JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan penguatan di awal perdagangan hari ini.
Pembukaan di zona hijau menandai keberlanjutan tren positif pasar saham domestik setelah sempat mengalami tekanan pada awal pekan. IHSG dibuka naik 0,12% atau bertambah 10,13 poin ke posisi 8.176,36.
Pergerakan ini disertai dengan aktivitas transaksi yang cukup tinggi. Sebanyak 245 saham tercatat mengalami kenaikan, 87 saham terkoreksi, sementara 280 lainnya stagnan. Nilai transaksi mencapai sekitar Rp 394,01 miliar dengan total 1,78 miliar saham yang berpindah tangan melalui 35.657 kali transaksi.
Kenaikan IHSG hari ini menjadi sinyal kepercayaan investor terhadap stabilitas pasar keuangan nasional. Meski tekanan eksternal masih cukup terasa, terutama dari dinamika kebijakan moneter global, pelaku pasar menilai fundamental ekonomi domestik masih kuat.
Rebound yang terjadi setelah pelemahan di awal pekan menunjukkan adanya arus masuk modal asing secara selektif ke saham-saham unggulan.
Optimisme pasar ini diperkuat oleh prospek kinerja emiten pada kuartal terakhir 2025 yang diperkirakan tetap solid. Sektor perbankan, konsumsi, dan energi menjadi motor penggerak utama penguatan indeks, seiring meningkatnya aktivitas ekonomi menjelang akhir tahun.
Sentimen Global Mewarnai Pergerakan Pasar Asia-Pasifik
Perdagangan bursa di kawasan Asia-Pasifik pagi ini menunjukkan pergerakan bervariasi, mencerminkan respon investor terhadap sinyal terbaru dari Amerika Serikat.
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyampaikan bahwa pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember belum dapat dipastikan. Meski demikian, The Fed telah memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,75%–4%, sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar.
Pernyataan Powell memunculkan sentimen hati-hati di kalangan investor global. Beberapa bursa mencatat penguatan, namun sebagian lainnya masih bergerak terbatas.
Di Korea Selatan, indeks Kospi dibuka menguat signifikan 1,37%, terdorong oleh sektor otomotif dan perkapalan. Sebaliknya, indeks Kosdaq yang berkapitalisasi kecil mengalami penurunan tipis sebesar 0,1%.
Sementara itu, investor Asia juga menyoroti pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Ini menjadi pertemuan tatap muka pertama keduanya sejak Trump menjabat kembali, sehingga menimbulkan ekspektasi positif terhadap potensi perbaikan hubungan perdagangan antara kedua negara.
Korea Selatan turut menjadi pusat perhatian setelah penasihat kebijakan utama, Kim Yong-beom, mengungkap rincian kesepakatan dagang baru dengan Washington.
Berdasarkan laporan media lokal, Korea Selatan akan menanamkan investasi sebesar US$200 miliar di Amerika Serikat dengan batas tahunan US$20 miliar. Sisa komitmen senilai US$350 miliar akan dialokasikan untuk kerja sama di sektor perkapalan.
Bursa Jepang dan Australia Bergerak Variatif
Di Jepang, pasar saham dibuka dengan pergerakan yang cenderung hati-hati. Indeks Nikkei 225 tercatat bergerak sedikit di bawah garis datar, sementara indeks Topix naik tipis 0,1%. Investor tampak menunggu data ekonomi terbaru untuk melihat arah kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) ke depan.
Sementara itu, di Australia, indeks S&P/ASX 200 justru dibuka turun 0,29% akibat tekanan di sektor pertambangan dan energi. Penurunan harga komoditas global membuat pelaku pasar memilih untuk melakukan aksi ambil untung.
Namun, sejumlah analis menilai bahwa koreksi ini bersifat sementara mengingat fundamental ekonomi Australia masih cukup kuat, terutama didukung oleh peningkatan ekspor batu bara dan gas alam.
Di sisi lain, bursa Hong Kong berpotensi kembali menguat setelah libur panjang. Kontrak berjangka Hang Seng (HSI) menunjukkan sinyal positif dengan berada di level 26.598, atau lebih tinggi dibandingkan penutupan terakhir di posisi 26.346,14.
Optimisme ini muncul seiring dengan ekspektasi pemulihan ekonomi Tiongkok serta stabilitas kebijakan pemerintah terhadap pasar keuangan domestik.
Wall Street Bergerak Campuran, Nvidia Jadi Penopang Nasdaq
Dari Amerika Serikat, bursa Wall Street menunjukkan pergerakan yang beragam pada perdagangan terakhir. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,2% ke posisi 47.632,00 setelah sempat menembus rekor tertinggi pada awal sesi. Indeks S&P 500 juga terkoreksi tipis ke level 6.890,59.
Namun, pergerakan berbeda terlihat pada Nasdaq Composite yang berhasil mencatat kenaikan 0,55% hingga mencapai rekor baru di level 23.958,47.
Penguatan indeks teknologi tersebut ditopang oleh lonjakan harga saham Nvidia yang kembali mencatatkan performa luar biasa berkat peningkatan permintaan chip untuk kecerdasan buatan (AI).
Para analis menilai, kondisi pasar global yang fluktuatif tidak menyurutkan minat investor terhadap sektor teknologi. Optimisme terhadap perkembangan AI dan digitalisasi global menjadi faktor utama yang menopang kinerja saham-saham unggulan di bursa Amerika.
Dengan perkembangan positif di bursa global tersebut, pelaku pasar di Indonesia berharap tren penguatan IHSG dapat terus berlanjut. Dukungan dari stabilitas ekonomi domestik, inflasi yang terkendali, dan kinerja emiten yang solid diperkirakan akan menjadi pendorong utama pergerakan indeks hingga akhir tahun.