Industri Asuransi Perlu Edukasi Konsumen Seiring Penurunan Premi Unit-Linked

Kamis, 27 November 2025 | 15:19:22 WIB
Industri Asuransi Perlu Edukasi Konsumen Seiring Penurunan Premi Unit-Linked

JAKARTA - Industri asuransi di Indonesia mencatat pergeseran tren premi pada lini usaha produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi atau unit-linked (PAYDI).

Sepanjang kuartal ketiga 2025, total pendapatan premi PAYDI tercatat Rp30,67 triliun, turun 17,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini menjadi sorotan karena menunjukkan adanya perubahan perilaku masyarakat dalam memilih produk asuransi. 

Kepala Eksekutif PPDP OJK, Ogi Prastomiyono, menekankan bahwa penurunan premi unit-linked sejalan dengan minat masyarakat yang kini lebih cenderung memilih produk asuransi tradisional sebagai proteksi utama, sehingga kontribusi PAYDI mengalami koreksi signifikan.

Menurut Ogi, meskipun unit-linked menawarkan keuntungan investasi sekaligus proteksi, masyarakat saat ini tampak lebih berhati-hati terhadap risiko investasi yang melekat. 

Tren ini mengindikasikan bahwa edukasi mengenai manfaat dan risiko produk unit-linked perlu diperkuat agar masyarakat bisa membuat keputusan lebih tepat dalam memilih asuransi. 

Pergeseran minat ini menjadi perhatian industri karena unit-linked sebelumnya menjadi salah satu produk unggulan yang menawarkan pertumbuhan premi cukup tinggi di beberapa tahun sebelumnya.

Minat Masyarakat pada Asuransi Tradisional

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Togar Pasaribu, mengungkapkan bahwa masyarakat kini lebih memilih produk asuransi tradisional. 

Saat ini, kontribusi premi asuransi jiwa tradisional mencapai sekitar 63% dari total pendapatan premi, lebih besar dibandingkan unit-linked. Tren ini mencerminkan perilaku konsumen yang mengutamakan proteksi murni dibandingkan kombinasi proteksi dan investasi. 

Togar menambahkan, fenomena ini serupa dengan tren di beberapa negara Asia yang sudah memiliki penetrasi asuransi tinggi, di mana produk tradisional mendominasi 80%–90% dari total premi.

Pertumbuhan premi tradisional juga dianggap lebih stabil karena risiko yang terkait lebih rendah. Masyarakat cenderung mengutamakan kepastian proteksi dan pembayaran klaim, sehingga premi tradisional menjadi pilihan utama. 

Di sisi lain, premi unit-linked yang fluktuatif mengikuti kinerja investasi pasar, membuat sebagian nasabah merasa lebih berhati-hati untuk menambah kontribusi premi di produk tersebut. 

Pergeseran ini memunculkan peluang bagi industri untuk menyesuaikan strategi pemasaran dan memperkuat edukasi terhadap manfaat produk unit-linked agar tetap relevan bagi masyarakat yang menginginkan pertumbuhan investasi dalam portofolio asuransinya.

Pertumbuhan Premi Asuransi Komersial

Secara keseluruhan, premi asuransi komersial pada kuartal III/2025 tercatat Rp246,34 triliun, mengalami pertumbuhan tipis 0,38% dibandingkan periode sebelumnya. Angka ini menunjukkan adanya stabilitas dalam industri asuransi, meski terdapat dinamika pada masing-masing lini produk. 

Premi asuransi jiwa secara keseluruhan mengalami kontraksi 2,06% menjadi Rp132,85 triliun, sedangkan premi asuransi umum dan reasuransi justru tumbuh 3,38% menjadi Rp113,49 triliun. 

Pertumbuhan premi asuransi umum didorong oleh peningkatan kebutuhan perlindungan risiko properti, kendaraan, dan kesehatan, yang tetap menjadi prioritas masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif.

Ogi menekankan bahwa stabilitas pertumbuhan premi asuransi komersial menunjukkan ketahanan industri dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen. 

Meski unit-linked mengalami penurunan, sektor asuransi tetap mampu mencatat pertumbuhan positif secara agregat, terutama pada lini produk tradisional dan asuransi umum. Hal ini mencerminkan diversifikasi produk yang menjadi kekuatan industri asuransi di Indonesia.

Strategi Industri Menghadapi Pergeseran Tren

Melihat tren penurunan premi unit-linked, pelaku industri diimbau untuk menyesuaikan strategi bisnis dan edukasi konsumen. Penekanan pada transparansi, manfaat proteksi, serta risiko investasi dapat membantu masyarakat memahami produk secara lebih komprehensif. 

Selain itu, perusahaan asuransi diharapkan meningkatkan inovasi pada produk tradisional agar tetap menarik, misalnya dengan menawarkan fleksibilitas tambahan tanpa mengorbankan proteksi dasar.

Dengan strategi tepat, industri asuransi dapat mempertahankan pertumbuhan premi secara keseluruhan, sekaligus mengoptimalkan portofolio produk unit-linked.

Penyesuaian ini juga menjadi langkah penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan memastikan industri tetap tumbuh berkelanjutan, meskipun terjadi dinamika preferensi produk. 

Fokus pada kombinasi edukasi, inovasi produk, dan layanan pelanggan diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat, baik yang mengutamakan proteksi tradisional maupun yang mencari manfaat investasi dari produk unit-linked.

Terkini