BBM

Harga BBM RON 92 Meroket: Pertamax Hingga Vivo Ikut Naik

Harga BBM RON 92 Meroket: Pertamax Hingga Vivo Ikut Naik
Harga BBM RON 92 Meroket: Pertamax Hingga Vivo Ikut Naik

JKAARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) kembali menjadi sorotan utama di awal Februari 2025. Kali ini, produk-produk BBM beroktan (RON) 92 di hampir seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia mengalami kenaikan harga yang signifikan. Kenaikan ini mencakup Pertamax dari Pertamina serta produk serupa dari SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo.

Menurut data yang dirangkum pada Sabtu 8 Februari , harga Pertamax, salah satu produk unggulan milik Pertamina dengan RON 92, mengalami kenaikan sebesar Rp 400 per liter, menjadikan harganya Rp 12.900 per liter. Pertamax tetap menjadi pilihan banyak konsumen karena dipercaya memiliki pembakaran yang lebih baik dan efisiensi mesin yang optimal.

Namun, kenaikan tidak hanya terjadi di SPBU milik pemerintah. SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo juga melakukan penyesuaian harga untuk produk BBM RON 92 mereka. Di SPBU Shell, produk bernama Shell Super mencatatkan kenaikan tertinggi hingga Rp 420, kini dijual dengan harga Rp 13.350 per liter. Sementara itu, SPBU BP menaikkan harga produk BP 92 mereka sebesar Rp 540, menjadikannya juga dihargai Rp 13.350 per liter, setara dengan Shell Super dan Vivo Revvo 92. Vivo, yang dikenal dengan produk Revvo 92, juga mengikuti tren dengan kenaikan Rp 580, membuat harga per liter menjadi Rp 13.350.

Kenaikan ini menimbulkan berbagai tanggapan dari masyarakat. Beberapa konsumen mengungkapkan keresahan mereka akan dampak kenaikan ini terhadap biaya transportasi sehari-hari. "Kami mengerti jika harga bahan bakar naik karena faktor tertentu, namun harapannya kenaikan ini tidak terus berlanjut agar tidak membebani," ujar seorang pengendara yang kerap mengisi bensin di SPBU Vivo kepada tim kami.

Para pengamat ekonomi berpendapat bahwa kenaikan harga BBM ini dipengaruhi oleh beberapa faktor global dan domestik yang saling berkelindan, seperti fluktuasi harga minyak dunia, biaya produksi, serta kebijakan pemerintah terkait energi. "Kalau melihat tren harga minyak mentah dunia yang juga mengalami kenaikan, wajar jika ada penyesuaian di tingkat konsumen. Namun, penting untuk diingat bahwa pemerintah dan pelaku industri energi perlu menjaga agar harga tetap stabil dan tidak terlalu memberatkan," ungkap Irfan Hartono, analis ekonomi energi dari salah satu lembaga riset terkemuka di Jakarta.

Menyikapi kondisi ini, para pengguna RON 92 diharapkan lebih bijak dalam menentukan pilihan produk BBM yang sesuai dengan kebutuhan serta budget mereka. Setiap produk memiliki keunggulan masing-masing dalam segi performa, teknologi aditif, serta dampak jangka panjang terhadap mesin kendaraan. Bagi sebagian orang, memilih sesuai preferensi dan pengalaman pribadi adalah kunci.

Sebagai informasi tambahan, penyesuaian harga ini tidak terjadi pada semua jenis BBM. Produk BBM lainnya, terutama yang disubsidi pemerintah, tetap dengan harga stabil sesuai regulasi yang berlaku. Konsumen diimbau untuk terus memonitor pengumuman resmi dari pihak terkait mengenai kebijakan harga bahan bakar, dan dapat merencanakan konsumsi bahan bakar mereka dengan lebih baik.

Sebagai penutup, meskipun kenaikan harga ini membawa dampak finansial, keseluruhan performa dan keandalan RON 92 dalam menjaga kebersihan mesin dan performa optimal tetap menjadi daya tarik utama bagi konsumen setia yang mencari kualitas terbaik untuk kendaraan mereka. Harapannya, baik Pertamina maupun SPBU swasta lainnya akan terus berinovasi dalam menghadirkan produk berkualitas tinggi dengan harga bersaing demi kenyamanan dan kepuasan pelanggan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index