JAKARTA - Banyak orang menganggap kuku hanya bagian kecil yang berfungsi melindungi ujung jari. Namun, perubahan warna, tekstur, atau bentuk pada kuku sebenarnya dapat memberikan petunjuk penting mengenai kondisi kesehatan di dalam tubuh.
Tanpa disadari, kuku sering menunjukkan tanda-tanda gangguan sebelum gejalanya muncul secara nyata. Itulah sebabnya para ahli kesehatan kulit menilai kuku sebagai indikator visual yang cukup akurat untuk membaca perubahan tertentu. Dalam konteks ini, kuku tidak hanya soal estetika, tetapi juga dapat berperan sebagai sinyal dini dari berbagai masalah kesehatan yang lebih besar.
Dokter kulit Christine Poblete-Lopez, MD, menjelaskan bahwa kuku dapat memantulkan kondisi tubuh secara keseluruhan.
“Tampilan kuku merupakan cerminan yang sangat baik dari kesehatan secara keseluruhan. Banyak hal yang dapat terjadi pada kuku yang dapat menandakan masalah sistemik atau kulit,” ujarnya.
Pernyataan tersebut menegaskan pentingnya memperhatikan setiap perubahan kecil pada kuku. Bahkan kondisi pada organ seperti hati, paru-paru, hingga jantung, terkadang meninggalkan jejaknya melalui perubahan warna dan bentuk pada kuku seseorang. Karena itu, memahami makna di balik perubahan kuku merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan.
Makna Perubahan Warna pada Kuku
Perubahan warna pada kuku merupakan salah satu tanda yang paling mudah terlihat. Warna kuku yang tidak normal sering kali menjadi indikator pertama adanya gangguan internal. Kondisi seperti kuku pucat atau leukonikia dapat menandakan berbagai masalah, mulai dari trauma ringan hingga penyakit serius.
Kuku yang tampak putih seluruhnya atau sebagian dapat berkaitan dengan anemia, kekurangan nutrisi, penyakit ginjal, penyakit jantung, hingga keracunan tertentu. Walau tidak selalu menjadi tanda kondisi berbahaya, perubahan ini tetap membutuhkan perhatian karena dapat mengarah pada masalah kesehatan di bawah permukaan.
Ada pula kondisi di mana kuku sebagian besar tampak putih seperti susu dengan tepi lebih gelap. Dalam beberapa kasus, tampilan seperti ini dapat mengindikasikan adanya gangguan hati, misalnya hepatitis. Selain itu, jari yang tampak menguning sering kali menjadi tanda lain dari masalah hati.
Pada sisi lain, kuku berwarna kuning juga bisa menjadi gejala infeksi jamur. Ketika infeksi memburuk, dasar kuku dapat menyusut, dan kuku menjadi lebih rapuh serta menebal. Meskipun infeksi jamur merupakan penyebab yang paling umum, kuku kuning juga dapat mengindikasikan kondisi lebih serius seperti penyakit tiroid, penyakit paru-paru, diabetes, atau psoriasis.
Selain perubahan warna putih atau kuning, kuku kebiruan juga menjadi tanda yang perlu diwaspadai. Kuku biru biasanya menandakan tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen.
Kondisi ini dapat terkait dengan gangguan paru-paru seperti emfisema atau masalah jantung tertentu. Warna kebiruan pada kuku bukan sekadar perubahan visual biasa, melainkan sinyal serius bahwa tubuh sedang mengalami kekurangan oksigen dan perlu evaluasi medis.
Bentuk Kuku yang Berubah dan Kaitannya dengan Penyakit
Tidak hanya warna, perubahan pada permukaan kuku juga dapat mengungkap kondisi tertentu. Kuku bergelombang atau memiliki lekukan-lekukan kecil bisa menjadi tanda awal psoriasis atau artritis inflamasi.
Pada banyak kasus psoriasis, kulit di bawah kuku tampak kecokelatan atau kemerahan sehingga menyebabkan perubahan warna yang mencolok. Meski psoriasis lebih dikenal sebagai penyakit kulit, dampaknya pada kuku cukup signifikan dan sering muncul lebih dulu dibandingkan gejala pada kulit.
Kuku yang retak atau pecah juga perlu diperhatikan. Kuku kering dan rapuh sering kali terkait dengan penyakit tiroid, terutama hipotiroidisme. Apabila kuku retak disertai warna kekuningan, kondisi tersebut lebih mungkin disebabkan oleh infeksi jamur.
Bagi sebagian orang, perubahan-perubahan ini dianggap sepele atau hanya masalah kosmetik. Padahal, kuku yang mudah pecah dapat menjadi petunjuk penting adanya gangguan metabolik atau hormon yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pembengkakan pada lipatan kuku atau peradangan di sekitar kulit kuku juga dapat menjadi tanda kondisi tertentu. Paronikia kronis misalnya, merupakan peradangan pada lipatan kulit di sekitar kuku yang ditandai dengan kemerahan, nyeri, dan pembengkakan. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh iritan atau alergen, tetapi jamur
Candida albicans, infeksi bakteri lain, hingga psoriasis juga dapat menjadi penyebabnya. Dalam banyak kasus, kondisi ini dapat diobati dengan krim steroid sesuai anjuran dokter.
Kebiasaan pada Kuku yang Mencerminkan Kondisi Psikologis
Selain perubahan warna dan bentuk, kebiasaan tertentu pada kuku juga dapat menunjukkan kondisi emosional atau psikologis seseorang. Salah satu contohnya adalah kebiasaan menggigit kuku.
Meskipun terlihat seperti kebiasaan umum, menggigit kuku yang dilakukan terus-menerus sering kali berkaitan dengan kecemasan, stres berlebih, atau bahkan gangguan obsesif-kompulsif. Kuku pendek bekas gigitan dapat menjadi tanda bahwa seseorang sedang mengalami tekanan emosional yang tidak tertangani.
Menggigit atau mencabut kuku secara konstan dapat menyebabkan luka kecil yang berisiko infeksi. Selain itu, kebiasaan ini dapat memengaruhi tampilan kuku secara keseluruhan dan membuat area sekitarnya tampak meradang.
Meski kebiasaan menggigit kuku tidak selalu menjadi tanda gangguan serius, perubahan tampilan kuku akibat kebiasaan ini tetap perlu diperhatikan, terutama jika disertai rasa cemas yang semakin meningkat.
Pada akhirnya, perubahan apa pun yang muncul pada kuku—baik warna, tekstur, maupun kebiasaan yang berkaitan dengannya—sebaiknya diperhatikan dengan serius. Meski sebagian besar perubahan pada kuku tidak berbahaya dan tidak selalu menjadi tanda penyakit tertentu, keberadaan perubahan tersebut perlu diamati.
Tidak semua kuku putih menandakan hepatitis dan tidak semua kuku kuning berarti infeksi jamur. Namun, apabila perubahan pada kuku tampak mencolok dan berlangsung lama, konsultasi dengan dokter kulit tetap menjadi langkah terbaik.