Batu Bara

Harga Batu Bara Sentuh Level Tertinggi Dua Bulan, Analis Peringatkan Potensi Koreksi Pasar

Harga Batu Bara Sentuh Level Tertinggi Dua Bulan, Analis Peringatkan Potensi Koreksi Pasar
Harga Batu Bara Sentuh Level Tertinggi Dua Bulan, Analis Peringatkan Potensi Koreksi Pasar

JAKARTA — Harga batu bara global kembali menanjak dan menyentuh level tertinggi dalam hampir dua bulan terakhir. Namun, penguatan yang cepat ini turut memicu kekhawatiran pelaku pasar atas potensi koreksi harga dalam waktu dekat.

Berdasarkan data Bloomberg per perdagangan Selasa, harga batu bara kontrak aktif di pasar ICE Newcastle ditutup menguat 0,54% ke posisi US$ 111,1 per metrik ton. Ini menjadi level tertinggi sejak 2 April 2025, memperpanjang reli positif selama tiga hari berturut-turut.

Secara akumulatif, harga batu bara telah melonjak 5,72% dalam tiga hari terakhir. Kendati demikian, secara tahunan (year-to-date), harga masih mencatatkan penurunan 16%, dan dalam rentang 12 bulan terakhir telah terkoreksi hingga 25%.

Kenaikan harga batu bara ini terjadi di tengah tren menguatnya harga minyak dunia, yang turut memperkuat sentimen positif di pasar energi global. Namun, sejumlah analis mengingatkan bahwa reli ini bisa bersifat sementara karena ada beberapa sinyal teknikal yang menunjukkan kondisi pasar mulai memasuki wilayah jenuh beli.

Indikator Teknikal Tunjukkan Sinyal Overbought

Secara teknikal, harga batu bara kini masuk dalam zona bullish. Hal ini ditunjukkan melalui indikator Relative Strength Index (RSI) yang mencapai 71,09, di mana angka di atas 50 menunjukkan kekuatan tren naik yang sedang berlangsung.

Namun, potensi koreksi juga tidak bisa diabaikan. Indikator Stochastic RSI sudah menyentuh angka maksimal di level 100, yang berarti aset berada dalam kondisi overbought atau jenuh beli. Hal ini menandakan peluang besar bagi pasar untuk mengalami pembalikan arah atau koreksi dalam waktu dekat.

"Walaupun tren masih menunjukkan penguatan, pergerakan cepat dalam beberapa hari terakhir bisa memicu aksi ambil untung dari investor, yang akhirnya menekan harga," demikian analisis dari Bloomberg Technoz.

Proyeksi Harga Batu Bara: Support dan Resistance

Dengan kondisi teknikal yang semakin menegangkan, investor diminta mencermati level-level kunci sebagai indikator arah pergerakan harga selanjutnya.

Support terdekat saat ini berada di kisaran US$ 108 per ton, yang juga merupakan level Simple Moving Average (SMA) 5. Jika harga menembus level ini, maka skenario pesimistis membawa harga menuju US$ 105 per ton.

Sementara itu, resisten terdekat berada pada level US$ 114 per ton (SMA100), dan target optimistis jangka pendek ditetapkan di level US$ 130 per ton (SMA200).

“Batu bara telah menguat tajam, tetapi saat ini pasar sangat sensitif terhadap indikator teknikal dan perkembangan makro global, termasuk pergerakan harga minyak serta outlook permintaan dari negara-negara importir utama seperti China dan India,” tambah analis tersebut.

Pengaruh Eksternal dan Ketidakpastian Global

Reli harga batu bara juga tidak terlepas dari dinamika global yang memengaruhi keseimbangan penawaran dan permintaan. Salah satu faktor pemicu adalah naiknya harga minyak mentah yang turut mengerek harga komoditas energi lain, termasuk batu bara.

Selain itu, sejumlah negara konsumen utama batu bara seperti China mengalami gangguan rantai pasok domestik akibat cuaca ekstrem dan kebijakan pembatasan produksi demi alasan lingkungan. Hal ini mendorong permintaan terhadap pasokan batu bara dari luar negeri.

Namun demikian, pasar juga dihadapkan pada ketidakpastian global, termasuk kebijakan transisi energi yang mulai menggeser porsi konsumsi batu bara dalam bauran energi dunia.

Waspada Aksi Spekulatif di Tengah Tren Naik

Para pelaku pasar dan trader komoditas diingatkan untuk tetap waspada terhadap aksi spekulatif yang kerap terjadi saat harga komoditas melonjak tajam dalam waktu singkat. Dalam situasi seperti ini, volatilitas harga cenderung meningkat dan bisa berujung pada koreksi tajam jika ekspektasi pasar tidak tercapai.

Investor disarankan untuk tidak hanya mengandalkan analisis teknikal jangka pendek, tetapi juga mempertimbangkan data fundamental dan kebijakan global yang berdampak langsung terhadap pergerakan harga batu bara.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index