Tips mengembangkan bisnis fintech

5 Tips Mengembangkan Bisnis Fintech Dijamin Sukses

5 Tips Mengembangkan Bisnis Fintech Dijamin Sukses
Tips mengembangkan bisnis fintech

Tips mengembangkan bisnis fintech sangat krusial bagi para pelaku di industri ini, terutama karena perkembangan financial technology yang terus pesat. 

Kampanye dari berbagai perusahaan semakin gencar dilakukan, dengan tujuan menarik lebih banyak nasabah serta memperkuat ekosistem keuangan digital di Indonesia.

Jika kamu tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang cara-cara yang efektif dalam mengembangkan bisnis fintech, simak tips mengembangkan bisnis fintech ini untuk membantu perjalanan bisnismu.

Fintech adalah

Fintech, yang merupakan singkatan dari financial technology, merujuk pada teknologi yang diterapkan dalam sektor keuangan.

Secara sederhana, apa itu fintech adalah sebuah inovasi yang memungkinkan transaksi keuangan dilakukan dengan cara yang lebih praktis, mudah, dan efisien berkat penerapan teknologi canggih dalam bidang finansial.

Perkembangan Fintech di Indonesia

Dengan kemajuan teknologi yang pesat dan tumbuhnya perusahaan-perusahaan startup, sektor fintech di Indonesia semakin berkembang. 

Meskipun teknologi fintech di Indonesia dimulai pada tahun 2006, pada awalnya hanya sedikit perusahaan yang terlibat dalam bidang ini.

Namun, setelah Asosiasi Fintech Indonesia didirikan pada tahun 2015, kepercayaan terhadap fintech di Indonesia mulai berkembang di kalangan masyarakat. 

Hal ini menyebabkan perusahaan fintech di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, dengan 140 perusahaan tercatat dalam daftar fintech OJK.

Perkembangan tidak berhenti di situ. Pada tahun 2017, fintech syariah mulai berkembang, yaitu jenis fintech yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip Islam.

Untuk mendukung perkembangan ini, Asosiasi Fintech Syariah Indonesia pun dibentuk untuk menaungi fintech syariah di Indonesia.

Dasar Hukum Fintech di Indonesia

Penerapan fintech di Indonesia telah diatur oleh pemerintah melalui berbagai regulasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Berikut adalah dasar hukum fintech di Indonesia:

  • Surat Edaran Bank Indonesia No. 18/22/DKSP yang mengatur tentang Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital.
  • Peraturan Bank Indonesia No. 18/17/PBI/2016 yang mengatur segala hal terkait Uang Elektronik.
  • Peraturan Bank Indonesia No. 18/40/PBI/2016 yang menetapkan ketentuan mengenai Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran.

Manfaat Fintech di Indonesia

Perkembangan fintech di Indonesia membawa dampak positif yang signifikan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari fintech:

1. Transaksi Keuangan Jadi Lebih Mudah

Salah satu manfaat utama fintech adalah kemudahan dalam melakukan transaksi keuangan. Dengan menggunakan ponsel pintar, masyarakat tidak perlu lagi mengunjungi bank atau lembaga keuangan lainnya untuk menyelesaikan transaksi finansial.

2. Akses Pendanaan Lebih Baik

Fintech memberikan akses pendanaan yang lebih luas bagi masyarakat, memungkinkan lebih banyak orang untuk mendapatkan bantuan finansial guna mendukung aktivitas mereka sehari-hari.

3. Taraf Hidup Masyarakat Meningkat

Dengan akses pendanaan yang lebih baik, masyarakat dapat menggunakan dana yang diperoleh untuk membiayai kebutuhan konsumtif maupun produktif, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan mereka.

4. Mendukung Inklusi Keuangan

Fintech berperan penting dalam mendukung inklusi keuangan, yang berarti meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam berbagai transaksi ekonomi, seperti jual beli, simpan pinjam, dan lainnya. 

Teknologi fintech mempermudah akses bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam ekonomi.

5. Mempercepat Perputaran Ekonomi

Akses keuangan yang lebih mudah dan transaksi yang praktis berkontribusi pada percepatan perputaran ekonomi. Selain itu, fintech juga membantu pelaku usaha untuk mendapatkan modal dengan bunga yang lebih rendah melalui pinjaman online.

Cara Kerja Fintech

Fintech merupakan sektor yang sangat kompleks karena menggabungkan berbagai aspek pengelolaan keuangan, penyimpanan, distribusi uang, dan teknologi. 

Oleh karena itu, cara kerja fintech pun beragam dan disesuaikan dengan layanan yang diberikan kepada masyarakat.

Sebagai contoh, pada fintech yang menyediakan layanan kredit elektronik, langkah pertama adalah menerima data dari calon nasabah kredit. 

Setelah data tersebut diverifikasi dan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Indonesia (BI), fintech kemudian mencairkan dana ke toko elektronik tempat nasabah mengajukan kredit.

