JAKARTA - Chief Marketing Officer Danantara Asset Management, Dendi Tegar Danianto, mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memperluas pangsa pasar melalui pendekatan business-to-business (B2B).
Menurutnya, selama ini UMKM lebih banyak fokus pada bisnis dengan konsumen langsung (B2C), sementara potensi pasar B2B yang besar masih belum sepenuhnya dimanfaatkan.
“Orang mungkin banyak berbicara UMKM itu di segi ranah business-to-customer (B2C). Nah yang sedang kita kerjakan ini kan B2B. Makanya ini menjadi perhatian dari Danantara, karena menurut kita penting untuk men-trigger juga growth UMKM di B2B sector,” ujar Dendi.
Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan UMKM melalui akses ke pasar instansi pemerintah, BUMN, dan lembaga lainnya. Dengan strategi B2B, UMKM tidak hanya mendapatkan volume transaksi yang lebih besar, tetapi juga kemampuan membangun jaringan bisnis yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Integrasi Platform Digital Mendukung UMKM
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah memanfaatkan platform digital seperti Pasar Digital (PaDi) UMKM yang dikelola PT Telkom Indonesia (Persero). Platform ini menghubungkan pelaku UMKM dengan kementerian, lembaga, BUMN, serta pemerintah daerah untuk mempermudah akses pasar.
Dengan sistem pembayaran yang terintegrasi, instansi pemerintahan diharapkan lebih mudah memprioritaskan belanja barang dan jasa kepada UMKM lokal. Hal ini membuat transaksi lebih efisien dan mengurangi hambatan administratif.
“Yang paling mudah adalah kita yang di Danantara dan BUMN sebagai offtaker-nya. Ini di BUMN, besar sekali market-nya,” jelas Dendi. Melalui integrasi ini, UMKM bisa meningkatkan kapasitas produksi dan menyesuaikan kualitas produk agar sesuai dengan kebutuhan pasar B2B.
Langkah digitalisasi dan integrasi platform ini juga mendorong transparansi dalam transaksi serta memastikan UMKM memperoleh nilai tambah secara berkelanjutan. Mitra B2B dapat menilai kualitas layanan dan produk, sehingga membangun reputasi yang positif bagi pelaku usaha lokal.
Perluasan Akses dan Peningkatan Kapabilitas
Menurut Dendi, keberhasilan UMKM dalam menembus pasar B2B juga ditentukan oleh peran aktif pemangku kepentingan, termasuk BUMN, untuk menyediakan ruang business matching dan meningkatkan kapabilitas pelaku usaha. Tidak semua UMKM siap menghadapi transaksi berskala besar dan prosedur komersialisasi di ranah digital.
“Ini tidak cuma business matching, tapi juga kompetensi dan capability. Tidak banyak juga yang siap untuk melakukan transaksi mereka, komersialisasi mereka di ranah online,” katanya.
Selain itu, perluasan akses modal usaha menjadi faktor krusial. Dengan akses pendanaan yang lebih mudah, UMKM dapat menjaga kelangsungan bisnis, mengembangkan kapasitas produksi, dan meningkatkan kualitas layanan untuk memenuhi permintaan pasar B2B.
Danantara menekankan bahwa strategi ini bersifat holistik, menggabungkan business matching, pengembangan kompetensi, dan dukungan finansial. Pendekatan ini bertujuan menciptakan ekosistem UMKM yang lebih kuat, profesional, dan siap menghadapi persaingan pasar nasional.
Dampak Positif bagi Pertumbuhan UMKM
Dengan penerapan strategi B2B, UMKM tidak hanya memperoleh akses ke pasar lebih luas, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang dengan instansi pemerintah dan BUMN sebagai pelanggan tetap. Hal ini memberikan kepastian permintaan dan arus kas, yang penting bagi pengembangan usaha.
“Business matching akan berkembang secara organik, banyak kalau memang pelanggannya sudah puas, bisa offtake kepada BUMN, happy dengan platform, tapi para pelanggannya mendapatkan bantuan akses ke pasar dan akses ke pendanaan,” tambah Dendi.
Program ini juga mendorong UMKM untuk mengadopsi praktik bisnis yang lebih rapi dan efisien. Transaksi melalui platform digital mempermudah pencatatan, pelaporan, dan evaluasi kinerja, sehingga pelaku usaha bisa fokus meningkatkan kualitas produk dan layanan.
Langkah ini menunjukkan bahwa Danantara tidak hanya berperan sebagai fasilitator, tetapi juga sebagai katalisator bagi pertumbuhan UMKM melalui inovasi, integrasi teknologi, dan penguatan kapabilitas.
Dengan pendekatan yang menyeluruh, UMKM lokal diharapkan mampu tumbuh lebih cepat, mandiri, dan berdaya saing di pasar nasional maupun internasional.