JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Kemenko Kumham Imipas) menegaskan komitmennya dalam mendukung pemulihan masyarakat terdampak bencana di Pulau Sumatera.
Penyerahan bantuan sosial dilakukan dengan tujuan meringankan beban warga sekaligus memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Dalam kegiatan yang digelar di Banda Aceh, Menko Kumham Imipas Yusril Ihza Mahendra menyampaikan duka cita mendalam kepada masyarakat yang terdampak. Ia menekankan pentingnya gotong royong dan kolaborasi sebagai nilai fundamental dalam proses pemulihan.
"Kami laksanakan satu niat yang baik. Sama-sama beristigfar, bermunajat kepada Allah, memperkuat tekad dan semangat dalam menghadapi bencana," ucapnya.
Bantuan sosial yang diserahkan meliputi beras, makanan siap saji, serta kebutuhan pokok lainnya. Penyaluran bantuan ini telah dimulai sebelumnya di tiga provinsi terdampak dan diterima secara simbolis oleh Asisten Pemerintahan, Keistimewaan Aceh, dan Kesejahteraan Rakyat Syakir, mewakili Gubernur Aceh.
Proses Distribusi dan Dukungan Masyarakat
Proses distribusi bantuan dikombinasikan dengan doa bersama untuk para korban bencana. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisik masyarakat, tetapi juga menumbuhkan semangat psikologis dan moral warga.
Doa bersama menegaskan nilai kemanusiaan dan kepedulian kolektif yang menjadi fondasi utama saat menghadapi musibah.
Syakir menyampaikan bahwa bencana yang terjadi selama dua pekan terakhir menimbulkan dampak signifikan bagi warga Aceh. Ia memberikan apresiasi kepada Kemenko Kumham Imipas dan Komnas HAM atas perhatian nyata yang ditunjukkan melalui bantuan sosial.
"Terima kasih atas bantuan yang diberikan. Semoga dengan doa bersama dan dukungan ini, sinergi dan kolaborasi dapat terus terjalin sehingga pemulihan Aceh dapat berjalan lebih cepat," ujarnya.
Langkah distribusi yang sistematis memastikan bantuan sampai ke tangan masyarakat yang paling membutuhkan. Selain itu, kegiatan ini menjadi momentum bagi warga untuk melihat kepedulian pemerintah sebagai bentuk perlindungan hak asasi manusia selama masa pemulihan bencana.
Kolaborasi dan Komitmen Kemanusiaan
Acara penyerahan bantuan juga menjadi bagian dari peringatan Hari HAM Internasional, yang mengusung tema “Memuliakan Kemanusiaan, Solidaritas Tumbuh, Aceh Tangguh.” Ketua Komnas HAM RI Anis Hidayah menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk memenuhi hak asasi masyarakat, terutama dalam konteks bencana alam.
Ia menilai bahwa bantuan sosial dan doa bersama menjadi bukti nyata komitmen kemanusiaan yang harus diutamakan. Bentuk kolaborasi ini diharapkan tidak hanya menjadi kegiatan simbolis, tetapi juga menjadi mekanisme berkelanjutan dalam mendukung pemulihan masyarakat.
Hadir dalam kegiatan tersebut jajaran Kemenko Kumham Imipas, termasuk Sekretaris Kemenko, Deputi Bidang Koordinasi HAM, serta staf ahli dan staf khusus kementerian.
Selain itu, hadir juga pimpinan tinggi Kantor Wilayah Kemenkumham Aceh, akademisi, dan tokoh masyarakat yang turut memberikan masukan serta mendukung kelancaran distribusi bantuan.
Dampak Positif dan Harapan Pemulihan
Penyaluran bantuan sosial di Aceh menunjukkan bahwa kerja sama lintas institusi mampu menghadirkan solusi efektif bagi masyarakat terdampak bencana. Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan organisasi kemanusiaan memberikan contoh nyata bahwa kolaborasi dapat mempercepat proses pemulihan.
Kegiatan ini juga menjadi momentum refleksi bagi pemerintah dan masyarakat untuk menekankan pentingnya solidaritas, empati, dan kepedulian bersama. Dengan bantuan yang terus mengalir, diharapkan masyarakat yang terdampak dapat segera kembali menjalani kehidupan normal.
Selain kebutuhan fisik, doa bersama dan dukungan moral menjadi pilar penting dalam memperkuat ketahanan psikologis warga.
Komitmen Kemenko Kumham Imipas untuk terus mendukung pemulihan bencana memberikan harapan bagi masyarakat Aceh bahwa proses rehabilitasi akan berjalan maksimal, sekaligus menegaskan bahwa hak asasi manusia selalu menjadi prioritas dalam setiap langkah penanganan bencana.