JAKARTA - Kota Batam ditetapkan sebagai pilot project pertama di Indonesia untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 1 MW dan SPBU khusus nelayan.
Inisiatif ini menjadi langkah strategis pemerintah untuk mendorong energi terbarukan sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan. Program percontohan ini diharapkan mampu menjadi model pengembangan energi bersih yang efisien dan berdampak langsung pada komunitas pesisir.
Usulan penetapan Batam sebagai daerah percontohan dibawa oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Program ini dirancang untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi surya, menekan biaya operasional nelayan, dan mendorong keberlanjutan sumber daya laut.
Dengan adanya SPBU khusus, nelayan mendapatkan akses BBM yang lebih mudah dan harga lebih terjangkau.
Program PLTS 1 MW untuk Komunitas Nelayan
PLTS 1 MW yang akan dibangun di Batam menjadi salah satu inovasi utama untuk mendukung kebutuhan listrik nelayan dan masyarakat pesisir.
Pembangkit ini tidak hanya menyuplai energi ramah lingkungan, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Dengan listrik bersih, nelayan dapat mengoperasikan kapal, mesin pendingin, dan alat tangkap secara lebih efisien.
Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menyampaikan dukungan penuh terhadap program ini. Menurutnya, pemanfaatan energi surya menjadi bagian dari komitmen daerah untuk memperkuat energi terbarukan sekaligus meningkatkan produktivitas nelayan.
Proyek ini diharapkan memberi dampak langsung pada biaya operasional dan peningkatan pendapatan nelayan.
SPBU Khusus Nelayan: Solusi Akses BBM
Selain PLTS, Batam juga menjadi lokasi percontohan pembangunan SPBU khusus nelayan. Fasilitas ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar kapal secara lebih cepat, aman, dan hemat.
Dengan adanya SPBU khusus, nelayan tidak lagi harus antre atau mencari BBM di lokasi jauh yang sering menimbulkan kerugian waktu dan biaya.
Deputi Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Merah Putih Wilayah Sumatera, Panel Barus, menekankan bahwa SPBU khusus menjadi bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi nelayan.
Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah diharapkan mampu memperkuat rantai distribusi bahan bakar, sekaligus mendukung ketahanan energi lokal. Program ini juga dipandang sebagai solusi strategis untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha nelayan.
Dampak Positif dan Harapan Ke Depan
Program pilot project PLTS 1 MW dan SPBU khusus nelayan di Batam diproyeksikan menjadi model yang dapat direplikasi di daerah pesisir lain. Penerapan teknologi energi bersih dan kemudahan akses BBM diharapkan meningkatkan kesejahteraan nelayan secara signifikan.
Selain itu, proyek ini juga mendukung target pemerintah dalam penggunaan energi terbarukan dan pembangunan ekonomi berbasis sumber daya lokal.
Wali Kota Batam menekankan bahwa program ini akan melibatkan partisipasi aktif nelayan dan kelompok usaha setempat. Kolaborasi antara pemerintah, komunitas nelayan, dan sektor swasta menjadi kunci keberhasilan.
Dengan keberhasilan pilot project ini, Batam akan menjadi contoh nyata integrasi energi bersih dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, membuka peluang bagi inovasi serupa di seluruh Indonesia.