JAKARTA - PT Citatah Tbk (CTTH) memperluas lini usahanya ke sektor kapur melalui kemitraan strategis dengan Chememan Public Company Limited asal Thailand.
Langkah ini membuka peluang pertumbuhan baru sekaligus mendukung hilirisasi industri tambang di Indonesia. Kerja sama ini menandai babak baru bagi Citatah selain bisnis marmer dan batu alam.
Kemitraan Strategis dengan Perusahaan Thailand
Citatah menggandeng Chememan untuk mengakuisisi 60% saham atau senilai US$ 10,5 juta di anak usaha PT Bukit Bunea. Kemitraan ini menjadi tonggak penting dalam memperluas bisnis Citatah ke sektor kapur. Langkah ini juga membuka jalur kolaborasi internasional dan transfer pengetahuan teknologi produksi kapur.
Presiden Direktur Citatah, Taufik Johannes, menjelaskan bahwa Bukit Bunea memiliki izin konsesi tambang kapur berkualitas tinggi seluas 48,8 hektar di Sulawesi. Lahan ini memungkinkan pengembangan fasilitas produksi kapur berskala besar yang mendukung kebutuhan pasar domestik dan regional.
Kolaborasi dengan Chememan juga menjadi strategi untuk memanfaatkan pengalaman perusahaan asal Thailand dalam industri kapur. Chememan dikenal sebagai produsen kapur terkemuka yang beroperasi di Thailand, Vietnam, India, dan Australia.
Rencana Produksi Kapur Berskala Besar
Berdasarkan kesepakatan, Citatah dan Chememan akan mengembangkan fasilitas produksi kapur dengan kapasitas awal 200 ribu ton per tahun. Kapasitas ini kemudian akan ditingkatkan hingga 500 ribu ton per tahun untuk memenuhi permintaan yang terus bertumbuh. Proyek ini ditargetkan rampung pada kuartal kedua 2026.
Pengembangan fasilitas ini tidak hanya berfokus pada kuantitas, tetapi juga kualitas kapur yang dihasilkan. Dengan kemampuan produksi yang meningkat, Citatah dapat memasok produk kapur untuk industri konstruksi dan manufaktur di Indonesia.
Langkah ini menciptakan peluang pertumbuhan baru bagi Citatah sekaligus memperkuat posisi perusahaan di pasar regional. CEO Chememan, Adisak Lowjun, menekankan pentingnya Indonesia sebagai pasar berkembang bagi produk kapur dengan impor tahunan mendekati 1 juta ton.
Dukungan terhadap Hilirisasi Industri Tambang
Kerja sama Citatah dan Chememan mendukung strategi penguatan industri hilirisasi pertambangan di Indonesia. Kemitraan ini bertujuan mengurangi ketergantungan impor sekaligus meningkatkan kapasitas produksi lokal. Dengan kolaborasi ini, kedua perusahaan berharap dapat mendorong pertumbuhan industri kapur nasional.
Adisak Lowjun menambahkan, ekspansi ini sejalan dengan strategi Chememan di kawasan Asia Pasifik. Langkah tersebut diharapkan memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan industri kapur yang berkelanjutan dan mendukung kebutuhan konstruksi di pasar domestik maupun ekspor.
Citatah memandang kolaborasi ini sebagai bagian dari strategi diversifikasi bisnis. Selain marmer dan batu alam, bisnis kapur diharapkan menjadi lini usaha yang mampu menciptakan nilai tambah dan keuntungan jangka panjang.
Penandatanganan Perjanjian dan Langkah Kedepan
Perjanjian kemitraan ditandatangani di kantor Chememan di Bangkok oleh Taufik Johannes, Tiffany Johanes selaku Presiden Direktur Bukit Bunea, serta Chandchutha Chandratat dan Adisak Lowjun dari Chememan. Acara ini juga disaksikan oleh Komisaris Citatah, Eugene Cho Park.
Dengan kolaborasi ini, Citatah siap memperkuat kapasitas produksi kapur dan menambah portofolio bisnisnya. Perusahaan menargetkan pengembangan fasilitas produksi rampung pada kuartal kedua 2026 dan mulai memasuki pasar domestik serta regional.
Langkah strategis ini sekaligus menunjukkan komitmen Citatah dalam mengembangkan bisnis berbasis sumber daya alam lokal. Inisiatif ini tidak hanya memberikan peluang pertumbuhan, tetapi juga memperkuat posisi perusahaan dalam industri marmer, batu alam, dan kini kapur.