Setelah itu, toko elektronik mengirimkan barang pesanan kepada nasabah sesuai dengan instruksi dari fintech. Fintech kemudian mengenakan bunga pinjaman pada setiap cicilan yang dibayarkan oleh nasabah. 

Dengan cara inilah, fintech dapat menjalankan operasional dan memastikan kelangsungan usahanya.

Jenis-jenis Fintech di Indonesia

Kemajuan fintech di Indonesia telah melahirkan berbagai inovasi produk yang mempermudah aktivitas keuangan sekaligus menunjang kehidupan masyarakat. Berikut adalah beberapa jenis fintech yang berkembang saat ini:

1. Peer-to-peer Lending

Salah satu jenis fintech yang populer adalah peer-to-peer lending, yaitu layanan keuangan yang menyediakan pinjaman dana untuk kebutuhan usaha atau kebutuhan lainnya.

Kehadiran layanan ini memungkinkan pelaku usaha mendapatkan modal dengan cepat melalui proses online.

Namun, perlu diingat untuk selalu berhati-hati terhadap keberadaan fintech ilegal, seperti pinjaman online tidak resmi yang berisiko merugikan. 

Pastikan Anda memilih layanan dari fintech yang telah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Informasi lengkap mengenai daftar fintech resmi OJK dapat ditemukan di situs resmi OJK.

2. Crowdfunding

Crowdfunding adalah platform fintech yang bertujuan mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan para donatur atau investor, dengan jaminan transaksi yang aman dan mudah. 

Layanan ini tidak hanya digunakan untuk pengumpulan donasi, tetapi juga menjadi sarana bagi pelaku usaha untuk menemukan investor guna mendukung pengembangan bisnis mereka.

3. E-Wallet

Dompet digital, atau yang dikenal sebagai e-wallet, merupakan salah satu produk fintech yang menyediakan fasilitas penyimpanan uang secara elektronik. 

E-wallet dirancang untuk memudahkan pengguna melakukan transaksi keuangan, seperti pembayaran di marketplace, aplikasi merchant, dan layanan serupa lainnya.

4. Micro Finance

Micro finance adalah layanan fintech yang ditujukan untuk membantu masyarakat kelas menengah ke bawah dalam memenuhi kebutuhan finansial mereka. 

Layanan ini memberikan akses pendanaan dan solusi keuangan guna meningkatkan kesejahteraan mereka.

5. Payment Gateway

Payment gateway adalah sistem fintech yang bertugas mengotorisasi pembayaran dalam transaksi online. Contoh layanan fintech dalam kategori ini adalah PayPal, yang memungkinkan proses pembayaran menjadi lebih cepat, aman, dan efisien.

6. Investasi

Dengan adanya fintech, investasi kini menjadi lebih mudah diakses. Berbagai instrumen investasi telah bermigrasi ke platform online, memungkinkan investor untuk menanamkan modal mereka dengan cepat dan praktis melalui aplikasi yang tersedia.

7. Bank Digital

Bank digital adalah jenis fintech yang seluruh operasionalnya dilakukan secara online, mulai dari pembukaan rekening hingga pengelolaan aset. 

Berbeda dengan mobile banking yang masih terhubung dengan bank fisik, bank digital sepenuhnya mengandalkan sistem elektronik untuk semua transaksinya.

Tips Mengembangkan Bisnis Fintech

Tips mengembangkan bisnis fintech sangat penting untuk dipahami agar pelaku usaha dapat memaksimalkan potensi layanan keuangan digital. 

Dengan inovasi yang terus berkembang, berbagai jenis fintech ini bisa menjadi peluang besar untuk menciptakan solusi keuangan yang lebih efisien. Berikut ini beberapa tipsnya.

1. Prioritaskan Layanan Pelanggan

Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pengusaha fintech, terutama yang baru memulai, adalah terlalu berfokus pada peningkatan pendapatan tanpa memperhatikan kualitas layanan pelanggan.

Saat ini, banyak perusahaan fintech yang mengejar keuntungan besar namun mengabaikan pengalaman dan kepuasan pengguna. 

Padahal, memberikan layanan pelanggan yang unggul adalah kunci untuk membangun kepercayaan publik terhadap bisnis yang sedang dijalankan.

Ketika kepercayaan publik berhasil diraih, mencari dukungan dari investor pun menjadi lebih mudah. Selain itu, layanan pelanggan yang baik dan transparansi kepada publik dapat meningkatkan reputasi bisnis fintech di mata pengguna dan calon investor.

2. Ciptakan Kultur Kerja yang Positif

Kesuksesan bisnis fintech sangat bergantung pada kontribusi para karyawan yang bekerja di dalamnya. Oleh karena itu, membangun dan mempertahankan budaya kerja yang positif menjadi salah satu elemen penting dalam pengelolaan bisnis.

