Harga TBS Riau

Harga TBS Riau Bergerak Fluktuatif, Petani Harus Mengatur Strategi Penjualan

Harga TBS Riau Bergerak Fluktuatif, Petani Harus Mengatur Strategi Penjualan
Harga TBS Riau Bergerak Fluktuatif, Petani Harus Mengatur Strategi Penjualan

JAKARTA - Menjelang pergantian tahun, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Provinsi Riau menunjukkan pergerakan fluktuatif. 

Dinamika ini terjadi berdasarkan laporan harga Crude Palm Oil (CPO) dari perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Tim Penetapan Harga TBS. Kondisi ini akan menjadi dasar penetapan harga TBS selama tiga minggu ke depan hingga pertengahan Januari 2026.

Pergerakan Harga CPO Menjadi Indikator

Harga CPO yang dilaporkan perusahaan menjadi indikator utama bagi petani sawit. Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Riau menekankan pergerakan harga fluktuatif akhir tahun ini cukup menentukan. 

Ada perusahaan yang mencatat kenaikan, sementara sebagian besar harga mengalami penurunan, namun masih kompetitif di pasar.

Meski terjadi penurunan di beberapa perusahaan, pasar secara umum tetap stabil. Harga CPO ini akan dijadikan dasar penetapan harga TBS hingga tiga minggu ke depan. Petani diharapkan tetap tenang karena mekanisme penetapan mengikuti perkembangan aktual dan formula yang berlaku.

Koreksi Harga di Beberapa Perusahaan

Dari data yang menjadi sampel penetapan harga, sejumlah perusahaan mengalami koreksi harga CPO. Grup PTPN IV Regional 3 menjadi contoh, di mana seluruh unit mencatat penurunan seragam sebesar Rp156,94 per kilogram. Penurunan ini menjadi perhatian petani karena berpengaruh langsung terhadap pendapatan mereka.

Sementara itu, beberapa perusahaan mencatat kenaikan tipis harga CPO. Contohnya PT Sari Lembah Subur dan PT Adimulia Agrolestari. Kenaikan tersebut meski kecil, tetap menjadi sinyal positif bagi petani yang mengandalkan CPO sebagai sumber utama pendapatan.

Daftar Harga CPO Terkini

Berikut daftar harga CPO dari perusahaan-perusahaan di Riau untuk minggu ini. PTPN IV Regional 3 Sei Buatan, Sei Tapung, Sei Intan, Tanah Putih, dan Lubuk Dalam mencatat Rp14.181,56 per kilogram. Harga tersebut mengalami penurunan seragam sebesar Rp156,94 per kilogram.

Perusahaan lain yang mengalami koreksi lebih kecil antara lain PT Eka Dura Indonesia dan PT Kimia Tirta Utama masing-masing turun Rp35 per kilogram menjadi Rp14.451,00. PT IIS PMKS Ukui Satu dan Ukui Dua turun masing-masing Rp75 dan Rp165 per kilogram, sementara PT IIS PMKS Buatan Satu dan Dua turun Rp50–75 per kilogram.

Perusahaan dengan Harga Naik

Beberapa perusahaan mencatat kenaikan harga tipis pada periode yang sama. PT Sari Lembah Subur naik Rp101 per kilogram menjadi Rp14.451,00. PT Adimulia Agrolestari juga mencatat kenaikan Rp5,60 per kilogram menjadi Rp14.200,00. Kondisi ini menunjukkan bahwa fluktuasi harga tidak merata dan ada peluang bagi petani tertentu.

Selain itu, sejumlah perusahaan tidak mengalami perubahan harga. PT Indomakmur Sawit Berjaya, PT Serikat Putra Lubuk Raja, PT Indriplant Napal, dan PT Salim Ivomas Pratama Sungai Dua tetap stabil pada level harga masing-masing. Konsistensi harga ini membantu sebagian petani merencanakan strategi produksi dan penjualan.

Implikasi bagi Petani dan Pasar

Fluktuasi harga TBS ini mengharuskan petani sawit lebih waspada dalam merencanakan panen dan penjualan. Pergerakan harga CPO menjadi indikator penting dalam menentukan strategi distribusi. Petani perlu memantau perkembangan harga setiap minggu untuk mengantisipasi penurunan yang dapat berdampak pada pendapatan.

Selain itu, mekanisme penetapan harga yang mengikuti perkembangan aktual memastikan transparansi. Petani dapat menyesuaikan pengelolaan hasil kebun berdasarkan harga yang berlaku. Dengan pemahaman fluktuasi harga CPO dan TBS, petani dapat memaksimalkan keuntungan dan mengurangi risiko kerugian pada masa libur akhir tahun.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index