LOGISTIK

Bantahan Perampasan Logistik Pilkada Puncak Jaya: Tuduhan dan Klarifikasi

Bantahan Perampasan Logistik Pilkada Puncak Jaya: Tuduhan dan Klarifikasi
Bantahan Perampasan Logistik Pilkada Puncak Jaya: Tuduhan dan Klarifikasi

JAKARTA - Isu dugaan perampasan logistik Pilkada 2024 di beberapa distrik Kabupaten Puncak Jaya menjadi perhatian publik. Calon Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya, Papua Tengah, dari nomor urut 1, Yuni Wonda dan Mus Kogoya, menuding adanya pengkondisian logistik berupa perampasan oleh calon dari nomor urut 2, Miren Kogoya dan Wendi Wonerengga.

Tuduhan serius ini disampaikan oleh kuasa hukum Yuni-Mus, Hardian Tuasamu, dalam sidang perkara 305/PHPU.BUP-XXIII/2025 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, pada Rabu (15/1). Hardian mengungkapkan bahwa dugaan pengkondisian ini mencakup perampasan logistik di empat distrik yang terjadi di kantor KPU Kabupaten Puncak Jaya pada 26 November 2024.

Menanggapi tuduhan tersebut, Tim Kemenangan paslon nomor urut 2 segera memberikan bantahan. Welas Wonda, mewakili tim Miren Kogoya-Wendi Wonerengga, menepis tudingan itu sebagai tidak benar. "Kami mengucap syukur kepada Tuhan, karena Tuhan Baik. Sebagai Tim Kemenangan dari Miren Kogoya, saya tegaskan bahwa tidak ada perampasan logistik," ujarnya.

Lebih lanjut, Welas Wonda mengklarifikasi perihal insiden sebelum MK menerbitkan putusan. Ia menyebut adanya serangan dari tim paslon nomor urut 1 ke pusat kegiatan tim mereka di Kota Lama. "Sebelum MK menetapkan hasil, dari paslon nomor 1 sudah ada rencana jahat. Mereka datang menyerang dengan alat panah ke pendukung kami pada 5 Januari. Itu kejadian sebenarnya," tegasnya.

Ia juga menyinggung bahwa serangan balasan yang terjadi adalah dampak dari kesaksian Bawaslu Puncak Jaya dalam persidangan sebelumnya. "Pada sidang kedua tanggal 30, Ketua Bawaslu Marinus Wonda yang juga tim sukses paslon nomor urut 1, menyampaikan fakta lain yang memicu gejolak di masyarakat," tambah Welas Wonda.

Situasi yang memanas ini menyebabkan peningkatan kewaspadaan keamanan selama Pilkada di Puncak Jaya, seperti yang disampaikan oleh Polres Puncak Jaya bersama tim pemenangan nomor urut 2. Mereka menghimbau kepolisian untuk lebih waspada guna menjaga keamanan seluruh pihak.

Di tengah situasi ini, Tim Kemenangan calon nomor urut 2 tetap berkomitmen untuk mengawal proses persidangan selanjutnya. Welas Wonda mengungkapkan dukungannya terhadap putusan akhir MK, seraya mengimbau para pendukung paslon nomor urut 2 untuk tetap tenang. "Siapapun pemenangnya, itu hasil terbaik untuk Kabupaten Puncak Jaya," jelasnya.

Sementara itu, terkait berbagai isu miring yang beredar, Welas Wonda menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar. Ia meminta agar masyarakat Puncak Jaya tetap tenang dan mempercayakan hasil yang ditetapkan sebagai yang terbaik bagi daerah mereka.

Sebagai catatan, isu ini merupakan bagian dari dinamika politik menjelang Pilkada, yang seringkali diwarnai oleh tuduhan dan konflik antar pendukung. Namun, itikad baik dari kedua belah pihak untuk tetap mengedepankan proses hukum yang ada diharapkan dapat menciptakan situasi kondusif ke depannya.

Dalam lanskap politik yang terus berkembang, kejadian di Puncak Jaya ini menyoroti pentingnya menjaga integritas dan keamanan selama proses pemilihan berlangsung. Penegasan dari tim pemenangan dan keterlibatan aktif institusi keamanan diharap bisa mengurangi ketegangan dan mendorong terciptanya Pilkada yang damai dan adil.

Sebagai penutup, masyarakat Puncak Jaya diimbau untuk mengedepankan keamanan dan ketenangan hingga keputusan final dari Mahkamah Konstitusi diumumkan. Keputusan yang diambil diharapkan dapat membawa kebaikan bagi seluruh warga Puncak Jaya, sesuai dengan cita-cita demokrasi yang sehat dan berkeadilan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index