BGN Perketat Pengawasan MBG Lewat Rapid Test Bahan Pangan

Selasa, 14 Oktober 2025 | 09:45:41 WIB
BGN Perketat Pengawasan MBG Lewat Rapid Test Bahan Pangan

JAKARTA - Untuk memastikan keamanan dan kualitas program Makan Bergizi Gratis (MBG), Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah tegas dengan mewajibkan setiap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia melakukan rapid test bahan pangan sebelum diolah dan disalurkan ke masyarakat.

Kebijakan ini menjadi tindak lanjut langsung dari arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya keamanan dan higienitas bahan pangan dalam program MBG.

Instruksi Presiden: Pastikan Pangan Aman Sebelum Dimasak

Kepala BGN Dadan Hindayana menjelaskan, rapid test bahan pangan akan menjadi komponen utama dalam sistem pengawasan mutu dapur MBG di seluruh daerah.

“Rapid test ini bagian utama yang harus ada di setiap SPPG. Perintah Presiden, dalam waktu dekat, semua dapur MBG sudah harus memiliki alat tersebut,” ujar Dadan usai konsolidasi regional bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta di Sentul International Convention Center (SICC).

Konsolidasi ini, kata Dadan, menjadi langkah strategis untuk memperkuat tata kelola MBG agar distribusi dan penyajian makanan bergizi dapat berlangsung dengan standar keamanan yang seragam di seluruh Indonesia.

Rapid Test Jadi Sistem Pengawasan Mutu di Lapangan

Penerapan uji cepat (rapid test) bukan sekadar formalitas, melainkan instrumen penting dalam mendeteksi bahan pangan berisiko sebelum diolah.

BGN telah melakukan uji coba di 10 dapur SPPG pada pekan lalu. Hasilnya menunjukkan bahwa rapid test membantu mendeteksi bahan pangan yang berpotensi berbahaya, seperti kandungan pestisida, logam berat, atau zat aditif berlebih.

“Rapid test terbukti efektif dalam membantu dapur memastikan bahan yang masuk aman sebelum dimasak dan dikirim ke penerima manfaat,” ujar Dadan.

Dengan hasil positif itu, BGN kini mulai mendistribusikan daftar vendor resmi ke seluruh pengelola SPPG agar proses pemesanan alat bisa segera dilakukan.

“Minggu ini kami lakukan pengadaan tambahan, dan mitra akan memesan langsung ke vendor yang sudah kami siapkan. Ada sekitar 10 sampai 15 vendor resmi yang bisa menyediakan alat tersebut,” tambahnya.

Contoh Penerapan: Dapur Polri Jadi Model Awal

Menurut Dadan, penggunaan rapid test bukan hal baru dalam sistem pengawasan pangan. SPPG yang dikelola Polri telah lebih dulu menerapkan sistem ini dan hasilnya dinilai sangat baik.

Keberhasilan itu kemudian menjadi acuan nasional bagi BGN untuk memperluas penerapan ke seluruh dapur MBG di Indonesia.

Langkah ini diharapkan menciptakan kontrol mutu berlapis terhadap setiap bahan pangan yang akan diolah, sehingga program MBG tidak hanya menyalurkan makanan sehat, tetapi juga aman dan terjamin kebersihannya.

5.000 Juru Masak Profesional Siap Dampingi Dapur MBG

Selain memperketat pengawasan bahan pangan, BGN juga berencana menurunkan 5.000 juru masak profesional dari International Chef Association untuk mendampingi dapur MBG di lapangan.

Langkah ini dimaksudkan untuk memastikan setiap tahap pengolahan makanan dilakukan sesuai standar gizi, keamanan, dan kebersihan internasional.

“Mereka akan mendampingi minimal lima hari di setiap SPPG, dan bisa diperpanjang bila dibutuhkan. Tujuannya supaya semua proses benar-benar dikontrol oleh tenaga yang terlatih,” jelas Dadan.

Para juru masak ini akan membantu dalam pemilihan bahan baku, pengolahan, penyimpanan, hingga penyajian makanan agar sesuai dengan panduan dari BGN.

BGN Tegaskan Pentingnya Sinergi Antarinstansi

Dadan menegaskan, keberhasilan MBG sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan mitra pelaksana. Rapid test dan pendampingan profesional hanyalah dua dari banyak langkah yang sedang dijalankan untuk memastikan keberlanjutan program nasional ini.

“Presiden ingin program makan bergizi gratis ini bukan hanya soal jumlah makanan yang disalurkan, tetapi juga tentang kualitas, kebersihan, dan keamanan pangan. Ini tanggung jawab bersama,” tegasnya.

Pengawasan Berlapis untuk Menjamin Keamanan Anak-anak

Dengan dua lapisan pengawasan—uji cepat bahan pangan dan pendampingan oleh juru masak profesional—BGN menargetkan agar tidak ada makanan MBG yang berisiko bagi kesehatan anak-anak Indonesia.

“Kami ingin memastikan semua makanan bergizi gratis yang disalurkan kepada anak-anak Indonesia tidak hanya sehat, tetapi juga aman dikonsumsi setiap hari,” ujar Dadan.

Menurutnya, seluruh dapur MBG diharapkan sudah dilengkapi alat rapid test dan tenaga pendamping sebelum akhir tahun 2025, agar pengawasan pangan bisa dilakukan secara serentak di seluruh daerah.

Fokus Utama: Aman, Sehat, dan Bergizi Setiap Hari

Kebijakan baru BGN ini menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga kualitas gizi sekaligus melindungi kesehatan masyarakat.

Dengan pengawasan berlapis dan keterlibatan tenaga profesional, program MBG bukan hanya menjadi upaya pemenuhan gizi nasional, tetapi juga model baru manajemen pangan aman di sektor publik. 

“Kualitas gizi harus sejalan dengan keamanan bahan pangan. Dua hal itu tak bisa dipisahkan,” tutup Dadan.

Terkini