JAKARTA - Pasar saham Asia mengalami tekanan pada perdagangan Kamis, dipicu aksi jual di sektor teknologi.
Kekhawatiran atas besarnya belanja infrastruktur kecerdasan buatan (AI) membuat investor berhati-hati. Selain itu, rangkaian rapat bank sentral global yang akan digelar menambah ketidakpastian arah pasar.
Tekanan di Sektor Teknologi
Saham teknologi menjadi sorotan utama di tengah sentimen negatif investor. Saham Nvidia dan Oracle mencatat penurunan signifikan yang memengaruhi indeks pasar. Kekhawatiran muncul dari potensi belanja modal besar dan risiko pembakaran kas pada proyek AI.
Koreksi di sektor ini juga mempengaruhi indeks MSCI Asia-Pasifik yang melemah 0,5%. Bursa Korea Selatan turun 1,3%, Hang Seng Hong Kong turun 0,5%, dan Nikkei Jepang turun 1,2%. Pergerakan ini menandai respons investor terhadap ketidakpastian teknologi dan prospek pertumbuhan perusahaan.
Perhatian pada Bank Sentral
Investor menantikan keputusan kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral utama. ECB, Norges Bank, dan Riksbank diperkirakan mempertahankan suku bunga, sementara Bank of Japan akan menaikkan suku bunga meski arah ke depan masih tanda tanya. Hal ini mencerminkan perbedaan strategi moneter antarnegara yang membuat investor lebih selektif.
Pasar fokus pada efek kebijakan ini terhadap nilai tukar, inflasi, dan imbal hasil obligasi. Ketidakpastian arah suku bunga menimbulkan volatilitas di pasar ekuitas dan valuta asing. Investor juga menunggu data inflasi AS untuk menilai potensi perubahan langkah Federal Reserve.
Komoditas dan Geopolitik
Harga minyak melanjutkan reli akibat pemblokadean kapal tanker sanksi Venezuela. Kenaikan ini didukung permintaan yang stabil dan situasi geopolitik yang memengaruhi pasokan energi. Sementara itu, perak mencetak rekor tertinggi, yang turut menopang harga emas meski sedikit terkoreksi.
Kondisi ini menunjukkan korelasi antara geopolitik dan pasar komoditas. Investor memanfaatkan peluang perdagangan jangka pendek untuk menyesuaikan portofolio. Penguatan harga energi menjadi faktor penopang stabilitas pasar di tengah ketidakpastian global.
Pergerakan Pasar Eropa dan Amerika
Poundsterling tertekan menyusul data inflasi Inggris yang turun di bawah perkiraan, meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga BoE.
Di Amerika Serikat, Federal Reserve menilai masih ada ruang untuk menurunkan suku bunga di tengah pelemahan pasar tenaga kerja. Data inflasi AS menjadi sorotan investor untuk mengantisipasi arah kebijakan moneter selanjutnya.
Pergerakan ini memengaruhi mata uang global dan imbal hasil obligasi. Euro stabil menjelang keputusan ECB, sementara yield Treasury 10 tahun tetap di level sekitar 4,14%. Investor menyeimbangkan portofolio untuk menghadapi ketidakpastian di Eropa dan Amerika sekaligus.
Outlook dan Strategi Investor
Investor menunda langkah agresif menunggu kepastian arah suku bunga dan laporan ekonomi utama. Kenaikan harga minyak dan stabilitas perak menjadi fokus untuk diversifikasi portofolio. Strategi berhati-hati ini mencerminkan kehati-hatian pasar menghadapi volatilitas global yang tinggi.
Koreksi pasar saham dan tekanan teknologi menandai perlunya seleksi aset yang cermat. Investor memantau perkembangan regulasi AI dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Dengan menyesuaikan strategi, investor berharap bisa menjaga stabilitas portofolio dalam jangka menengah.