Karier

Pengangkatan ASN Dipercepat, Calon Abdi Negara Diingatkan Waspadai Godaan yang Bisa Merusak Karier

Pengangkatan ASN Dipercepat, Calon Abdi Negara Diingatkan Waspadai Godaan yang Bisa Merusak Karier
Pengangkatan ASN Dipercepat, Calon Abdi Negara Diingatkan Waspadai Godaan yang Bisa Merusak Karier

JAKARTA - Pemerintah resmi mengakhiri polemik keterlambatan pengangkatan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) tahun 2024. Melalui Keputusan Presiden yang dibacakan oleh Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, pada 18 Maret 2025, ditetapkan bahwa pengangkatan CPNS akan dilakukan paling lambat pada 1 Juni 2025, sedangkan PPPK paling lambat diangkat pada 1 Oktober 2025.

Sebelumnya, pelaksanaan pengangkatan CPNS dan PPPK sempat tertunda lantaran sekitar 200 instansi belum menyampaikan data pengusulan kepada Badan Kepegawaian Negara (BKN) sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Imbas dari keterlambatan tersebut menyebabkan kerisauan di kalangan peserta seleksi yang sudah dinyatakan lolos.

Tidak sedikit calon ASN yang sudah terlanjur mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya demi menanti Surat Keputusan (SK) pengangkatan, bahkan beberapa di antaranya menyatakan ingin segera mulai mengabdi kepada negara.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) bersama BKN akhirnya mengambil langkah percepatan dengan menetapkan Tanggal Mulai Tugas (TMT) serentak, yaitu 1 Oktober 2025 untuk CPNS dan 1 Maret 2026 untuk PPPK, sebelum akhirnya direvisi menjadi paling lambat 1 Juni 2025 dan 1 Oktober 2025.

Sembari menunggu proses pembagian SK rampung, calon ASN diingatkan untuk mempersiapkan diri dengan baik. Selain tanggung jawab besar yang menanti, para abdi negara juga dihadapkan pada sejumlah potensi godaan yang dapat mengancam perjalanan karier mereka ke depan.

Berikut empat godaan yang umum dihadapi ASN yang perlu diwaspadai:

1. Tawaran Pinjaman Bank yang Menggiurkan

Segera setelah dilantik, ASN kerap menjadi target empuk lembaga perbankan untuk menawarkan pinjaman. Dengan jaminan Surat Keputusan pengangkatan dan penghasilan tetap bulanan, banyak ASN tergoda untuk mengambil kredit konsumtif, seperti kendaraan atau gadget terbaru.

“Bagi rekan-rekan yang berprinsip tidak sudi berurusan dengan bank dan tidak berutang, selamat Anda berada pada jalan kebenaran,” ujar salah satu pengamat ASN.

Meski demikian, pengambilan kredit untuk tujuan produktif seperti pembangunan rumah atau membuka usaha dinilai masih bisa ditoleransi, asalkan ASN memahami risikonya dan mampu mengelola angsuran secara bijak.

2. Gaya Hidup Hedon dan Pengelolaan Keuangan yang Buruk

Gaji tetap yang diterima ASN setiap bulan sering kali memicu hasrat belanja berlebihan. Tidak sedikit ASN baru yang langsung mengubah gaya hidupnya secara drastis, membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mendesak.

“Saya menyakini penyakit hedon ini dapat dicegah. Maksud saya adalah Anda harus mencatat ke mana uang itu dihabiskan dan buat perencanaan anggaran,” ucap narasumber yang juga seorang penulis motivasi ASN.

Pengelolaan keuangan yang buruk dapat berujung pada kesulitan finansial jangka panjang. Oleh karena itu, ASN disarankan untuk menyiapkan dana darurat dan mencatat seluruh pengeluaran secara disiplin.

3. Rasa Malas Belajar dan Enggan Berkembang

Menjadi ASN bukan berarti berhenti belajar. Tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat menuntut ASN untuk terus meningkatkan kompetensinya, baik melalui pelatihan, pembelajaran informal, maupun pengalaman di lapangan.

“Menjadi ASN itu harus bersedia menjadi pembelajar sepanjang hayat tanpa melihat perbedaan latar belakang manapun,” tutur sumber tersebut.

ASN yang memiliki kemampuan adaptasi tinggi dan wawasan luas cenderung lebih dihargai dan memiliki peluang karier yang lebih baik.

4. Godaan Jabatan dan Perilaku Tidak Etis

Peluang ASN untuk menempati jabatan struktural atau fungsional tinggi selalu terbuka, namun bersamaan dengan itu muncul pula godaan seperti gratifikasi, penyalahgunaan wewenang, dan konflik kepentingan.

“Sekalipun ada peluang untuk berbuat pelanggaran, makin tinggi jabatan makin kuat godaan yang muncul,” ungkap sumber tersebut.

Integritas dan profesionalisme harus menjadi prinsip utama setiap ASN dalam menjalankan tugas. Menjaga etika, ucapan, dan tindakan adalah kunci agar karier tidak hanya selamat secara administratif, tetapi juga bermakna secara moral.

Dengan selesainya polemik pengangkatan dan semakin dekatnya waktu pengambilan SK, para calon ASN diimbau untuk menyiapkan mental, moral, dan etika sebaik mungkin. Harapannya, para abdi negara baru ini bisa menjalankan amanah dengan sepenuh hati dan berkontribusi nyata untuk masyarakat dan negara.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index