PLTS

PLTS Terapung Cirata Dorong Percepatan Ekspansi Energi Surya Nasional

PLTS Terapung Cirata Dorong Percepatan Ekspansi Energi Surya Nasional
PLTS Terapung Cirata Dorong Percepatan Ekspansi Energi Surya Nasional

JAKARTA - Pengembangan energi surya di Indonesia terus bergerak maju melalui optimalisasi aset yang telah beroperasi. 

Salah satu inisiatif yang tengah dikaji adalah rencana penambahan kapasitas PLTS Terapung Cirata di Jawa Barat.

PT PLN Nusantara Power saat ini sedang melakukan kajian awal untuk memperluas kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Cirata. Proyek ini berlokasi di Purwakarta dan menjadi salah satu tonggak pengembangan energi surya nasional.

PLTS Terapung Cirata dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di Asia Tenggara. Keberadaannya menjadi simbol pemanfaatan ruang air sebagai sumber energi bersih yang berkelanjutan.

Kapasitas Eksisting dan Potensi Pengembangan

Saat ini, PLTS Terapung Cirata memiliki kapasitas terpasang sebesar 145 megawatt alternating current atau setara 192 megawatt peak. Pembangkit ini telah beroperasi secara komersial sejak November 2023.

Dengan pengalaman operasional tersebut, peluang pengembangan lanjutan mulai dipertimbangkan. Potensi kapasitas yang dikaji ke depan dapat meningkat hingga mencapai 550 MWac.

Rencana pengembangan tersebut masih berada pada tahap studi awal. Kajian dilakukan untuk memastikan aspek teknis, ekonomi, dan lingkungan dapat terpenuhi secara optimal.

Tahap Awal Kajian Pengembangan

Pihak pengelola menegaskan bahwa rencana perluasan kapasitas belum memasuki tahap keputusan final. Seluruh proses masih difokuskan pada pengumpulan data dan analisis awal.

Kajian ini mencakup evaluasi kebutuhan sistem kelistrikan serta kesiapan infrastruktur pendukung. Faktor keberlanjutan juga menjadi pertimbangan utama dalam setiap tahapan.

Pendekatan yang hati-hati diambil agar pengembangan berjalan sejalan dengan target energi nasional. Langkah ini diharapkan mampu memberikan manfaat jangka panjang.

Peluang Keterlibatan Investor

Dalam pengembangan lanjutan, PLN Nusantara Power menyatakan keterbukaannya terhadap keterlibatan investor. Kerja sama strategis dinilai penting untuk mendukung ekspansi kapasitas.

Saat ini, proyek PLTS Terapung Cirata berkapasitas 145 MWac telah didukung oleh Masdar. Perusahaan energi terbarukan asal Uni Emirat Arab tersebut menjadi mitra utama dalam proyek awal.

Nilai investasi pada tahap awal proyek ini mencapai sekitar Rp2 triliun. Kerja sama tersebut menjadi fondasi bagi potensi kolaborasi lanjutan di masa depan.

Kepastian Investasi Masih Dikaji

Untuk pengembangan kapasitas berikutnya, besaran investasi belum dapat dipastikan. Hal ini disebabkan proses kajian masih berada pada fase awal. Pihak pengelola belum berani menyampaikan angka investasi secara rinci. Penentuan nilai akan dilakukan setelah kajian teknis dan finansial selesai.

Meski demikian, peluang masuknya investor tetap terbuka lebar. Pendekatan kolaboratif diharapkan dapat mempercepat realisasi pengembangan.

Pemanfaatan Waduk Cirata Secara Optimal

PLTS Terapung Cirata memanfaatkan permukaan Waduk Cirata sebagai lokasi pemasangan panel surya. Total area cakupan proyek ini mencapai lebih dari 250 hektare.

Pemanfaatan waduk memberikan keunggulan tersendiri dibandingkan instalasi darat. Selain efisiensi lahan, sistem terapung juga membantu mengurangi penguapan air. Desain proyek dirancang agar tetap selaras dengan fungsi utama waduk. Aspek keselamatan dan kelestarian lingkungan menjadi perhatian utama.

Struktur dan Teknologi Panel Surya

PLTS Terapung Cirata terdiri dari 13 pulau panel surya. Setiap pulau panel memiliki peran penting dalam menopang kapasitas pembangkit secara keseluruhan.

Total jumlah panel surya yang terpasang mencapai sekitar 340 ribu unit. Setiap pulau panel memiliki luas sekitar 10 hektare. Kapasitas terpasang pada masing-masing pulau panel mencapai sekitar 15,7 MWp. Konfigurasi ini dirancang untuk menghasilkan listrik secara optimal.

Distribusi Listrik ke Sistem Nasional

Listrik yang dihasilkan oleh PLTS Terapung Cirata disalurkan kepada PT PLN sebagai pembeli tunggal. Skema ini memastikan integrasi langsung ke sistem kelistrikan nasional.

Daya listrik dari pembangkit ini mampu memenuhi kebutuhan sekitar 50.000 rumah tangga. Kontribusi tersebut memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Keberadaan PLTS ini memperkuat pasokan listrik di wilayah Jawa Barat. Hal ini penting untuk menjaga keandalan sistem kelistrikan regional.

Relevansi dengan Kebutuhan Listrik Jawa

Indonesia menargetkan pengembangan PLTS hingga mencapai kapasitas 100 gigawatt. Target ini menjadi bagian dari strategi transisi energi nasional.

Khusus Pulau Jawa, kebutuhan listrik saat ini berada di kisaran 30 gigawatt. Karakteristik beban puncak di wilayah ini cukup beragam. Di Jawa Barat, kebutuhan listrik justru tinggi pada siang hingga sore hari. Kondisi tersebut menjadikan PLTS Terapung Cirata sangat relevan untuk mendukung pasokan.

Kontribusi terhadap Bauran Energi Bersih

PLTS Terapung Cirata berkontribusi langsung terhadap peningkatan bauran energi bersih nasional. Saat ini, porsi energi bersih masih berada di kisaran 12 hingga 13 persen.

Pemerintah menargetkan bauran energi bersih mencapai 23 persen. Peran pembangkit surya menjadi salah satu kunci pencapaian target tersebut. Keberadaan PLTS Terapung Cirata dinilai mampu menambah pasokan energi bersih secara signifikan. Hal ini memperkuat posisi energi terbarukan dalam sistem nasional.

Dampak Lingkungan dan Emisi

Dari sisi lingkungan, PLTS Terapung Cirata memiliki manfaat yang cukup besar. Pembangkit ini berpotensi menurunkan emisi karbon dioksida hingga 214.000 ton per tahun.

Pengurangan emisi tersebut berkontribusi langsung terhadap upaya mitigasi perubahan iklim. PLTS ini menjadi proyek strategis dalam transisi energi bersih.

Dengan manfaat lingkungan dan ekonomi yang dihasilkan, pengembangan PLTS Terapung Cirata dinilai memiliki prospek jangka panjang. Proyek ini mencerminkan komitmen menuju energi yang lebih berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index