JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan pentingnya fondasi kepemimpinan yang kuat bagi generasi muda.
Menurutnya, seorang pemimpin tidak cukup hanya cerdas dan berilmu, tetapi juga harus memiliki integritas dan rendah hati sebagai pondasi amanah dalam memimpin.
“Banyak yang pintar, tetapi tidak semua bisa memimpin dengan hati. Ilmu adalah bekal, tetapi akhlak adalah kompas,” ujar Nasaruddin Umar dalam Kongres Rohis Nasional I 2025 di Jakarta. Kongres ini menjadi momentum penting dalam pembinaan Rohani Islam bagi pelajar di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini menegaskan bahwa pendidikan karakter menjadi komponen utama, sehingga pemimpin muda terbentuk dengan keseimbangan antara kapasitas intelektual dan moral. Penekanan pada akhlak dan disiplin menjadi landasan agar kepemimpinan dapat memberi manfaat nyata bagi masyarakat luas.
Akses Pendidikan dan Beasiswa untuk Generasi Muda
Kemenag memastikan peserta kongres memiliki kesempatan luas untuk mengakses pendidikan tinggi. Nasaruddin Umar menyebutkan akses ke Universitas Islam Negeri (UIN) akan dipermudah tanpa tes, dan beasiswa juga disiapkan bagi peserta yang berprestasi.
Selain itu, jalur beasiswa ke luar negeri dibuka untuk negara-negara seperti Mesir, Maroko, Arab Saudi, dan universitas di Eropa. Peserta dengan hafalan Al-Quran dan rekam jejak aktif dalam pembinaan Rohis menjadi prioritas utama, sehingga tidak ada peserta yang tertinggal karena masalah biaya.
Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan potensi generasi muda, sekaligus membangun kapasitas kepemimpinan yang berlandaskan ilmu dan akhlak. Dengan demikian, peserta kongres memperoleh akses pendidikan berkualitas yang seimbang dengan pembinaan karakter.
Pelatihan Kepemimpinan dan Pengembangan Karakter
Pemilihan Presiden Rohis pertama menjadi sarana praktik kepemimpinan nyata. Peserta dilatih berkomunikasi, membangun jejaring, mengambil keputusan, dan merumuskan visi yang relevan. Proses ini menciptakan pengalaman nyata dalam kepemimpinan yang memadukan teori dan praktik.
Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno menambahkan, kongres ini memadukan pembinaan karakter, kompetisi inovasi, dan pelatihan jejaring kepemimpinan. Selain pemilihan presiden, peserta mengikuti diskusi kebangsaan dan branding competition untuk mengasah kreativitas serta kemampuan adaptasi di era digital.
Kegiatan ini menjadi miniatur pelatihan kepemimpinan yang mengajarkan pentingnya disiplin, refleksi diri, dan keteladanan, sehingga peserta tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga siap menghadapi tantangan sosial dan budaya.
Investasi Jangka Panjang untuk Indonesia Emas 2045
Kemenag menegaskan bahwa Kongres Rohis Nasional I merupakan investasi strategis untuk mempersiapkan pemimpin masa depan Indonesia. Pembinaan pelajar diarahkan agar berdiri sebagai satu ekosistem pengembangan karakter bangsa, tidak terjebak dalam dikotomi antara sekolah umum dan madrasah.
Tujuannya adalah melahirkan generasi Muslim yang cerdas, moderat, adaptif, dan siap memimpin perubahan. Kongres ini menjadi pijakan penting dalam menyiapkan generasi muda yang berintegritas, berakhlak mulia, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat serta negara.
Melalui pembinaan karakter, akses pendidikan, pelatihan kepemimpinan, dan pengalaman praktis, Kemenag berharap peserta kongres dapat menjadi teladan bagi generasi muda lainnya. Dengan demikian, Indonesia dapat mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dengan pemimpin-pemimpin muda yang kompeten dan beretika.