Prospek Harga Batu Bara Global Menguat dengan Rebound Terkendali

Sabtu, 25 Oktober 2025 | 13:04:35 WIB
Prospek Harga Batu Bara Global Menguat dengan Rebound Terkendali

JAKARTA - Harga batu bara global menutup perdagangan akhir pekan dengan koreksi tipis, namun tetap menunjukkan tren stabil dalam beberapa periode terakhir. 

Di pasar ICE Newcastle, kontrak pengiriman bulan depan tercatat turun 0,1 persen menjadi USD104,1 per ton. Meski demikian, secara akumulatif harga batu bara selama pekan ini menguat 0,63 persen. 

Dalam jangka waktu satu bulan, batu bara mencatat penurunan tipis 0,9 persen, sementara sepanjang tahun berjalan, harga telah mengalami koreksi hampir 17 persen.

Faktor utama yang memengaruhi penurunan ini berasal dari sektor teknologi. Awalnya, perkembangan kecerdasan buatan (AI) diperkirakan akan mendorong lonjakan konsumsi energi, termasuk batu bara. 

Namun, laporan terbaru menunjukkan fokus AI kini beralih pada efisiensi energi. Sistem komputasi ringan dan hemat energi menjadi prioritas, sehingga lonjakan permintaan listrik yang diperkirakan sebelumnya kemungkinan tidak akan sebesar perkiraan awal.

Selain itu, produsen turbin pembangkit listrik, seperti GE Vernova Inc, menilai investasi di sektor pembangkitan energi besar berpotensi melambat. Reaksi pasar terlihat cepat, menyebabkan saham perusahaan utilitas dan pembangkit listrik mengalami koreksi tajam. 

Indeks UBS yang melacak kinerja emiten sektor ini anjlok sekitar 12 persen dalam lima hari perdagangan terakhir. Penurunan prospek ekspansi kapasitas listrik secara otomatis menekan permintaan terhadap energi primer seperti batu bara.

Peluang Rebound dari Titik Jenuh Jual

Meskipun ada koreksi, indikator teknikal menunjukkan potensi rebound jangka pendek. Grafik mingguan menunjukkan dominasi tren bearish, tercermin dari nilai Relative Strength Index (RSI) di level 42, di bawah ambang 50 yang menandakan kecenderungan turun. 

Namun, indikator Stochastic RSI berada di level 23, menunjukkan batu bara telah mencapai area oversold atau jenuh jual. Kondisi ini sering diikuti oleh fase pemulihan teknikal, terutama jika muncul katalis pendukung dari sisi fundamental atau sentimen pasar. 

Target resisten terdekat berada di kisaran USD108 hingga USD110 per ton. Bila harga menembus area ini, momentum beli dapat meningkat, mendorong harga menuju target berikutnya di kisaran USD123 per ton.

Sebaliknya, bila tekanan jual kembali meningkat, harga berisiko menembus support di USD101 per ton dan kemungkinan turun lebih dalam ke rentang USD97 hingga USD81 per ton. Dengan demikian, pekan depan menjadi periode penting untuk menentukan arah pergerakan harga batu bara global.

Transisi Energi dan Permintaan Batu Bara

Prospek fundamental batu bara masih dipengaruhi oleh transisi energi bersih yang berjalan secara global. Permintaan dari sektor industri dan teknologi belum menunjukkan akselerasi signifikan, sehingga katalis besar untuk mendorong lonjakan harga belum muncul. 

Para pelaku pasar tetap mengamati perkembangan energi terbarukan dan kebijakan pemerintah terkait pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Namun, jika harga mampu bertahan di atas level psikologis USD100 per ton, dan disertai rebound pasar energi secara umum, batu bara berpotensi memasuki fase konsolidasi menuju penguatan moderat menjelang akhir tahun. 

Investor juga perlu mencermati kebijakan negara pengimpor utama serta faktor cuaca yang memengaruhi ketersediaan pasokan batu bara. Sentimen makro kini lebih dipengaruhi oleh proyeksi jangka menengah, bukan sekadar fluktuasi pasokan atau cuaca seperti tahun-tahun sebelumnya. 

Fokus pada efisiensi energi dan pengembangan teknologi bersih menjadi penentu permintaan, sehingga pelaku pasar menyesuaikan strategi perdagangan mereka berdasarkan indikator teknikal dan psikologis.

Strategi Investor dan Prospek Jangka Pendek

Bagi investor, memahami titik jenuh jual dan level resisten sangat penting untuk mengantisipasi pergerakan harga. Rebound teknikal bisa menjadi momentum bagi pembelian strategis, sementara level support menjadi acuan untuk mengelola risiko. 

Konsolidasi harga di kisaran USD100 per ton memberikan indikasi bahwa pasar mulai menemukan pijakan baru.

Selain itu, faktor eksternal seperti kebijakan energi global, perkembangan teknologi AI, dan dinamika permintaan industri turut menentukan arah harga batu bara. Dengan manajemen risiko yang tepat, investor dapat memanfaatkan volatilitas pasar untuk memperoleh keuntungan sekaligus menjaga portofolio dari tekanan koreksi mendadak.

Secara keseluruhan, meski pasar global masih diwarnai ketidakpastian arah permintaan energi, peluang penguatan harga batu bara tetap terbuka, terutama bila didukung rebound teknikal dan faktor fundamental yang stabil. 

Hal ini menandakan bahwa batu bara masih memiliki peran strategis dalam pemenuhan kebutuhan energi global dan menjadi komoditas yang patut diperhatikan hingga akhir tahun.

Terkini