Penerbangan Aceh Alami Koreksi Bulanan, Kinerja Tahunan Tetap Menguat

Rabu, 05 November 2025 | 09:23:11 WIB
Penerbangan Aceh Alami Koreksi Bulanan, Kinerja Tahunan Tetap Menguat

JAKARTA - Pergerakan penumpang penerbangan di Provinsi Aceh pada September 2025 menunjukkan dinamika yang menarik. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, jumlah penumpang yang berangkat melalui seluruh bandara di provinsi tersebut mencapai 34.963 orang. Meski demikian, angka ini mencatat penurunan sebesar 3,00 persen dibandingkan dengan Agustus 2025.

Tasdik Ilhamudin, Pelaksana Tugas Kepala BPS Aceh, menyampaikan bahwa jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (September 2024), jumlah penumpang penerbangan juga mengalami penurunan signifikan sebesar 30,58 persen (year-on-year).

“Jumlah penumpang domestik yang berangkat melalui bandara di Provinsi Aceh selama September 2025 mencapai 23.443 orang. Kondisi ini mengalami penurunan sebesar 2,92 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 24.147 orang,” jelas Tasdik.

Dari keseluruhan penerbangan domestik tersebut, Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) masih menjadi pintu utama mobilitas udara Aceh dengan 22.123 penumpang.

Bandara Lasikin menyumbang 674 penumpang, sedangkan Bandara Malikussaleh mencatat 212 penumpang. Meskipun mengalami penurunan bulanan, sektor penerbangan domestik tetap menjadi urat nadi konektivitas antarwilayah di Aceh.

Penerbangan Internasional Masih Menjadi Penopang Utama Mobilitas Aceh

Tidak hanya penerbangan domestik, aktivitas penerbangan internasional dari Aceh juga turut menjadi sorotan. Tasdik menyebut bahwa jumlah penumpang internasional yang berangkat melalui Bandara Sultan Iskandar Muda pada September 2025 mencapai 11.520 orang, atau turun sebesar 3,16 persen dibandingkan Agustus 2025.

Menariknya, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, tren justru menunjukkan peningkatan signifikan. “Jumlah penumpang penerbangan internasional yang berangkat meningkat hingga 23,00 persen (year-on-year),” ungkap Tasdik.

Sementara itu, dari sisi kedatangan penumpang internasional, angka menunjukkan penurunan 9,15 persen secara bulanan (month-to-month), namun masih ada kenaikan sekitar 10,01 persen secara tahunan (year-on-year). 

Hal ini menunjukkan bahwa sektor penerbangan internasional mulai kembali pulih seiring meningkatnya aktivitas lintas negara dan wisata religi yang sering menggunakan jalur penerbangan dari dan menuju Aceh.

Tren Positif dalam Skala Kumulatif Sepanjang Tahun 2025

Secara kumulatif, periode Januari hingga September 2025 memperlihatkan tren positif dibandingkan tahun sebelumnya. 

Total penumpang yang berangkat dari seluruh bandara di Aceh tercatat naik 22,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan jumlah penumpang yang datang mengalami peningkatan lebih tinggi, yakni mencapai 28,68 persen.

Data ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan dalam jangka pendek (bulanan), mobilitas udara Aceh masih berada dalam jalur pemulihan yang kuat.

Pertumbuhan tahunan yang positif menandakan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap layanan transportasi udara serta pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi daerah.

Bandara Sultan Iskandar Muda tetap menjadi pusat utama kegiatan penerbangan Aceh, baik untuk rute domestik maupun internasional. 

Perannya semakin vital dalam mendukung konektivitas antarprovinsi dan antarnegara, terutama dengan adanya penerbangan langsung menuju destinasi internasional seperti Malaysia dan Arab Saudi yang sering digunakan untuk perjalanan umrah dan wisata.

Sektor Transportasi Udara Jadi Indikator Pulihnya Aktivitas Ekonomi Daerah

Mobilitas penerbangan yang perlahan meningkat menjadi sinyal positif bagi aktivitas ekonomi di Aceh. Transportasi udara berperan penting sebagai penggerak sektor perdagangan, pariwisata, serta hubungan antardaerah.

Meskipun angka September menunjukkan sedikit penurunan, secara keseluruhan indikator pergerakan penumpang menggambarkan pemulihan yang berkelanjutan. Kenaikan tahunan yang cukup besar menjadi bukti bahwa kepercayaan publik terhadap layanan transportasi udara terus tumbuh.

BPS Aceh menilai, tren positif ini dapat berlanjut jika infrastruktur bandara terus ditingkatkan serta frekuensi penerbangan diperluas ke berbagai tujuan strategis di dalam dan luar negeri. Selain itu, faktor cuaca dan kondisi ekonomi nasional juga akan berpengaruh terhadap tingkat mobilitas udara ke depan.

Dengan dukungan pemerintah daerah dan pengelola bandara, Aceh memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor penerbangan sebagai bagian dari pendorong ekonomi wilayah. 

Apabila tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin jumlah penumpang akan kembali meningkat dalam beberapa bulan mendatang, menandai kebangkitan penuh transportasi udara Aceh pascapandemi dan memperkuat posisi provinsi ini sebagai pintu gerbang udara barat Indonesia.

Terkini