JAKARTA - Momentum kemenangan Tim Kano Indonesia pada SEA Games 2025 menjadi gambaran bagaimana ketenangan dan strategi mampu mengubah situasi sulit menjadi prestasi tertinggi.
Dalam perlombaan yang berlangsung di Royal Thai Navy Canoe and Rowing Training Centre, Chonburi, tim yang diperkuat oleh Stevani Maysche Ibo, Indra Hidayat, Ramla Baharuddin, dan Subhi awalnya menghadapi kondisi tak ideal.
Mereka sempat tertinggal di 250 meter pertama, sebuah fase awal yang biasanya menentukan tempo hingga garis finis. Namun, meski berada di posisi kurang menguntungkan, tidak ada kepanikan yang terlihat dari tim ini. Dari awal, mereka tetap berusaha menjaga ritme sambil mempersiapkan strategi untuk mengejar ketertinggalan.
Bagi Tim Kano Indonesia, keyakinan dan kerja sama menjadi modal yang terus dijaga. Stevani mengatakan bahwa mereka tidak pernah membayangkan bisa langsung meraih medali emas, terutama melihat bagaimana race dimulai.
“Kami awalnya tidak menyangka bisa dapat medali emas. Dari start kami sempat tertinggal, tapi kami satu tim tetap optimis,” ujar Stevani melalui keterangan resmi KOI. Sikap optimistis inilah yang membuat mereka tetap mampu menjaga fokus saat perlombaan berlangsung.
Perlahan, tim mulai meningkatkan kecepatan dan mencari momentum untuk melakukan transisi. Perubahan tempo dilakukan dengan hati-hati, sambil membaca pergerakan lawan yang juga tampil agresif.
Menurut Indra, bagian start sebenarnya sudah berlangsung cukup baik meskipun posisinya tertinggal. “Dari start tempo kita bagus. Walaupun sempat tertinggal, kami tetap tenang. Lalu kami melakukan transisi di tengah perlombaan,” kata Indra.
Perubahan tempo inilah yang menjadi kunci, karena mereka memanfaatkannya sebagai titik balik untuk kembali bersaing di barisan terdepan. Situasi semakin sengit ketika memasuki 250 meter terakhir saat Singapura dan Thailand mulai meningkatkan tekanan. Meski begitu, tim Indonesia menunggu saat yang tepat untuk melakukan serangan balik.
Strategi dan Kecepatan Menentukan Kemenangan
Ketegangan makin terasa ketika dua lawan terkuat, yakni Singapura dan Thailand, mencoba menyerang pada 250 meter terakhir. Namun, Tim Kano Indonesia tidak langsung terpancing mengikuti peningkatan tempo itu.
Mereka memilih tetap menunggu momentum ideal sambil menjaga ritme agar tidak menguras tenaga secara berlebihan. “Singapura dan Thailand sempat menyerang di 250 meter terakhir, tapi kami tetap menunggu momentum. Kami menyerang di 200 meter terakhir dan menambah kecepatan di 100 meter. Itu semua bagian dari strategi hari ini,” jelas Indra.
Keputusan tersebut terbukti menjadi langkah tepat. Dalam 200 meter terakhir, tim mulai meningkatkan kecepatan secara signifikan. Tidak hanya menaikkan power secara bertahap, mereka juga memastikan koordinasi tetap stabil sehingga tenaga tidak terbuang sia-sia.
Akselerasi kembali dilakukan pada 100 meter terakhir sebagai bagian dari strategi final. Hasilnya, Indonesia melesat menjadi yang tercepat hingga garis finis dengan waktu 1:37.916, mengamankan medali emas untuk nomor Mixed Kayak Four 500m. Kemenangan ini tidak hanya menjadi bukti kekompakan tim, tetapi juga hasil pembentukan tim yang sudah terjalin selama satu tahun penuh.
Dengan keberhasilan tersebut, tim merasa mendapatkan dorongan besar untuk menghadapi kompetisi berikutnya. Mereka menyebut pencapaian emas ini sebagai modal menuju Asian Beach Games 2026 dan Asian Games 2026.
“Kami ingin meningkatkan disiplin dan jam terbang kompetisi. Cita-cita tertinggi kami adalah Olimpiade,” tambah Indra. Keinginan untuk melangkah lebih jauh menjadi motivasi bersama agar prestasi ini tidak berhenti pada satu pertandingan saja.
Deretan Medali Lain dari Cabang Kano Indonesia
Prestasi yang ditorehkan tidak berhenti pada keberhasilan Mixed Kayak Four 500m. Cabang kano Indonesia turut menambah perolehan medali dengan hasil yang sangat membanggakan. Selain emas, tim Indonesia berhasil membawa pulang empat medali lainnya dari berbagai nomor perlombaan yang berlangsung pada hari yang sama.
Dua medali perak disumbangkan oleh Septiana Krisna melalui nomor Men's Kayak Single Slalom dan Santhi Putu pada nomor Women's Canoe Single Slalom. Keduanya tampil konsisten sejak awal perlombaan, menunjukkan kemampuan teknis dan kontrol yang stabil ketika melewati setiap rintangan lintasan.
Tidak hanya perak, dua perunggu juga berhasil diraih. Medali perunggu pertama datang dari nomor Women's Canoe Double 500m yang diperoleh oleh pasangan Sella Monim dan Herlin Aprilin Llai. Performa keduanya menunjukkan kekompakan yang sudah terlatih, terutama dalam memaksimalkan kecepatan di fase akhir perlombaan.
Sementara itu, medali perunggu lainnya diraih oleh pasangan Ramla Baharuddin dan Abdul Hamid pada nomor Mixed Kayak Double 500m. Prestasi ini melengkapi pencapaian tim Indonesia, menunjukkan bahwa regenerasi atlet kano Indonesia terus berjalan positif.
Modal Besar untuk Agenda Internasional Mendatang
Dengan total lima medali dari berbagai nomor, cabang kano Indonesia membuktikan konsistensi dalam mempertahankan performa kompetitif di ajang regional. Kesuksesan ini tentu memberikan keyakinan tambahan bagi para atlet dan pelatih untuk menghadapi tantangan di kompetisi internasional mendatang.
Selain menjadi bukti kesiapan teknis dan mental, pencapaian ini juga menegaskan pentingnya pembinaan berkelanjutan yang telah dijalankan selama satu tahun terakhir. Tim yang solid, strategi matang, serta mental bertanding yang tenang membuat cabang kano layak dibanggakan sebagai salah satu kekuatan Indonesia pada ajang multi-event.