Sembako

Update Harga Sembako Jawa Timur, Cabai dan Gas Naik

Update Harga Sembako Jawa Timur, Cabai dan Gas Naik
Update Harga Sembako Jawa Timur, Cabai dan Gas Naik

JAKARTA - Harga sembako di Jawa Timur terus mengalami dinamika harian, dengan sejumlah komoditas mengalami kenaikan, sementara sebagian lain mengalami penurunan. Pada Selasa, 28 Oktober 2025, tercatat gas elpiji 3 kg, cabai keriting, dan cabai besar mengalami kenaikan, sedangkan bawang merah, daging sapi, telur, dan daging ayam kampung justru mengalami penurunan harga. Bahan pokok lainnya relatif stabil tanpa perubahan signifikan. Pemantauan harga sembako dinilai penting oleh masyarakat untuk mengatur belanja harian serta menjaga kestabilan pengeluaran rumah tangga, terutama di tengah fluktuasi harga yang sulit diprediksi.

Kondisi Harga Sembako di Jawa Timur

Sembako, singkatan dari sembilan bahan pokok, menjadi kebutuhan dasar yang diperlukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi dan rumah tangga. Kesembilan jenis bahan pokok tersebut meliputi beras, gula pasir, minyak goreng, mentega, daging sapi, daging ayam, telur ayam, susu, bawang merah, bawang putih, gas elpiji, dan garam. Selain sembako, cabai juga termasuk bahan dapur penting yang diperhatikan karena fluktuasi harganya sangat berpengaruh terhadap biaya masak rumah tangga.

Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, harga rata-rata pada Selasa, 28 Oktober 2025, tercatat sebagai berikut: beras premium Rp 15.120/kg, beras medium Rp 12.866/kg, gula pasir Rp 16.324/kg, minyak goreng curah Rp 18.759/kg, minyak goreng kemasan premium Rp 20.367/liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 17.494/liter, daging sapi paha belakang Rp 118.908/kg, daging ayam ras Rp 35.169/kg, daging ayam kampung Rp 66.996/kg, telur ayam ras Rp 28.718/kg, telur ayam kampung Rp 45.457/kg. Sementara itu, cabai merah keriting tercatat Rp 40.551/kg, cabai merah besar Rp 40.121/kg, cabai rawit merah Rp 22.114/kg, bawang merah Rp 35.640/kg, bawang putih Rp 30.245/kg, dan gas elpiji 3 kg Rp 20.014.

Kenaikan harga pada hari itu terjadi pada gas elpiji 3 kg sebesar Rp 296 atau 1,50 persen, cabai keriting naik Rp 599 atau 1,50 persen, dan cabai besar naik Rp 247 atau 0,62 persen. Sebaliknya, penurunan terjadi pada bawang merah sebesar Rp 247 atau 0,69 persen, telur ayam kampung turun Rp 923 atau 1,99 persen, daging sapi turun Rp 619 atau 0,52 persen, dan daging ayam kampung turun Rp 1.451 atau 2,12 persen.

Faktor Penyebab Perubahan Harga

Berbagai faktor menjadi penyebab fluktuasi harga sembako. Salah satunya adalah perbandingan antara permintaan dan penawaran. Jika permintaan meningkat sementara pasokan tetap atau menurun, harga cenderung naik. Sebaliknya, apabila pasokan lebih banyak daripada permintaan, harga bisa turun. Faktor cuaca juga memegang peranan penting, di mana cuaca ekstrem, bencana alam, atau perubahan musim dapat memengaruhi produksi pertanian sehingga mengurangi pasokan dan memicu kenaikan harga.

Kebijakan pemerintah seperti pembatasan impor, subsidi, atau perubahan pajak juga dapat memengaruhi harga sembako. Selain itu, kenaikan biaya produksi yang meliputi bahan baku, pupuk, bahan bakar, hingga upah pekerja dapat berdampak langsung pada harga di pasar. Fluktuasi nilai tukar mata uang juga ikut memengaruhi harga, terutama untuk bahan pokok impor, di mana depresiasi mata uang lokal bisa membuat harga barang impor menjadi lebih mahal.

Kondisi ekonomi yang tidak stabil dan inflasi tinggi juga berdampak pada kenaikan harga, sementara masalah distribusi, seperti kemacetan, pemogokan, atau gangguan logistik, dapat memperlambat pengiriman barang, menurunkan pasokan, dan membuat harga naik.

Dampak Harga Sembako terhadap Masyarakat

Perubahan harga sembako yang sering terjadi membuat masyarakat harus lebih cermat dalam mengelola belanja harian. Kenaikan harga cabai dan gas elpiji misalnya, dapat langsung meningkatkan biaya masak rumah tangga, sementara penurunan harga bawang merah atau daging sapi sedikit meringankan pengeluaran. Informasi harga sembako harian penting untuk membantu masyarakat merencanakan pembelian dan menyesuaikan pengeluaran agar tidak melebihi anggaran.

Selain itu, perbedaan harga di tiap pasar harus diperhatikan karena harga rata-rata yang diumumkan pemerintah mungkin berbeda dengan harga aktual di pasar lokal. Hal ini terutama berlaku untuk komoditas yang mudah rusak atau tergantung pada pasokan lokal dan musim, seperti sayuran dan cabai.

Pentingnya Pemantauan dan Kebijakan

Pemantauan harga sembako secara rutin menjadi penting baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Dengan pemantauan ini, masyarakat dapat mengantisipasi perubahan harga, sementara pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas pasar. Kebijakan tersebut bisa meliputi pengaturan pasokan, subsidi, regulasi distribusi, hingga langkah-langkah preventif terhadap potensi kelangkaan.

Stabilitas harga sembako menjadi indikator penting bagi kesejahteraan masyarakat, karena harga kebutuhan pokok yang wajar dan terjangkau memengaruhi daya beli dan kualitas hidup masyarakat. Dengan pemantauan yang konsisten dan kebijakan yang tepat, fluktuasi harga dapat dikendalikan, sehingga masyarakat mendapatkan kepastian dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index