JAKARTA - PT Sokoria Geothermal Indonesia (PT SGI) terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan energi bersih di Indonesia dengan melibatkan generasi muda dalam pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sokoria di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.
Program ini menjadi bagian dari upaya memberdayakan masyarakat lokal, khususnya anak muda, agar memiliki peran aktif dalam industri energi terbarukan.
Salah satu contoh nyata keberhasilan pembinaan sumber daya manusia lokal adalah Servinus Seko Poa, teknisi operasi PLTP Sokoria asal Ende. Ia mengaku mendapat pengalaman berharga melalui keterlibatannya langsung di lapangan.
“Kami diberi kesempatan belajar langsung di lapangan dan memahami teknologi panas bumi. Ini pengalaman berharga yang membuat kami percaya diri untuk terus berkembang,” ujar Servinus.
Dukungan terhadap pengembangan potensi generasi muda juga dirasakan oleh Erlina Remi, staf Community Development PLTP Sokoria. Ia menilai, kehadiran SGI telah membuka ruang bagi anak muda daerah untuk berkarya di bidang energi bersih.
“Saya bangga bisa menjadi bagian dari industri energi bersih dan berperan dalam pengembangan daerah sendiri,” ucap Erlina.
Komitmen Pengembangan SDM Lokal
Keterlibatan masyarakat lokal menjadi prioritas utama bagi SGI dalam setiap tahap pengembangan proyek panas bumi di Pulau Flores. Saat ini, 100 persen operator PLTP Sokoria merupakan tenaga kerja lokal, sementara lebih dari 70 persen karyawan SGI dan kontraktornya berasal dari masyarakat sekitar.
Langkah ini bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan tenaga kerja, tetapi juga sebagai bentuk investasi jangka panjang terhadap sumber daya manusia daerah. Melalui pendekatan ini, SGI ingin memastikan keberlanjutan operasi dan kemandirian energi daerah tetap terjaga.
Untuk memastikan standar kompetensi yang tinggi, SGI juga melaksanakan program Technicians Trainee selama enam bulan. Program tersebut terdiri atas pembelajaran di kelas dan pelatihan langsung di lapangan di pembangkit PLTP Sorik Marapi, Sumatera Utara.
Kini, seluruh operator SGI telah dinyatakan memenuhi standar kompetensi SKK-TK minimal level 3, yang menjadi bukti komitmen perusahaan dalam menjamin kualitas serta profesionalisme tenaga kerja lokal.
Dorong Kemandirian Energi Flores
Corporate Communications Manager PT SGI, Agung Iswara, menegaskan bahwa pembangunan industri panas bumi berawal dari kualitas manusia yang mengelolanya. Ia menyebut, SGI ingin memastikan masyarakat Ende menjadi pelaku utama dalam pengembangan energi panas bumi di wilayahnya.
“Kami percaya pembangunan industri panas bumi berawal dari manusianya. SGI ingin memastikan masyarakat Ende menjadi pelaku utama pengembangan energi panas bumi,” ujarnya.
Melalui langkah tersebut, SGI berharap talenta muda lokal dapat menjadi motor penggerak energi bersih Indonesia. Kehadiran generasi muda yang berkompeten diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi masa depan energi nasional serta menjadikan Pulau Flores sebagai wilayah mandiri energi.
Komitmen ini juga sejalan dengan program pemerintah menuju Net Zero Emission 2060, di mana SGI berperan aktif mendukung pengembangan energi panas bumi yang berkelanjutan di Tanah Air.
Potensi Besar Energi Panas Bumi Sokoria
Sebagai bagian dari holding KS Orka Renewables Pte Ltd, PT SGI telah mengelola Wilayah Kerja Panas Bumi Sokoria–Nona Timur di Kabupaten Ende sejak tahun 2017. Wilayah kerja ini memiliki area seluas 42.570 hektare dengan potensi panas bumi mencapai 30 megawatt (MW).
Hingga saat ini, SGI telah berhasil mencapai Commercial Operation Date (COD) untuk dua unit pembangkit dengan total kapasitas terpasang sebesar 8 MW sejak tahun 2023. Capaian ini menandai langkah penting dalam mendukung transisi energi nasional berbasis sumber daya alam berkelanjutan.
Melalui kolaborasi antara teknologi modern dan keterlibatan masyarakat lokal, SGI berupaya menjadikan pengembangan panas bumi bukan hanya sebagai proyek energi, tetapi juga sebagai sarana pemberdayaan ekonomi dan sosial bagi masyarakat Ende.
Dengan keterlibatan aktif anak muda, Flores kini tidak hanya dikenal sebagai pulau yang kaya budaya dan alam, tetapi juga sebagai pusat pengembangan energi bersih masa depan Indonesia.