JAKARTA - Rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 TNI ditandai dengan parade kapal perang atau sailing pass di Teluk Jakarta, yang disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Parade ini dipimpin oleh KRI Brawijaya-320, kapal perang terbesar di Asia Tenggara, yang menjadi simbol kekuatan laut Indonesia.
Acara ini juga dihadiri oleh Wapres Gibran Rakabuming, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Agus Subiyanto, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono, serta sejumlah menteri Kabinet Merah Putih.
Presiden beserta rombongan berangkat dari Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, dan menyaksikan seluruh rangkaian parade dari atas KRI Dokter Radjiman Wedyodiningrat.
Momen ini menjadi bukti perhatian pemerintah terhadap kekuatan TNI dan komitmen untuk terus menjaga kedaulatan negara. Kehadiran Presiden juga memperlihatkan dukungan penuh terhadap modernisasi armada laut dan kesiapan prajurit TNI dalam menghadapi berbagai tantangan.
Kekuatan Laut TNI Ditampilkan Maksimal
TNI Angkatan Laut mengerahkan pasukan khusus laut serta 51 unsur kapal perang yang terdiri dari 6 fregat, 10 korvet, 2 kapal selam, 3 kapal LST dan LPD, 16 kapal cepat, 2 kapal ranjau, 6 kapal patroli, 4 kapal bantu, dan 2 kapal latih taruna Akademi Angkatan Laut, yaitu KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci.
Parade ini menegaskan kekuatan strategis Indonesia di laut, sekaligus kesiapan TNI untuk menjaga perairan nasional dari ancaman apa pun. KRI Brawijaya-320, sebagai kapal perang terbesar, menjadi pusat perhatian dan simbol modernisasi kekuatan pertahanan laut Indonesia.
Selain itu, penggunaan berbagai jenis kapal menunjukkan kemampuan TNI AL dalam menjalankan operasi gabungan yang kompleks. Latihan dan koordinasi antar kapal perang ini menunjukkan profesionalisme tinggi prajurit serta kecanggihan peralatan yang dimiliki.
Kegiatan ini juga menjadi sarana pembelajaran bagi generasi muda militer mengenai pentingnya strategi pertahanan laut dan penguasaan teknologi.
Tanda Kehormatan Bagi Prajurit Berprestasi
Di atas KRI Dokter Radjiman Wedyodiningrat-992, Presiden Prabowo memberikan tanda kehormatan Bintang Yudha Dharma Pratama dan Samkaryanugraha kepada prajurit dan satuan TNI berprestasi.
Bintang Yudha Dharma Pratama merupakan penghargaan tertinggi pemerintah untuk menghormati jasa dharma bakti seseorang yang memberikan manfaat besar bagi bangsa dan negara.
Pemberian tanda kehormatan ini menunjukkan apresiasi pemerintah terhadap dedikasi tinggi para prajurit TNI yang konsisten menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.
Setiap prajurit yang menerima penghargaan ini telah menunjukkan prestasi luar biasa, baik dalam tugas operasional maupun pengabdian kepada masyarakat.
Penghargaan ini juga menjadi motivasi bagi seluruh prajurit lain untuk meningkatkan disiplin, keterampilan, dan loyalitas terhadap negara. Momen ini memperlihatkan bahwa pengorbanan dan kerja keras prajurit diakui, dihormati, dan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas.
Momentum Kebanggaan dan Persatuan Bangsa
Perayaan HUT ke-80 TNI tidak hanya sebagai ajang pamer kekuatan, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan, disiplin, dan integritas prajurit TNI dalam menjaga kedaulatan negara.
Parade kapal perang dan pemberian penghargaan menjadi wujud nyata pengakuan atas pengabdian TNI yang konsisten sepanjang sejarah. Kegiatan ini memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa melalui apresiasi terhadap dedikasi militer.
Selain itu, parade ini menegaskan komitmen TNI untuk terus berinovasi menghadapi tantangan pertahanan di masa depan. Kesiapan armada laut, latihan gabungan, dan koordinasi pasukan menjadi bukti profesionalisme tinggi serta tanggung jawab prajurit dalam menjaga keamanan nasional.
Acara ini juga menginspirasi generasi muda untuk menghargai jasa-jasa prajurit dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. Dengan rangkaian kegiatan ini, TNI membuktikan bahwa pengabdian mereka tidak sekadar tugas, tetapi wujud nyata cinta dan dedikasi terhadap bangsa.
Kekuatan TNI yang diperlihatkan melalui parade, simbol kapal perang modern, serta penghargaan prestasi prajurit, menjadi tanda bahwa Indonesia siap menghadapi berbagai tantangan.
Momentum ini menjadi simbol kebanggaan nasional sekaligus pengingat bahwa persatuan dan kesiapan pertahanan adalah fondasi penting bagi kedaulatan negara.