Penyebab Kinerja IDX BUMN20 yang Kurang Optimal di 2025

Senin, 13 Oktober 2025 | 12:39:04 WIB
Penyebab Kinerja IDX BUMN20 yang Kurang Optimal di 2025

JAKARTA - Sejak awal tahun 2025, kinerja indeks saham IDX BUMN20 mengalami pertumbuhan yang cenderung stagnan, meskipun masih tercatat positif.

 Meskipun tumbuh sebesar 1,17% secara year-to-date (ytd) hingga penutupan perdagangan pada Jumat 10 Oktober, pertumbuhan ini jauh dari harapan, mengingat potensi yang dimiliki oleh emiten-emiten besar yang tergabung dalam indeks tersebut. 

Hal ini menunjukkan adanya beberapa faktor eksternal dan internal yang menghambat laju kinerja indeks saham Danantara.

Pada saat yang sama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melonjak 16,64% ytd, sebuah pencapaian yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kinerja IDX BUMN20. 

Angka ini menunjukkan bahwa meskipun pasar saham Indonesia secara keseluruhan menunjukkan kinerja positif, saham-saham yang tergabung dalam IDX BUMN20, yang berisi emiten-emiten besar milik negara, belum mampu mengikuti tren positif tersebut.

Saham Himbara: Penyebab Utama Penurunan Kinerja IDX BUMN20

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kinerja IDX BUMN20 adalah penurunan harga saham yang terjadi pada saham-saham Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). 

Beberapa bank besar, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), mengalami penurunan harga saham yang signifikan sepanjang tahun ini.

BBRI, misalnya, tercatat turun 11,40% ytd, sementara harga saham BMRI merosot lebih dalam lagi, yakni 27,35% ytd. BBNI juga mengalami penurunan sebesar 13,51% ytd, dan BBTN hanya mengalami penyusutan yang lebih kecil yaitu 0,42%. 

Penurunan harga saham yang tajam ini mencerminkan adanya masalah mendalam di sektor perbankan yang belum dapat pulih sepenuhnya dari sisi profitabilitas.

Investor Menunggu Pemulihan: Faktor Sentimen Negatif di Sektor Perbankan

Sektor perbankan, khususnya yang berada di bawah naungan Himbara, masih menghadapi ketidakpastian yang membuat investor cenderung wait and see.

 Banyak investor yang memilih untuk lebih selektif dalam memilih saham, terutama saham perbankan yang masih menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas keuangan dan profitabilitas.

Beberapa kebijakan, seperti penyaluran dana mengendap negara sebesar Rp 200 triliun kepada Himbara, meskipun bertujuan untuk mendorong permintaan kredit di sektor riil, belum menunjukkan dampak signifikan. Ini menambah kekhawatiran investor akan efektivitas kebijakan tersebut dalam memulihkan kinerja perbankan.

Sektor Infrastruktur dan Konstruksi: Masalah Arus Kas dan Minimnya Proyek

Selain sektor perbankan, sektor infrastruktur dan konstruksi yang terafiliasi dengan Danantara juga belum menunjukkan pemulihan yang diharapkan.

 Beberapa perusahaan yang bergerak di sektor ini masih berjuang dengan masalah arus kas dan minimnya proyek-proyek baru akibat kebijakan efisiensi anggaran infrastruktur pemerintah. 

Akibatnya, saham-saham yang berhubungan dengan sektor ini turut tertekan, sehingga mempengaruhi kinerja indeks saham Danantara secara keseluruhan.

Rotasi Sektor oleh Investor: Perpindahan Fokus ke Komoditas

Sebagai dampak dari sentimen negatif yang melanda sektor perbankan dan infrastruktur, investor pun mulai melakukan rotasi sektor, berpindah ke saham-saham komoditas atau bahan baku yang dianggap lebih menarik.

 Hal ini menciptakan pergeseran perhatian investor yang berimbas pada penurunan kinerja saham-saham di sektor Danantara, yang belum mampu pulih akibat faktor eksternal dan internal tersebut.

Potensi Pemulihan di Sisa Tahun 2025: Peluang untuk Indeks IDX BUMN20

Meski demikian, Praska Putrantyo, CEO Edvisor Provina Visindo, tetap optimistis bahwa kinerja indeks IDX BUMN20 masih memiliki peluang untuk tumbuh lebih baik di sisa tahun 2025.

 Optimisme ini berkaitan dengan laporan keuangan kuartal III-2025 yang dapat mencatatkan kinerja positif bagi emiten-emiten dalam indeks tersebut. 

Jika hal tersebut tercapai, maka besar kemungkinan saham-saham Danantara, khususnya yang berkapitalisasi besar, akan menarik minat investor asing, yang pada gilirannya dapat meningkatkan harga saham mereka.

Sentimen Positif dari Aksi Korporasi dan Dividen

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, juga menyarankan bahwa aksi korporasi seperti pembagian dividen interim dapat memberikan sentimen positif bagi saham-saham Danantara. 

Pengumuman dividen seringkali memicu akumulasi beli dari investor, terutama jika yield dividen yang ditawarkan cukup menarik. Hal ini dapat memberikan dorongan bagi indeks IDX BUMN20 untuk bergerak lebih positif di sisa tahun ini.

Investasi dan Ekspansi: Langkah Strategis Danantara

Selain pembagian dividen, langkah ekspansi yang dilakukan Danantara juga akan mempengaruhi kinerja saham-saham di IDX BUMN20. Danantara diketahui aktif melakukan investasi di berbagai sektor industri untuk memperkuat sektor riil. 

Salah satunya adalah penerbitan surat utang Patriot Bond yang berhasil mendapatkan permintaan mencapai Rp 51,8 triliun. Dana yang terkumpul dari Patriot Bond tersebut digunakan untuk berbagai proyek strategis nasional yang berpotensi memperkuat kinerja emiten-emiten terkait.

Rekomendasi Saham: Akumulasi Beli dan Pemantauan Kebijakan Makro

Nafan Aji Gusta memberikan rekomendasi kepada investor untuk mengakumulasi beli saham-saham Himbara seperti BBNI, BBRI, dan BMRI. Saham-saham tersebut dianggap memiliki potensi yang menjanjikan, meskipun harga sahamnya sudah undervalued.

 Jika terjadi perbaikan sentimen makro seperti kelanjutan penurunan suku bunga acuan dan pemulihan ekonomi nasional, saham-saham ini berpotensi untuk kembali melesat.

Praska juga menyarankan saham BBRI dan BMRI untuk investor jangka panjang, dengan target harga masing-masing Rp 5.025 per saham dan Rp 5.200 per saham. Praska juga mengingatkan pentingnya pemantauan perkembangan kebijakan moneter dan fiskal yang akan memengaruhi kinerja keuangan emiten-emiten Danantara.

Kesimpulan: Tantangan dan Peluang bagi IDX BUMN20

Meskipun kinerja IDX BUMN20 hingga kini kurang optimal, potensi pemulihan tetap ada di sisa tahun 2025. Faktor-faktor seperti perbaikan laporan keuangan, dividen, dan ekspansi yang dilakukan Danantara dapat memberikan dorongan positif bagi kinerja saham dalam indeks tersebut. 

Namun, investor juga diingatkan untuk terus memantau sentimen makroekonomi yang dapat mempengaruhi arah pergerakan saham-saham Danantara di masa mendatang.

Terkini