JAKARTA - Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang dapat menyerang satu atau kedua paru.
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai agen, mulai dari virus, bakteri, hingga jamur. Tidak semua jenis pneumonia bersifat menular. Seseorang bisa menularkan kuman penyebab pneumonia kepada orang lain, tetapi terpapar kuman tidak selalu menyebabkan pneumonia.
Kuman ini bisa memicu penyakit pernapasan lain, seperti pilek, sinusitis, atau bronkitis. Risiko infeksi meningkat pada kelompok rentan, termasuk lansia, perokok, dan mereka yang memiliki penyakit kronis atau sistem imun lemah.
Pneumonia dapat bervariasi dari gejala ringan hingga berat. Beberapa orang mungkin mengalami satu episode dengan gejala ringan, sementara lainnya harus menghadapi kondisi serius. Perbedaan ini bergantung pada jenis kuman penyebab, usia, dan kondisi kesehatan masing-masing.
Mekanisme penularan pneumonia juga berbeda-beda. Virus penyebab pneumonia, seperti influenza, RSV, dan coronavirus, menyebar melalui droplet saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara. Bakteri tertentu juga menular melalui droplet, seperti Mycoplasma pneumoniae dan Streptococcus pneumoniae.
Ada pula bakteri yang tidak menular melalui droplet, contohnya Legionella, yang dapat mencemari air di kolam, AC, atau pelembap udara. Pneumonia akibat jamur, termasuk Coccidioidomycosis dan Histoplasmosis, sama sekali tidak menular dari orang ke orang, tetapi bisa terjadi akibat menghirup spora jamur di lingkungan.
Masa Penularan dan Risiko Kesehatan
Lama masa penularan pneumonia bergantung pada penyebabnya. Pneumonia atipikal atau walking pneumonia dapat tetap menular selama beberapa minggu. Pneumonia bakteri biasanya tidak menular 48 jam setelah pengobatan antibiotik dimulai dan demam mereda.
Pneumonia akibat virus paling menular di awal gejala dan berakhir sekitar satu minggu, tergantung kondisi pasien. Pneumonia akibat jamur tidak menular sama sekali.
Kelompok yang paling rentan terhadap pneumonia adalah anak-anak usia di bawah 2 tahun, orang dewasa di atas 65 tahun, serta mereka dengan kondisi medis serius, seperti penyakit paru kronis, gangguan jantung, atau gangguan neurologis. Bayi dan balita memiliki sistem imun yang belum matang dan rentan terkena pneumonia serius.
Lansia memiliki sistem imun menurun, sehingga risiko infeksi berat meningkat. Orang dengan kondisi kesehatan serius dan sistem imun lemah lebih sulit melawan kuman penyebab pneumonia.
Meski bukan kelompok risiko tinggi, orang dewasa dari segala usia tetap bisa mengalami pneumonia. Penyakit ini merupakan salah satu alasan umum perawatan rumah sakit.
Langkah Pencegahan dan Perilaku Sehat
Pencegahan pneumonia dapat dilakukan dengan kebiasaan sederhana. Rajin mencuci tangan, menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut, serta menjauhi kontak dengan orang sakit dapat mengurangi risiko.
Menjaga kebersihan benda yang sering disentuh juga berperan penting. Gaya hidup sehat mendukung sistem imun agar tubuh lebih siap melawan kuman penyebab pneumonia. Tidur cukup, konsumsi makanan kaya vitamin dan mineral, serta olahraga rutin menjadi faktor kunci.
Menghindari rokok dan membatasi konsumsi alkohol turut membantu menjaga kekuatan pertahanan tubuh.
Vaksinasi juga merupakan cara efektif untuk menurunkan risiko infeksi. Vaksin yang direkomendasikan meliputi vaksin RSV, influenza, COVID-19, dan pneumokokus. Vaksin ini membantu tubuh mengenali kuman penyebab pneumonia sehingga reaksi imun lebih cepat dan infeksi lebih ringan bila terjadi. Perhatian terhadap vaksinasi penting terutama bagi anak-anak, lansia, dan orang dengan kondisi medis tertentu.
Pemulihan dan Kesiapan Aktivitas Kembali
Pemulihan pneumonia biasanya memakan waktu beberapa minggu. Setelah demam hilang minimal 24 jam tanpa obat penurun panas dan gejala mulai membaik, seseorang umumnya bisa kembali beraktivitas.
Meski begitu, tetap berhati-hati saat berinteraksi dengan orang lain, terutama mereka yang sistem imunnya lemah. Menjaga jarak dan mengenakan masker saat dekat orang lain tetap dianjurkan pasca-pemulihan. Hal ini penting karena meski gejala membaik, tubuh masih membutuhkan waktu untuk pulih sepenuhnya.
Kesadaran akan penularan dan pencegahan pneumonia harus diterapkan secara konsisten. Semua orang, terutama anak-anak, lansia, dan orang dengan kondisi kesehatan tertentu, dapat meminimalkan risiko dengan kombinasi kebiasaan higienis, pola makan sehat, vaksinasi, dan pemantauan kondisi tubuh. Pencegahan lebih efektif dibandingkan pengobatan setelah infeksi terjadi.