JAKARTA - Harga minyak dunia kembali mencatat penguatan pada perdagangan terbaru, dipengaruhi oleh sentimen global yang menjadi perhatian investor.
Dua faktor utama memicu kenaikan ini, yaitu prospek penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat dan perkembangan negosiasi perdamaian Ukraina.
Kenaikan harga ini menandai sensitivitas pasar terhadap dinamika geopolitik dan kebijakan moneter global, di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik yang terus berlangsung.
Brent tercatat naik 1,29% menjadi USD 63,37 per barel, sementara WTI ikut menguat 1,34% ke USD 58,84 per barel. Data ini menunjukkan adanya pergerakan optimistis di kalangan investor yang menilai peluang pemulihan harga minyak semakin terbuka.
Perkembangan Negosiasi Perdamaian Ukraina
Perkembangan pembahasan perdamaian Ukraina menjadi faktor penting lain yang memengaruhi harga minyak.
Kedua pihak dijadwalkan menyusun ulang proposal perdamaian menjelang batas waktu finalisasi. Revisi dilakukan untuk menyeimbangkan kepentingan kedua negara setelah draf sebelumnya dinilai terlalu menguntungkan pihak Moskow.
Kesepakatan yang berhasil dicapai dapat membuka peluang pencabutan sebagian sanksi yang selama ini membatasi ekspor minyak Rusia, produsen minyak terbesar kedua di dunia.
Hal ini akan berdampak langsung pada suplai minyak global, sehingga berpotensi menstabilkan atau bahkan menekan harga bila akses Rusia kembali ke pasar meningkat. Pasar global pun terus memantau perkembangan ini, karena dampaknya bisa signifikan bagi dinamika perdagangan energi dunia.
Pengaruh Kebijakan Moneter AS
Selain faktor geopolitik, kebijakan suku bunga AS juga menjadi perhatian utama pelaku pasar. Investor masih menunggu keputusan The Fed apakah akan menurunkan suku bunga atau mempertahankannya hingga kondisi ekonomi stabil.
Sinyal dari pejabat The Fed menunjukkan kemungkinan penyesuaian suku bunga dalam waktu dekat, sehingga beberapa investor mulai melihat ruang pemulihan harga minyak.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga dipandang dapat meredam sentimen negatif dan meningkatkan selera risiko global, membuka peluang aksi beli bertahap pada level harga saat ini.
Tekanan pasar sepanjang tahun ini telah membuat harga minyak turun hampir 17%, namun kondisi rendah ini memberikan kesempatan bagi investor yang mencari potensi rebound jika kondisi makro membaik.
Kombinasi Faktor Global dan Prospek Ke Depan
Kombinasi antara kebijakan moneter AS dan perkembangan geopolitik Ukraina diperkirakan menjadi penentu utama arah harga minyak dalam beberapa pekan mendatang.
Perkembangan positif dari kedua faktor ini berpotensi menstabilkan pasar energi, meningkatkan kepercayaan investor, dan memperkuat optimisme terhadap pemulihan harga.
Investor dan pelaku pasar diperkirakan akan terus memonitor dinamika global, termasuk potensi pencabutan sanksi dan keputusan suku bunga, karena keduanya memiliki dampak langsung pada volatilitas harga minyak.
Dengan penguatan yang tercatat saat ini, pasar menunjukkan adanya peluang positif, dan strategi investasi maupun produksi energi global harus menyesuaikan diri dengan kemungkinan perubahan cepat di sektor minyak.