Harga Telur yang Terus Naik Didorong Jadi Momentum Emas bagi Pelaku Bisnis Lokal

Senin, 17 November 2025 | 11:31:33 WIB
Harga Telur yang Terus Naik Didorong Jadi Momentum Emas bagi Pelaku Bisnis Lokal

JAKARTA - Badan Pusat Statistik mencatat harga telur ayam ras mengalami peningkatan di banyak wilayah di Indonesia. 

Lonjakan harga ini terjadi bersamaan dengan bergulirnya program makan bergizi gratis (MBG), di mana telur menjadi salah satu komponen lauk pauk utama.

Data menunjukkan bahwa indeks perubahan harga telur ayam ras meningkat di sebagian besar kabupaten dan kota, dengan tren harga yang terus naik dari pekan sebelumnya. 

Rata-rata harga nasional kini berada di atas harga acuan penjualan (HAP) yang ditetapkan, menandakan adanya permintaan yang kuat terhadap komoditas ini.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menegaskan bahwa peningkatan harga ini bukan hanya fenomena musiman, tetapi juga mencerminkan peningkatan kebutuhan telur ayam ras sebagai bagian dari program MBG. 

“Untuk telur ayam ras ini menarik karena memang yang memberikan kenaikan harga adalah meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan komoditas telur ayam ras sebagai salah satu komponen lauk pauk pada menu MBG,” ujarnya.

Fenomena ini menjadi perhatian penting bagi pengendalian inflasi serta peluang bagi pelaku usaha lokal untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, terutama di daerah-daerah yang menjadi pusat distribusi telur ayam.

Selain faktor permintaan, kenaikan harga juga dipengaruhi distribusi yang tidak merata, di mana stok di beberapa daerah belum stabil sehingga memengaruhi pasokan di wilayah non-produksi. Hal ini menekankan perlunya pengelolaan stok yang lebih efisien untuk menjaga keseimbangan harga di pasar.

Distribusi dan Stok Menjadi Faktor Penting

Selain permintaan yang meningkat, distribusi dan ketersediaan stok menjadi faktor utama yang memengaruhi harga telur ayam ras. Hambatan distribusi dan keterbatasan pasokan di beberapa wilayah membuat harga di daerah tertentu lebih tinggi dibandingkan dengan harga rata-rata nasional.

Amalia menekankan pentingnya ketersediaan stok yang cukup agar lonjakan permintaan tidak memicu kenaikan harga secara berlebihan. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi daerah penghasil telur agar aliran pasokan ke wilayah lain tetap lancar.

Selain itu, BPS mencatat bahwa kenaikan harga di tingkat distributor juga menjadi salah satu faktor yang mendorong harga jual di pasar. Kenaikan tersebut perlu diimbangi dengan peningkatan efisiensi distribusi dan pemantauan stok secara rutin agar harga tetap stabil dan dapat dijangkau masyarakat.

Fenomena kenaikan harga di tengah kebutuhan MBG sekaligus membuka peluang bisnis bagi peternak dan pedagang lokal untuk meningkatkan produksi serta menyediakan suplai yang lebih merata. Dengan pengelolaan yang tepat, masyarakat di sekitar daerah produksi dapat merasakan manfaat ekonomi yang lebih luas.

Perbedaan Harga di Berbagai Wilayah

BPS mengungkapkan harga telur ayam ras tertinggi terjadi di beberapa kabupaten, dengan harga mencapai level yang signifikan dibandingkan rata-rata nasional. Kabupaten Mamberamo Tengah tercatat memiliki harga tertinggi, diikuti kabupaten Puncak Jaya dan Intan Jaya.

Sementara itu, harga telur ayam ras terendah berada di level yang lebih rendah, menandakan adanya disparitas harga antarwilayah. Perbedaan ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengendalian distribusi dan penyaluran suplai agar seluruh wilayah mendapat akses yang adil.

Kondisi ini juga menunjukkan bahwa pasar lokal memiliki dinamika yang berbeda-beda, di mana faktor geografi, aksesibilitas, dan kemampuan distribusi memengaruhi harga akhir di tingkat konsumen.

Dengan pemantauan yang lebih baik dan koordinasi antara produsen, distributor, dan pemerintah daerah, disparitas harga dapat diminimalkan sehingga manfaat kenaikan harga dapat dirasakan secara lebih merata oleh masyarakat.

Peluang Bisnis dan Dampak Sosial

Lonjakan harga telur ayam ras juga dianggap sebagai peluang bagi sektor bisnis untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan yang meningkat. Peningkatan harga ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya bagi peternak dan pedagang telur.

Amalia menekankan bahwa kenaikan harga harus diimbangi dengan pengelolaan pasokan yang tepat agar masyarakat tetap memperoleh akses telur dengan harga wajar.

Selain itu, program MBG yang mendorong konsumsi telur berkontribusi pada peningkatan gizi masyarakat, sekaligus membuka kesempatan bagi pelaku usaha untuk berpartisipasi dalam mendukung ketersediaan pangan bergizi.

Dengan koordinasi yang baik antara produsen, distributor, dan pemerintah, harga telur dapat tetap stabil meskipun permintaan meningkat, sementara masyarakat di berbagai wilayah tetap mendapat manfaat dari ketersediaan komoditas pangan penting ini.

Kenaikan harga telur ayam ras ini sekaligus menjadi indikator bahwa program MBG berjalan efektif dalam mendorong konsumsi bergizi, memberikan peluang ekonomi, dan memperkuat ketahanan pangan di tingkat lokal maupun nasional.

Terkini