Minyak

Harga Minyak Dunia Catat Kenaikan Tipis, Prospek 2026 Tetap Stabil

Harga Minyak Dunia Catat Kenaikan Tipis, Prospek 2026 Tetap Stabil
Harga Minyak Dunia Catat Kenaikan Tipis, Prospek 2026 Tetap Stabil

JAKARTA - Harga minyak dunia menunjukkan kenaikan tipis pada perdagangan terakhir, setelah bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,50–3,75 persen. 

Dampak penurunan suku bunga ini langsung tercermin pada pergerakan harga minyak mentah.

Harga minyak Brent berjangka tercatat naik 0,2 persen menjadi USD61,96 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka naik 0,3 persen menjadi USD58,41 per barel. 

Para analis menyebut kenaikan ini masih moderat karena pasar sedang menghadapi kondisi kelebihan pasokan, meski permintaan diproyeksikan stabil menjelang 2026.

Ahli strategi komoditas ING, Warren Patterson, dan analis Ewa Manthey mengatakan, tekanan pasokan global terutama dari Rusia menjadi faktor utama. Meskipun ekspor minyak Rusia melalui jalur laut tetap stabil, beberapa volume minyak mengalami kesulitan menemukan pembeli, sehingga menimbulkan risiko akumulasi di laut.

Dampak Penurunan Suku Bunga The Fed

Langkah The Fed menurunkan suku bunga acuan dipicu perlambatan penciptaan lapangan kerja dan kenaikan tingkat pengangguran di AS dalam beberapa bulan terakhir. Penyesuaian ini menjadi sinyal bahwa bank sentral menyesuaikan kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas harga energi.

Keputusan penurunan 25 bps tersebut memicu perbedaan pendapat di internal The Fed. Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, dan Presiden Fed Kansas City, Jeffrey Schmid, berpendapat suku bunga sebaiknya tidak diubah, sementara Gubernur Fed Stephen Miran menganjurkan penurunan lebih besar, setengah poin persentase.

Komite Pasar Terbuka Federal menyatakan akan mempertimbangkan besaran dan waktu penyesuaian tambahan secara cermat, berdasarkan data ekonomi yang masuk. Prospek penurunan suku bunga di 2026 diperkirakan hanya satu kali sebesar seperempat poin persentase, konsisten dengan prediksi sebelumnya.

Kondisi Pasokan dan Risiko Rusia

Meski harga minyak naik tipis, risiko dari pasokan Rusia tetap menjadi perhatian utama pasar. Akumulasi volume minyak di laut meningkat karena sebagian minyak Rusia kesulitan menemukan pembeli di pasar global. Kondisi ini berpotensi menekan harga bila tidak ada langkah penyesuaian pasokan tambahan.

Warren Patterson menekankan, pasar harus tetap waspada terhadap dinamika ekspor Rusia yang dapat memengaruhi keseimbangan antara pasokan dan permintaan global. Ewa Manthey menambahkan, tren ini diperkirakan akan menjadi perhatian utama investor energi pada awal 2026, meski pasar global cenderung stabil.

Prospek Stabilitas Harga Minyak 2026

Para analis optimistis bahwa tren kenaikan harga minyak tipis akan berlanjut, namun tekanan dari pasokan global dan ketidakpastian ekonomi tetap harus diperhitungkan.

Dengan proyeksi satu kali penurunan suku bunga tambahan di 2026, pasar minyak diperkirakan tetap stabil, dan investor dapat menyesuaikan strategi perdagangan dengan lebih hati-hati.

Peningkatan harga Brent dan WTI memberikan sinyal positif bagi produsen energi, sementara konsumen perlu memperhitungkan pengaruh fluktuasi harga terhadap biaya produksi dan transportasi. 

Secara keseluruhan, pasar minyak global menunjukkan keseimbangan yang relatif sehat dengan proyeksi pasokan dan permintaan yang seimbang, didukung oleh kebijakan moneter AS yang adaptif.

Langkah pemerintah dan regulator di berbagai negara, termasuk penyesuaian kebijakan energi dan pemantauan pasokan dari negara produsen besar, akan menjadi faktor penting menjaga stabilitas harga. Dengan pendekatan hati-hati, prospek harga minyak di 2026 diperkirakan tetap kondusif untuk pertumbuhan ekonomi global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index