Jembatan Bailey Bireuen

Jembatan Bailey Bireuen Rampung Warga Kembali Melintas Aman

Jembatan Bailey Bireuen Rampung Warga Kembali Melintas Aman
Jembatan Bailey Bireuen Rampung Warga Kembali Melintas Aman

JAKARTA - Akses warga di Kabupaten Bireuen, Aceh, kembali pulih setelah terputus akibat bencana alam. Setelah sempat terganggu oleh banjir bandang dan tanah longsor, jalur penghubung antarwilayah kini dapat kembali dilalui. 

Tentara Nasional Indonesia (TNI) memastikan pembangunan jembatan darurat jenis bailey di Gampong Matang Bangka, Kecamatan Jeunieb, telah rampung dan siap digunakan masyarakat.

Rampungnya jembatan ini menjadi kabar penting bagi warga setempat yang selama beberapa waktu harus membatasi aktivitas akibat terputusnya akses utama. Kehadiran jembatan darurat tersebut diharapkan mampu mempercepat pemulihan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat pascabencana.

Jembatan Darurat Pulihkan Akses Warga

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah menjelaskan bahwa jembatan bailey yang dibangun di Matang Bangka berfungsi sebagai pengganti sementara jembatan permanen yang rusak akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor. 

Pembangunan jembatan ini menjadi bagian dari respons cepat TNI dalam mendukung penanganan darurat di wilayah terdampak.

“Satgas berhasil merampungkan pembangunan jembatan bailey Matang Bangka yang menghubungkan Gampong Matang Bangka dengan Gampong Matang Teungoh,” kata Freddy.

Dengan tersambungnya kembali dua gampong tersebut, aktivitas warga yang sebelumnya terhambat kini dapat kembali berjalan. Akses menuju fasilitas umum, distribusi logistik, hingga mobilitas ekonomi masyarakat perlahan kembali normal.

Peran Satgas TNI di Lokasi Bencana

Freddy menjelaskan bahwa jembatan darurat ini dibangun oleh Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Alam Kodam Iskandar Muda. 

Jembatan yang digunakan merupakan bailey tipe 1-1 dengan panjang sekitar 15 meter, dirancang khusus untuk kondisi darurat dan mampu dipasang dalam waktu relatif singkat.

“Proses pembangunan dikerjakan oleh 20 personel Zidam (Zeni Daerah Militer) yang tergabung dalam Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Alam dan berhasil diselesaikan tepat waktu sesuai target kerja Desember 2025 dengan capaian progres 100 persen,” ujarnya.

Keterlibatan personel zeni TNI menunjukkan peran penting aparat dalam penanganan bencana, khususnya pada tahap pemulihan awal infrastruktur vital. Pembangunan jembatan bailey menjadi solusi cepat agar masyarakat tidak terisolasi terlalu lama.

Uji Kelayakan dan Dampak Ekonomi Lokal

Sebelum jembatan digunakan secara penuh oleh masyarakat, TNI terlebih dahulu melakukan uji fungsi. Langkah ini dilakukan untuk memastikan keamanan, kekuatan, dan kelayakan jembatan bagi kendaraan maupun pejalan kaki. Uji fungsi menjadi prosedur penting agar tidak menimbulkan risiko baru bagi warga.

“Dengan berfungsinya kembali Jembatan Bailey Matang Bangka, konektivitas antargampong kini kembali normal dan diharapkan mampu mendorong kelancaran aktivitas warga serta pemulihan roda perekonomian di Kabupaten Bireuen,” jelas Freddy.

Konektivitas yang kembali terbuka diharapkan membantu distribusi kebutuhan pokok, memperlancar aktivitas perdagangan lokal, serta memudahkan akses layanan kesehatan dan pendidikan. Dalam konteks pemulihan pascabencana, infrastruktur darurat seperti jembatan bailey memegang peran krusial.

Gambaran Dampak Bencana di Sumatra

Di tengah upaya pemulihan infrastruktur di Aceh, dampak bencana alam di wilayah Sumatra secara keseluruhan masih menjadi perhatian serius. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat bencana di Sumatra terus bertambah.

Hingga 22 Desember 2025, BNPB menginformasikan total korban meninggal dunia akibat bencana di Sumatra mencapai 1.106 jiwa. Angka tersebut mencakup wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan bahwa terjadi penambahan korban meninggal dunia sebanyak 16 jiwa dari data sebelumnya.

“Rekapitulasi jumlah total dari 1.090 hari Sabtu dan Minggu bertambah 16 jiwa, sehingga total per hari ini bertambah 1.106 jiwa,” ujarnya.

Rincian korban meninggal dunia akibat bencana Sumatra meliputi Aceh sebanyak 477 jiwa, Sumatera Utara 369 jiwa, dan Sumatera Barat 260 jiwa. Data tersebut menggambarkan besarnya dampak bencana yang melanda wilayah Sumatra dalam periode ini.

Di tengah situasi tersebut, pembangunan jembatan bailey di Bireuen menjadi salah satu contoh langkah konkret pemulihan yang dilakukan secara bertahap. Meski bersifat sementara, infrastruktur darurat ini memberikan harapan bagi masyarakat untuk kembali bangkit dan melanjutkan kehidupan mereka.

Pemerintah daerah bersama TNI dan instansi terkait diharapkan terus melanjutkan upaya pemulihan, baik melalui perbaikan infrastruktur permanen maupun pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. 

Dengan sinergi berbagai pihak, proses pemulihan pascabencana di Aceh dan wilayah Sumatra lainnya diharapkan dapat berjalan lebih cepat dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index