Menag Dorong Ekoteologi dan Kerukunan Jadi Pondasi Kebijakan Publik Nasional

Sabtu, 15 November 2025 | 10:09:11 WIB
Menag Dorong Ekoteologi dan Kerukunan Jadi Pondasi Kebijakan Publik Nasional

JAKARTA - Dalam upaya memperkuat fondasi pembangunan nasional yang lebih menyeluruh, Menteri Agama Nasaruddin Umar kembali menekankan pentingnya mengarusutamakan ekoteologi sebagai bagian dari arah kebijakan publik. 

Ia menilai bahwa pendekatan ekoteologi bukan hanya relevan di lingkungan Kementerian Agama, tetapi juga diperlukan sebagai pegangan moral bersama dalam menyikapi isu lingkungan yang semakin mendesak. Nasaruddin menjelaskan bahwa ekoteologi mengandung pesan universal yang bertujuan membangkitkan kepedulian global terhadap keberlanjutan alam.

“Ekoteologi membahas bagaimana membangkitkan kesadaran bersama secara global untuk memelihara dan merawat lingkungan. Semakin sehat lingkungan ini, semakin besar pula kontribusinya bagi kesehatan manusia itu sendiri,” katanya pada sebuah peluncuran buku yang menyoroti ekoteologi, moderasi beragama, dan kerukunan.

Dalam kegiatan tersebut, ia menyampaikan bahwa kesadaran ekologis tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan kerukunan sosial yang kuat.

Di tengah tantangan lingkungan yang muncul dalam berbagai bentuk, Nasaruddin menegaskan perlunya mengaitkan nilai spiritualitas dengan isu lingkungan. Menurutnya, cara ini dapat memperluas jangkauan pendidikan moral dan etika terkait kelestarian alam. 

Upaya tersebut sejalan dengan kebutuhan untuk membangun pola pikir generasi yang lebih sadar akan hubungan antara keimanan, kemanusiaan, dan tanggung jawab ekologis. 

Ia memandang bahwa semakin kuat pondasi moral masyarakat terhadap pelestarian lingkungan, semakin mudah pula pemerintah menjalankan program besar berbasis keberlanjutan.

Kerukunan sebagai Fondasi Pembangunan Nasional

Selain ekoteologi, Nasaruddin menyoroti pentingnya kerukunan sebagai prasyarat utama keberhasilan pembangunan. Ia menegaskan bahwa pembangunan tidak akan bermakna tanpa terciptanya kerukunan di tengah masyarakat. 

Menurutnya, harmonisasi sosial memiliki peran penting dalam memastikan stabilitas nasional dan memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintah.

“Kerukunan tanpa lingkungan yang sehat tidaklah sempurna, demikian pula lingkungan yang sehat tanpa kerukunan juga tidak ada artinya,” ujarnya. 

Pernyataan tersebut menggambarkan betapa erat hubungan antara harmoni sosial dan keberlanjutan alam. Ia memandang kedua aspek itu harus berjalan seiring, bukan saling dipisahkan dalam perencanaan kebijakan.

Sebagai bentuk penguatan, Kementerian Agama kini tengah menyiapkan program Kurikulum Cinta yang diharapkan dapat mendorong terciptanya generasi yang lebih peduli dan toleran. 

Nasaruddin percaya bahwa kebijakan yang didasari nilai cinta akan memberikan dampak lebih konstruktif, produktif, serta mampu mempersatukan berbagai kelompok masyarakat. 

Program ini nantinya akan memperluas ruang edukasi, termasuk dalam membangun karakter peserta didik yang memahami pentingnya kerukunan dan kepedulian lingkungan.

Ia juga mengingatkan bahwa kekayaan budaya, agama, dan sumber daya alam yang dimiliki bangsa harus dirawat dengan rasa syukur. Menurutnya, karunia tersebut hanya akan bermakna apabila dapat dinikmati bersama secara adil dan disertai tanggung jawab untuk menjaganya. 

Dengan demikian, kerukunan dan kelestarian alam menjadi dua pilar yang saling menguatkan dalam pembangunan.

Integrasi Ekoteologi dalam Kurikulum Pendidikan

Lebih jauh, Nasaruddin menjelaskan bahwa nilai-nilai ekoteologi akan mulai diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Agama. 

Langkah ini diharapkan dapat membentuk generasi sejak dini untuk mencintai lingkungan melalui perspektif yang lebih komprehensif.

Ia menceritakan bahwa gagasan Kurikulum Cinta dan penguatan nilai ekoteologi telah menarik perhatian internasional. Dalam sebuah pertemuan internasional di Vatikan, sejumlah otoritas menilai bahwa pendekatan tersebut menunjukkan kemajuan penting dalam mengaitkan isu lingkungan dengan nilai-nilai kemanusiaan. 

“Bahkan Paus Leo XIV pun menilai betapa pentingnya menjadikan isu lingkungan sebagai isu kemanusiaan yang harus diprioritaskan. Di PBB, kita juga melihat pernyataan-pernyataan terakhir yang menunjukkan kesadaran besar akan pentingnya merawat lingkungan melalui bahasa agama,” katanya.

Ia meyakini bahwa dukungan dunia internasional menunjukkan bahwa langkah-langkah yang ditempuh Indonesia melalui Kementerian Agama sejalan dengan arah pembangunan global yang menempatkan keberlanjutan sebagai prioritas utama. 

Dengan memasukkan nilai-nilai tersebut ke dalam kurikulum, pemerintah berharap tercipta kesinambungan antara pendidikan dan kebijakan publik yang berpihak pada keadilan ekologis.

Harmoni Sosial dan Keberlanjutan sebagai Agenda Jangka Panjang

Pemerintah mendorong seluruh elemen masyarakat untuk terus merawat harmoni sosial sebagai wujud kontribusi terhadap pembangunan nasional. Nasaruddin menilai bahwa kerja sama lintas sektor sangat diperlukan untuk memperkuat kesadaran kolektif mengenai pentingnya menjaga lingkungan. 

Ia berharap program dan kebijakan yang tengah disusun dapat menjadi landasan jangka panjang dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif, toleran, dan peduli terhadap bumi.

Dengan menempatkan ekoteologi dan kerukunan sebagai arus utama kebijakan, Kementerian Agama berupaya memastikan bahwa pembangunan nasional tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan, tetapi juga keberlanjutan dan integrasi nilai-nilai kemanusiaan. 

Langkah ini diharapkan mampu menciptakan arah pembangunan yang lebih berimbang, serta lebih mampu menghadapi tantangan lingkungan dan sosial yang semakin kompleks.

Terkini

Cara Mendapatkan Kode Referral Blibli Paylater 2025

Sabtu, 15 November 2025 | 13:06:24 WIB

Rahasia Perawatan Rambut Berwarna Agar Warnanya Tahan Lama

Sabtu, 15 November 2025 | 12:45:07 WIB

Mengenali Gejala Awal Gangguan Ginjal dari Warna Urine

Sabtu, 15 November 2025 | 12:44:57 WIB

Menikmati Sate Kambing Muda Tegal, Gurih Empuk dan Menggoda

Sabtu, 15 November 2025 | 12:44:52 WIB