JAKARTA - Antasida sering digunakan untuk meredakan mulas dan gangguan pencernaan dengan cepat.
Obat ini bekerja dengan menetralkan asam lambung, sehingga memberi sensasi lega hampir seketika. Meski bermanfaat, penggunaan antasida tertentu secara berlebihan dapat menimbulkan efek samping yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang atau melebihi dosis yang dianjurkan.
Beberapa antasida mengandung kalsium, seperti kalsium karbonat, atau aluminium yang sering dikaitkan dengan sembelit, kembung, dan gas. Jika masalah sembelit muncul, pilihan antasida tanpa kalsium atau aluminium dapat menjadi alternatif yang lebih aman.
Risiko Magnesium dan Ketidakseimbangan Elektrolit
Antasida lain mengandung magnesium, misalnya magnesium hidroksida, yang bisa memicu diare, kram perut, dan mual jika dikonsumsi berlebihan. Efek samping ini sering muncul ketika dosis melebihi anjuran.
Konsumsi antasida secara berlebihan juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, yaitu gangguan mineral penting seperti kalsium, magnesium, atau aluminium dalam tubuh. Kondisi ini dapat memengaruhi fungsi jantung, otot, saraf, dan ginjal.
Gejala umum ketidakseimbangan elektrolit meliputi pusing, kram otot, detak jantung tidak teratur, hingga kebingungan. Hiperkalsemia atau kadar kalsium tinggi dalam darah bisa menimbulkan lemas otot, kelelahan, nyeri tulang, dan gangguan fokus.
Potensi Batu Ginjal dan Masalah Tulang
Penggunaan antasida yang mengandung kalsium berisiko memicu pembentukan batu ginjal. Gejala yang muncul termasuk nyeri parah di punggung atau sisi tubuh, nyeri di selangkangan, darah dalam urine, dan sensasi terbakar saat buang air kecil.
Risiko batu ginjal meningkat bila konsumsi antasida dikombinasikan dengan suplemen kalsium. Konsultasi dengan tenaga medis sangat penting untuk memastikan jumlah total kalsium yang dikonsumsi tidak berlebihan.
Selain itu, antasida yang mengandung aluminium berpotensi melemahkan tulang, meningkatkan risiko osteoporosis. Hal ini menekankan pentingnya pemilihan jenis antasida yang tepat serta pengawasan penggunaan jangka panjang untuk menjaga kesehatan tulang dan ginjal.
Strategi Aman Mengonsumsi Antasida
Meskipun dijual bebas, antasida sebaiknya digunakan untuk jangka pendek atau sesekali, bukan sebagai solusi rutin jangka panjang. Penggunaannya harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan disertai pemahaman efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk mencegah mulas dan gangguan pencernaan sejak dini, perubahan gaya hidup menjadi pilihan penting. Menghindari makanan pemicu, berhenti merokok, dan menjaga berat badan sehat dapat mengurangi kebutuhan antasida secara berlebihan.
Selain itu, meningkatkan asupan serat melalui biji-bijian, kacang-kacangan, buah, dan sayuran, serta cukup minum cairan, dapat membantu mengatasi sembelit akibat antasida kalsium atau aluminium. Pendekatan ini memungkinkan tubuh tetap seimbang sambil meminimalkan risiko efek samping.
Perubahan kebiasaan makan, olahraga teratur, dan manajemen stres juga berperan dalam menjaga kesehatan pencernaan. Kombinasi antasida dengan gaya hidup sehat akan lebih efektif untuk meredakan gangguan lambung dan meminimalkan potensi risiko jangka panjang.