OJK Tingkatkan Free Float Saham Demi Pasar Modal Kompetitif

Sabtu, 15 November 2025 | 12:02:08 WIB
OJK Tingkatkan Free Float Saham Demi Pasar Modal Kompetitif

JAKARTA - Memasuki tahun 2026, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan berbagai regulasi baru untuk memperdalam pasar modal Indonesia. 

Salah satu fokus utama adalah peningkatan level free float di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang saat ini masih berada di angka 7,5%. Angka ini jauh tertinggal dari standar global yang berkisar antara 20–25 persen.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyampaikan bahwa pihaknya menargetkan kenaikan bertahap free float menjadi 10 persen, kemudian 15 persen, hingga mencapai standar internasional. 

Menurutnya, langkah ini tidak hanya untuk memenuhi indikator global, tetapi juga untuk menciptakan pasar yang lebih likuid dan berdaya saing tinggi.

“Target free float harus realistis, tapi tetap ambisius. Dengan bertambahnya saham yang beredar di publik, kita mendorong transparansi dan akses investasi yang lebih merata,” ujarnya.

Pengawasan Pasar dan Pencegahan Manipulasi

Selain peningkatan free float, OJK menekankan pentingnya penguatan pengawasan untuk menjaga integritas pasar. Lembaga ini fokus pada deteksi potensi distorsi harga, praktik perdagangan tidak wajar, dan manipulasi pasar. Untuk itu, task force lintas lembaga tengah bekerja sama dengan Kementerian Keuangan, BEI, KSEI, dan SRO lainnya.

“Instrumen pengawasan harus seiring dengan pendalaman pasar. Kita ingin pasar yang sehat, likuid, dan dapat dipercaya oleh investor domestik maupun internasional,” terang Inarno. Pendekatan ini sekaligus menekankan bahwa penguatan regulasi bukan sekadar formalitas, melainkan upaya strategis agar pasar modal Indonesia lebih berintegritas.

Pengembangan Produk Berbasis ESG dan Pasar Karbon

Dalam langkah memperluas kedalaman pasar, OJK mendorong hadirnya lebih banyak produk berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG). 

Selain itu, perdagangan karbon yang diintegrasikan ke pasar internasional menjadi prioritas. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya memperkuat pasar saham, tetapi juga menempatkan instrumen finansial berkelanjutan sebagai bagian dari strategi jangka panjang.

“Produk ESG dan pasar karbon menjadi instrumen yang bisa menarik investor global. Ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang serius dalam penerapan investasi berkelanjutan,” jelas Inarno.

Dorongan IPO dan Peningkatan Partisipasi Investor

Langkah lain yang diambil OJK adalah mendorong lebih banyak emiten besar untuk masuk ke pasar melalui Initial Public Offering (IPO). Hal ini diharapkan dapat memperluas basis investor institusi domestik serta meningkatkan likuiditas saham. 

Kombinasi antara penambahan emiten dan peningkatan free float menjadi strategi utama untuk mendongkrak kapitalisasi pasar dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi nasional melalui pasar modal.

“Dengan lebih banyak perusahaan besar yang tercatat, masyarakat dan investor institusi mendapatkan peluang investasi yang lebih luas. Pada saat bersamaan, free float yang tinggi memastikan saham lebih mudah diperdagangkan, sehingga pasar menjadi lebih sehat dan stabil,” ujar Inarno.

Secara keseluruhan, langkah-langkah OJK untuk memperdalam pasar modal mencerminkan komitmen lembaga ini dalam membangun pasar yang modern, transparan, dan kompetitif. 

Dengan regulasi baru, pengawasan ketat, produk ESG, serta dorongan IPO, Indonesia diharapkan mampu meningkatkan free float saham hingga standar internasional dan memberikan peluang investasi yang lebih luas bagi seluruh lapisan masyarakat.

Terkini

Cara Mendapatkan Kode Referral Blibli Paylater 2025

Sabtu, 15 November 2025 | 13:06:24 WIB

Rahasia Perawatan Rambut Berwarna Agar Warnanya Tahan Lama

Sabtu, 15 November 2025 | 12:45:07 WIB

Mengenali Gejala Awal Gangguan Ginjal dari Warna Urine

Sabtu, 15 November 2025 | 12:44:57 WIB

Menikmati Sate Kambing Muda Tegal, Gurih Empuk dan Menggoda

Sabtu, 15 November 2025 | 12:44:52 WIB