Maskapai ini akan melayani rute dari berbagai daerah, termasuk Aceh, Medan, Padang, Jakarta, Solo, Yogyakarta, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok. Total terdapat 277 kloter yang menampung 101.954 jamaah beserta 552 petugas.
Jumlah kloter di setiap daerah ditentukan berdasarkan kapasitas penumpang dan rute yang optimal. Misalnya, Solo memiliki 80 kloter, Jakarta 33 kloter, dan Makassar 43 kloter. Hal ini memudahkan pengaturan jadwal penerbangan serta distribusi jamaah di bandara keberangkatan.
Garuda Indonesia menyiapkan armada dan staf pendukung untuk memastikan seluruh perjalanan berlangsung lancar. Penataan ini mencakup kesiapan fasilitas di bandara, koordinasi petugas, hingga monitoring rute penerbangan agar tidak terjadi penumpukan penumpang.
Rencana Penerbangan Maskapai Saudia Airlines
Selain Garuda, Saudia Airlines juga menjadi maskapai utama yang melayani jamaah haji. Maskapai ini menempuh rute dari Batam, Palembang, Lampung, Jakarta, Kertajati Jabar, hingga Surabaya.
Total kloter yang disiapkan mencapai 248, menampung 101.336 jamaah dan 494 petugas. Dengan demikian, jumlah keseluruhan jamaah mencapai 203.329 orang, ditambah petugas 1.046 orang, sehingga total keseluruhan menjadi 204.366 orang dengan 525 kloter.
Setiap embarkasi menyesuaikan jumlah kloter dengan kapasitas pesawat dan jadwal penerbangan yang diajukan ke otoritas penerbangan Arab Saudi. Misalnya, Surabaya memiliki 116 kloter, sementara Kertajati Jabar menyiapkan 40 kloter. Hal ini penting agar proses keberangkatan dan kepulangan jamaah dapat terkoordinasi dengan baik.
Saudia Airlines juga memastikan seluruh armada dan fasilitas pendukung siap menghadapi lonjakan penumpang selama musim haji. Koordinasi dilakukan dengan pihak bandara dan otoritas penerbangan untuk meminimalkan keterlambatan dan mengoptimalkan efisiensi operasional.
Koordinasi Jadwal dan Masa Tinggal Jamaah
Untuk menjamin keterpaduan keberangkatan dan kepulangan, kedua maskapai telah mengajukan jadwal penerbangan ke otoritas penerbangan sipil Arab Saudi (GACA).
Penyesuaian dilakukan dengan mempertimbangkan masa tinggal jamaah yang rata-rata 38 hingga 40 hari. Sistem ini juga mengutamakan efisiensi operasional tanpa menambah penerbangan baru, sekaligus memaksimalkan penggunaan pesawat dan kru.
Koordinasi tersebut menjadi langkah krusial agar rute penerbangan berjalan lancar, jamaah tidak menunggu lama di bandara, dan pelayanan tetap optimal. Dengan sistem kloter yang terstruktur, setiap embarkasi dapat mengatur fasilitas layanan, keamanan, serta kenyamanan jamaah selama proses keberangkatan dan kepulangan.
Langkah ini sekaligus menjadi dasar untuk evaluasi keberangkatan tahun-tahun berikutnya. Pemetaan kloter yang rapi membantu Kemenhaj dan maskapai menyesuaikan kapasitas armada, memperkuat koordinasi antarbandara, dan meningkatkan pengalaman jamaah agar perjalanan haji menjadi lebih nyaman dan terencana.