Pemerintah Percepat Reaktivasi Kereta Api Rangkasbitung-Pandeglang

Kamis, 23 Oktober 2025 | 14:39:25 WIB
Pemerintah Percepat Reaktivasi Kereta Api Rangkasbitung-Pandeglang

JAKARTA - Pemerintah Provinsi Banten mempersiapkan reaktivasi jalur kereta api Rangkasbitung–Pandeglang sebagai langkah strategis memperkuat konektivitas regional dan menghadirkan transportasi publik modern yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan aman. 

Proyek ini menjadi bagian dari transformasi transportasi nasional melalui elektrifikasi dan peningkatan sistem persinyalan di beberapa jalur utama.

Persiapan dan Tahapan Konstruksi

Gubernur Banten Andra Soni menegaskan, reaktivasi jalur Rangkasbitung–Pandeglang akan memasuki tahap konstruksi pada 2027 setelah persiapan awal dilakukan pada 2026. Tahapan tersebut mencakup sosialisasi, sterilisasi jalur, dan kajian teknis untuk memastikan proyek berjalan lancar dan sesuai standar keselamatan.

“Tahun depan kita mulai kajian. Kemudian tahun 2027 sudah bisa konstruksi. Ini penting bagi kita karena akan membuka akses menuju Pandeglang,” ujarnya. 

Selain itu, PT KAI juga akan meningkatkan sistem persinyalan di jalur Tanah Abang–Rangkasbitung untuk mempercepat dan mengefisienkan perjalanan kereta. Pemprov Banten menekankan perannya dalam penertiban jalur untuk mendukung kelancaran reaktivasi proyek ini.

Elektrifikasi dan Transformasi Transportasi Nasional

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menekankan bahwa elektrifikasi seluruh jalur kereta api merupakan langkah besar menuju transportasi ramah lingkungan. Program ini mendukung ketahanan energi nasional dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak dan mempercepat transisi menuju energi bersih.

“Tiga titik awal elektrifikasi meliputi jalur Padalarang–Cicalengka, Cikarang–Cikampek, serta Tanah Abang–Rangkasbitung, yang difokuskan pada peningkatan sistem persinyalan dan frekuensi perjalanan,” katanya. 

Kerja sama antara PT KAI dan PT PLN diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik, memperluas kapasitas, dan mendorong penggunaan energi hijau yang bersih.

Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin menambahkan, elektrifikasi seluruh jalur direncanakan rampung dalam 10 tahun ke depan melalui skema kerja sama bisnis tanpa membebani APBN. “Berapapun suplainya, selalu terserap oleh masyarakat,” ujarnya, menegaskan tingginya minat publik terhadap transportasi massal berbasis kereta api.

Peningkatan Frekuensi dan Kapasitas Layanan

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten Tri Nurtopo menyampaikan bahwa frekuensi perjalanan kereta Rangkasbitung–Tanah Abang akan meningkat dari sebelumnya setiap 10 menit menjadi 4–5 menit. 

Pengerjaan infrastruktur persinyalan akan dimulai tahun 2026 untuk memastikan perjalanan lebih cepat, aman, dan nyaman bagi pengguna jasa.

Untuk jalur Rangkasbitung–Merak, Pemprov Banten akan melakukan kajian elektrifikasi sebagai dasar pemerintah pusat untuk menentukan skema elektrifikasi yang tepat. Hal ini menjadi bagian dari upaya memodernisasi seluruh jalur kereta api di Banten, menjadikannya lebih andal dan efisien.

Dampak dan Harapan Masa Depan

Proyek reaktivasi dan elektrifikasi jalur kereta di Banten diharapkan membawa dampak signifikan terhadap mobilitas masyarakat, efisiensi transportasi, dan pengurangan emisi karbon. 

Dengan sistem kereta api yang lebih cepat, aman, dan terjangkau, masyarakat akan semakin terdorong menggunakan transportasi publik dibanding kendaraan pribadi, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan kualitas hidup perkotaan.

Selain itu, transformasi ini menjadi langkah strategis memperluas metropolitan Jakarta dengan konektivitas yang lebih baik ke wilayah Banten, mendorong perkembangan ekonomi, dan mendukung pembangunan infrastruktur modern. 

Pemerintah menegaskan bahwa kombinasi kajian teknis, peningkatan persinyalan, dan elektrifikasi akan menciptakan transportasi publik yang handal, aman, dan ramah lingkungan bagi seluruh masyarakat.

Secara keseluruhan, reaktivasi jalur Rangkasbitung–Pandeglang menunjukkan komitmen Pemprov Banten dalam menghadirkan transportasi publik modern dan efisien.

Dengan persiapan matang, kolaborasi lintas lembaga, dan teknologi terkini, jalur ini diharapkan menjadi tulang punggung transportasi regional yang mendukung mobilitas, pembangunan ekonomi, dan lingkungan yang lebih bersih.

Terkini