JAKARTA - Pencak silat bukan sekadar olahraga. Sebagai seni bela diri tradisional Nusantara, pencak silat mencerminkan filosofi hidup dan nilai-nilai luhur masyarakat Indonesia. Dari arena desa hingga panggung internasional, olahraga ini telah menempuh perjalanan panjang, membuktikan bahwa warisan budaya dapat bersanding dengan prestasi olahraga modern. Kini, pencak silat bukan hanya identitas budaya, tetapi juga simbol kebanggaan nasional yang menembus batas geografis.
Evolusi Pencak Silat dari Tradisi ke Kompetisi Modern
Awal pencak silat berakar dari masa kerajaan kuno, ketika gerakan bela diri ini dipraktikkan sebagai teknik pertahanan diri sekaligus bagian dari upacara adat. Seiring waktu, pencak silat bertransformasi menjadi cabang olahraga dengan aturan resmi dan standar kompetisi internasional, tanpa kehilangan esensi filosofisnya.
Pengakuan global semakin mengukuhkan posisi pencak silat. UNESCO menetapkan pencak silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda, menegaskan nilai budaya yang melekat di setiap gerakan dan teknik. Transformasi ini membuka jalan bagi atlet Indonesia untuk bersaing di ajang internasional, membawa prestasi membanggakan sekaligus memperkenalkan budaya Nusantara ke dunia.
Prestasi Nasional dan Regional
Di kancah domestik, pencak silat menjadi andalan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON), mencerminkan popularitas dan pentingnya cabang olahraga ini di Indonesia. Di tingkat regional, pencak silat hampir selalu dipertandingkan dalam SEA Games sejak 1987, menunjukkan kontinuitas prestasi Indonesia di Asia Tenggara.
Contoh terbaru adalah SEA Games 2023 di Kamboja, di mana tim pencak silat Indonesia berhasil menjadi juara umum dengan 9 medali emas, 6 perak, dan 1 perunggu, menyumbang medali emas terbanyak bagi kontingen nasional. Keberhasilan ini menegaskan dominasi Indonesia di cabang olahraga yang menjadi identitas budaya bangsa.
Prestasi Internasional dan Popularitas Global
Indonesia juga menorehkan prestasi gemilang di panggung dunia. Pada Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-19 di Melaka, Malaysia (2022), tim Indonesia keluar sebagai juara umum dengan 11 emas, 9 perak, dan 8 perunggu. Prestasi ini diulang di Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-20 dan Kejuaraan Dunia Pencak Silat Junior ke-5 di Abu Dhabi (Desember 2024), di mana kategori senior meraih 11 emas, 7 perak, dan 5 perunggu, sementara junior meraih 11 emas, 3 perak, dan 2 perunggu, dengan partisipasi 1.100 peserta dari 57 negara.
Popularitas pencak silat kini tidak terbatas di Asia Tenggara. Di negara-negara seperti Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika Serikat, seni bela diri ini mulai dikenal luas. Komunitas, perguruan, dan festival pencak silat tersebar di 52 negara, menunjukkan bahwa olahraga ini telah menjadi bagian dari budaya global.
Strategi Menuju Olimpiade
Meski telah mencapai level Asian Games, pencak silat masih menargetkan pengakuan sebagai cabang olahraga resmi di Olimpiade. Upaya ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, menegaskan dukungan pemerintah, sedangkan Presiden RI sekaligus Ketua Umum PB IPSI, Prabowo Subianto, secara aktif melakukan diplomasi dengan Presiden IOC Thomas Bach untuk membahas potensi pencak silat di Olimpiade.
Penyelenggaraan kejuaraan dunia menjadi strategi penting untuk promosi global. Pencak silat telah memenuhi persyaratan antidoping internasional, serta berupaya menjadi anggota AIMS (Alliance of Independent Recognized Members of Sport), langkah penting agar cabang olahraga ini bisa diterima IOC.
Tantangan dan Harapan
Meski perjalanan menuju Olimpiade penuh tantangan, dukungan dari pemerintah, KOI, KONI, dan diplomasi olahraga menjadi pondasi kuat. Target jangka panjang adalah Olimpiade 2028, dengan kemungkinan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2036 yang dapat mempercepat proses pengakuan.
Keberhasilan pencak silat menembus Olimpiade bukan hanya soal prestasi atlet, tetapi juga pengakuan dunia terhadap warisan budaya Indonesia. Jika tercapai, pencak silat akan menjadi bukti nyata bahwa tradisi dan olahraga modern dapat bersinergi, membawa nama Indonesia ke panggung internasional sekaligus menjaga akar budaya.
Pencak silat telah melewati perjalanan panjang: dari seni bela diri tradisional menjadi cabang olahraga modern dengan prestasi gemilang di tingkat nasional, regional, dan internasional. Popularitas global semakin meningkat, membuktikan bahwa olahraga ini bukan hanya aset budaya, tetapi juga ikon prestasi Indonesia di dunia.
Dengan strategi yang matang, dukungan pemerintah, serta diplomasi olahraga, impian pencak silat untuk masuk Olimpiade semakin dekat. Perjalanan ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mampu mempertahankan warisan budayanya, tetapi juga mengangkatnya ke level global, menginspirasi generasi muda untuk berprestasi tanpa melupakan akar budaya.