Meskipun tidak ada definisi pasti tentang budaya kerja yang ideal, beberapa ciri budaya kerja yang baik meliputi:

  • Lingkungan kerja yang mendukung produktivitas.
  • Tingkat stres karyawan yang rendah.
  • Komunikasi yang terbuka dan transparan.
  • Kepuasan kerja yang tinggi di kalangan karyawan.
  • Tingkat pergantian karyawan yang rendah.
  • Adanya kesempatan bagi karyawan untuk terus berkembang.

Meskipun tekanan dalam pekerjaan sering kali tak terhindarkan, hal tersebut dapat diminimalkan dengan pendekatan yang tepat. 

Tingginya tingkat pergantian karyawan dan menurunnya produktivitas dapat menjadi hambatan besar dalam operasional bisnis, sehingga pengelolaan sumber daya manusia (SDM) harus menjadi prioritas.

Untuk meningkatkan manajemen SDM, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:

  • Memberikan gaji dan tunjangan tepat waktu.
  • Mengadakan survei kepuasan karyawan secara berkala.
  • Meninjau kinerja dan pencapaian karyawan secara rutin.
  • Memberikan dukungan dan pelatihan untuk membantu karyawan meningkatkan performa mereka.

3. Cari Mitra dan Investor yang Tepat untuk Bisnis Fintech

Dalam industri fintech yang kompetitif, pebisnis harus bersaing dengan banyak pemain lain yang memiliki modal besar. Oleh karena itu, menemukan mitra dan investor yang tepat sejak awal adalah langkah krusial.

Meski proses ini bisa memakan waktu dan membutuhkan kesabaran, penting untuk tetap selektif. Calon mitra dan investor idealnya memiliki visi dan semangat yang sejalan dengan bisnismu, sehingga pembagian saham dan kerja sama dapat berlangsung lancar.

Selain itu, pilih sumber pendanaan yang sesuai dengan kebutuhan bisnismu. Misalnya, perusahaan modal ventura dapat memberikan dana besar sekaligus masukan strategis, tetapi biasanya mereka ingin terlibat dalam pengambilan keputusan penting. 

Di sisi lain, investor swasta mungkin menawarkan pendekatan yang lebih fleksibel, meskipun jumlah modal yang mereka miliki sering kali lebih terbatas.

4. Kelola Arus Kas dengan Baik

Selain mendapatkan modal awal, kamu juga perlu memastikan kelancaran arus kas saat bisnis berjalan. Hal ini tidak hanya untuk menjaga operasional tetap berjalan, tetapi juga untuk memastikan bisnis mampu menghasilkan keuntungan.

Pahami dengan jelas biaya yang dikeluarkan untuk memberikan layanan, seperti pinjaman kepada pelanggan, serta pendapatan yang dihasilkan dalam periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. 

Jangan sampai pengeluaran bisnismu lebih besar daripada pendapatan. Untuk itu, penting untuk mengelola pengeluaran dengan hati-hati dan secara rutin memeriksa tagihan pelanggan. 

Dengan pengelolaan arus kas yang baik, bisnis fintechmu akan memiliki dasar keuangan yang kokoh untuk berkembang.

5. Investasikan pada Teknologi untuk Mendukung Bisnis Fintech

Persaingan di industri fintech semakin ketat, dengan banyak perusahaan yang menawarkan solusi inovatif untuk menarik pelanggan. Untuk memenangkan persaingan ini, kamu harus terus meningkatkan keunggulan kompetitif bisnismu.

Salah satu caranya adalah dengan berinvestasi pada teknologi yang dapat mendukung operasional dan memberikan pengalaman terbaik kepada pelanggan. 

Teknologi yang tepat tidak hanya membantu efisiensi operasional tetapi juga dapat menjadi daya tarik utama yang membedakan bisnismu dari para pesaing.

Tips Lainnya untuk Mengembangkan Bisnis Fintech

1. Komunikasi yang Mudah Dipahami dan Kemudahan bagi Pengguna

Semakin banyak orang beralih ke layanan keuangan online karena mengurangi kebutuhan untuk interaksi tatap muka.

Oleh karena itu, penting untuk menyesuaikan strategi komunikasi pemasaran agar menonjolkan kemudahan penggunaan dan manfaat yang bisa dinikmati konsumen. Fokuskan pada kesederhanaan dalam mengadopsi solusi yang ditawarkan.

2. Mendorong Perubahan Kebiasaan Konsumen

Jadilah merek yang membantu konsumen mengelola keuangan mereka dengan lebih mudah. Contohnya, tawarkan solusi yang memungkinkan pengguna untuk memantau arus kas mereka melalui ringkasan yang jelas tentang kondisi keuangan mereka.

3. Bangun Kepercayaan sebagai Penasihat Keuangan

Posisikan dirimu sebagai sumber yang diandalkan oleh pelanggan. Berikan informasi yang relevan dan solusi online yang membantu mereka membuat keputusan keuangan yang lebih baik, sehingga bisnismu menjadi penasihat keuangan yang terpercaya di mata konsumen.

Sebagai penutup, menerapkan tips mengembangkan bisnis fintech dengan tepat dapat menjadi kunci sukses dalam menghadapi persaingan di industri keuangan digital.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index