28 Emiten Baru Ramaikan Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di BEI

Senin, 20 Oktober 2025 | 13:07:59 WIB
28 Emiten Baru Ramaikan Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di BEI

JAKARTA - Menjelang genap satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, pasar modal Indonesia mencatat geliat positif dari sisi pencatatan saham baru. 

Berdasarkan data e-IPO, sejak pelantikan Prabowo pada 20 Oktober 2024 hingga 19 Oktober 2025, terdapat 28 perusahaan yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dari total tersebut, 5 perusahaan melakukan IPO pada tahun 2024, sementara 23 perusahaan sisanya mencatatkan saham perdana di bursa sepanjang tahun 2025. 

Tren ini menandakan bahwa meski kondisi ekonomi global masih fluktuatif, minat korporasi untuk mencari pendanaan melalui pasar modal tetap tinggi.

Dari BOAT hingga EMAS, Ragam Emiten Warnai Pasar

Perusahaan pertama yang melantai di masa pemerintahan Prabowo adalah PT Newport Marine Service Tbk. (BOAT) pada 12 November 2024. Sementara yang terbaru, PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada 23 September 2025.

Rentang waktu hampir setahun itu menunjukkan variasi sektor usaha yang cukup luas, mulai dari energi, bahan dasar, properti, hingga kesehatan.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan adanya 20 pipeline penawaran umum, termasuk IPO, dengan nilai indikatif mencapai Rp10,33 triliun.

Rinciannya meliputi 10 pipeline IPO senilai Rp3,36 triliun, 4 penawaran umum terbatas (PUT) senilai Rp1,47 triliun, serta 5 penawaran umum berkelanjutan efek bersifat utang dan/atau sukuk (PUB EBUS) dengan nilai mencapai Rp5 triliun.

Pipeline IPO 2025 Didominasi Sektor Industri dan Transportasi

Mengacu data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga akhir kuartal III/2025 masih terdapat 11 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham. Perusahaan-perusahaan ini diproyeksikan segera menyusul 23 emiten yang telah resmi tercatat di bursa sepanjang 2025.

Dari sisi skala aset, pipeline tersebut diisi oleh 4 calon emiten berskala besar (aset di atas Rp250 miliar) dan 7 emiten berskala menengah (Rp50 miliar–Rp250 miliar). Adapun sektor usaha yang mendominasi adalah industri dasar, manufaktur, serta transportasi dan logistik.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyebut pihaknya berharap seluruh perusahaan dalam pipeline tersebut dapat menuntaskan proses IPO tahun ini.

“Tentunya dalam hal calon perusahaan tercatat dapat memenuhi hal-hal dimaksud dalam sisa tahun ini, kami berharap perusahaan-perusahaan tersebut dapat menambah pilihan investasi saham bagi investor di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.

Tren IPO Menurun, Target BEI Masih Optimistis

Jika dibandingkan secara historis, tren IPO memang mengalami penurunan sejak 2023. Data BEI menunjukkan jumlah perusahaan yang melantai pada 2023 mencapai 79 emiten, menurun drastis menjadi 41 perusahaan pada 2024. Padahal, pada 2025 BEI menargetkan 66 emiten baru dapat tercatat.

Kendati jumlahnya menurun, kualitas emiten yang masuk tahun ini dianggap semakin solid karena sebagian besar berasal dari sektor-sektor strategis seperti energi terbarukan, kesehatan, dan infrastruktur digital. 

Hal ini sejalan dengan arah kebijakan ekonomi pemerintahan Prabowo-Gibran yang menitikberatkan pada hilirisasi industri dan transformasi digital.

Daftar Emiten IPO Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran

Berikut daftar 5 dari 28 perusahaan yang resmi melakukan IPO sejak 20 Oktober 2024 hingga 19 Oktober 2025:

NoEmitenSektorTanggal PencatatanHarga FinalSaham Ditawarkan (Lot)
1PT Newport Marine Service Tbk. (BOAT)Energy12 Nov 2024Rp10010.004.800
2PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk. (NAIK)Industries13 Nov 2024Rp1077.500.000
3PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ)Basic Materials11 Nov 2024Rp8803.000.000
4PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI)Energy5 Des 2024Rp5.5507.789.892
5PT Daya Intiguna Yasa Tbk. (MDIY)Consumer Non-Cyclicals19 Des 2024Rp1.65025.190.394

Daftar lengkap mencakup berbagai sektor mulai dari transportasi, kesehatan, properti, hingga keuangan digital, menunjukkan diversifikasi yang cukup kuat di pasar modal Indonesia.

Prospek IPO ke Depan: Masih Menjanjikan

Meskipun fluktuasi global masih menjadi tantangan, prospek IPO di Indonesia dinilai tetap menarik. Hal ini didukung oleh stabilitas makroekonomi, proyeksi pertumbuhan PDB di atas 5%, serta meningkatnya minat investor ritel.

Pemerintah juga terus mendorong pendalaman pasar keuangan, termasuk dengan mempermudah prosedur IPO dan memperkuat literasi investasi masyarakat.

Dengan strategi ini, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan pasar modal paling dinamis di Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan.

Terkini