Kurs Dolar AS

Rupiah Bergerak Stabil, Investor Bersiap Mengantisipasi Perubahan Kurs Dolar AS

Rupiah Bergerak Stabil, Investor Bersiap Mengantisipasi Perubahan Kurs Dolar AS
Rupiah Bergerak Stabil, Investor Bersiap Mengantisipasi Perubahan Kurs Dolar AS

JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka bergerak fluktuatif pada perdagangan awal pekan ini, dengan level Rp16.726 per dolar AS. 

Pelemahan ini tercatat sebesar 0,11% atau 19 poin dibanding penutupan pekan sebelumnya. Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,08% ke posisi 99,37, menunjukkan kekuatan dolar di tengah ekspektasi kebijakan moneter Amerika Serikat yang lebih dovish.

Pergerakan rupiah tidak sendiri. Sejumlah mata uang Asia lain juga melemah, seperti yen Jepang 0,05%, dolar Singapura 0,14%, won Korea Selatan 0,31%, peso Filipina 0,16%, yuan China 0,08%, rupee India 0,08%, dan ringgit Malaysia 0,30%. Tren ini mencerminkan tekanan regional yang sejalan dengan sentimen global pasca-penutupan sementara pemerintah AS.

Direktur PT Traze Andalan Futures Ibrahim Assuaibi memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif sepanjang perdagangan hari ini, dengan rentang Rp16.700–Rp16.740 per dolar AS.

 Investor diperkirakan akan memantau rilis data ekonomi AS yang tertunda seiring dimulainya kembali operasi federal, sekaligus mengantisipasi peluang penurunan suku bunga The Fed pada Desember 2025.

Sentimen Global dan Dampaknya terhadap Rupiah

Kondisi global yang konstruktif pasca-penutupan pemerintah AS memberikan pengaruh signifikan terhadap rupiah. Berakhirnya shutdown meredam minat investor terhadap emas, sementara fokus kini bergeser ke data ekonomi AS yang dapat memengaruhi arah kebijakan moneter. 

Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed diperkirakan akan menekan dolar AS dan memberikan ruang bagi mata uang emerging market termasuk rupiah untuk menyesuaikan nilai tukarnya.

Selain itu, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh arus modal asing yang masih berfluktuasi. Investor global cenderung menyesuaikan portofolio terhadap mata uang dan aset yang dipandang lebih stabil. Hal ini turut memengaruhi likuiditas dan dinamika perdagangan harian di pasar valas domestik.

Dari sisi domestik, kebijakan fiskal dan makroekonomi menjadi penyangga nilai rupiah. Disiplin fiskal, pengendalian inflasi, dan proyeksi pertumbuhan ekonomi jangka panjang diyakini menjadi fondasi kuat yang menjaga stabilitas nilai tukar di tengah gejolak pasar global.

Kurs Dolar AS di Bank-Bank Besar Indonesia

Di Bank Central Asia (BCA), kurs e-rate menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp16.720 dan harga jual Rp16.740, sementara kurs TT Counter dan Bank Notes masing-masing Rp16.550–Rp16.850. Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat kurs e-rate Rp16.713–Rp16.740 dan TT Counter Rp16.625–Rp16.825.

Bank Mandiri menetapkan special rate kurs beli Rp16.695 dan jual Rp16.725, sedangkan TT Counter dan Bank Notes berada pada kisaran Rp16.525–Rp16.825. Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat special rates Rp16.718–Rp16.748, sementara TT Counter dan Bank Notes di kisaran Rp16.580–Rp16.860.

Perbedaan kecil antar bank ini mencerminkan strategi masing-masing institusi dalam menyesuaikan likuiditas dan permintaan di pasar valas domestik. Pergerakan kurs antarbank juga dipengaruhi oleh volatilitas harian rupiah terhadap dolar AS dan sentimen investor global.

Prospek Rupiah dan Strategi Investor

Meski rupiah membuka perdagangan dengan pelemahan tipis, prospeknya tetap stabil jika dilihat dari pondasi ekonomi domestik. Kebijakan fiskal yang disiplin, inflasi terkendali, dan pertumbuhan ekonomi yang solid menjadi faktor utama yang menahan tekanan eksternal.

Investor diharapkan memantau tren pergerakan dolar AS, arus modal asing, serta kebijakan moneter domestik dan internasional. Strategi diversifikasi portofolio dapat menjadi pilihan untuk mengelola risiko, memanfaatkan instrumen likuid seperti SBN, dan tetap memanfaatkan peluang penguatan rupiah pada perdagangan selanjutnya.

Selain itu, stabilitas nilai tukar mendorong kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia, sekaligus menjaga daya beli masyarakat dan kestabilan harga komoditas. 

Dengan demikian, meski fluktuasi harian akan tetap terjadi, fundamental ekonomi domestik memastikan rupiah tetap berada dalam kisaran wajar, memberikan ruang optimisme bagi pelaku pasar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index