JAKARTA - AS Roma kembali harus menerima kenyataan pahit setelah gagal meraih poin dalam dua pertandingan terakhir Serie A. Alih-alih mendekat ke puncak klasemen untuk mengejar Inter Milan, Roma justru semakin tertahan di posisi empat.
Kekalahan dari Cagliari pada laga tandang di Stadion Sant’Elia, Minggu, 8 Desember 2025 malam WIB, menjadi pukulan yang memperlebar jarak mereka dengan pemuncak klasemen. Hasil tersebut memperdalam tren negatif yang dialami tim asuhan Gian Piero Gasperini, sekaligus mempersulit langkah mereka dalam persaingan menuju papan atas.
Kondisi ini sangat kontras dengan ambisi Roma yang datang dengan motivasi bangkit setelah tumbang 1-0 dari Napoli pada laga sebelumnya. Skuad Giallorossi sebenarnya mengawali pertandingan dengan determinasi tinggi, namun rangkaian peristiwa di lapangan justru berbalik merugikan mereka.
Situasi bertambah sulit setelah salah satu pemain kunci, Zeki Celik, harus keluar lebih cepat karena kartu merah. Kekurangan jumlah pemain membuat Roma kesulitan menjaga ritme permainan, sementara Cagliari memanfaatkan momentum untuk memecah kebuntuan dan akhirnya mengamankan tiga poin.
Ketegangan Berlangsung sejak Awal Pertandingan
Sejak menit awal, ritme pertandingan berjalan cepat dengan kedua tim saling menekan. Cagliari, yang tampil di hadapan pendukung sendiri, langsung menebar ancaman melalui aksi Michael Folorunsho dan Sebastiano Esposito. Dua peluang itu menunjukkan intensitas tinggi yang ditunjukkan tuan rumah, meskipun belum mampu mengubah skor di babak pertama.
Roma, yang berusaha mengendalikan permainan, menghadapi tekanan dari pertahanan rapat Cagliari. Sejumlah upaya mencoba dibangun untuk menciptakan peluang, namun strategi yang diterapkan tak cukup efektif menembus barisan belakang lawan. Alur permainan yang cukup ketat menyebabkan kedua tim menutup babak pertama dengan skor 0-0.
Masuk ke babak kedua, ketegangan langsung meningkat ketika Celik melakukan pelanggaran keras terhadap Folorunsho pada menit ke-52. Wasit sempat menunjuk titik penalti bagi Cagliari, tetapi setelah meninjau tayangan VAR, keputusan diubah menjadi tendangan bebas karena pelanggaran terjadi di luar kotak penalti. Momen ini menjadi titik balik besar, sebab Roma harus melanjutkan pertandingan dengan 10 pemain.
Gol Penentu dan Dampaknya pada Klasemen
Setelah unggul jumlah pemain, Cagliari mulai menemukan ritme untuk menekan Roma dengan lebih agresif. Serangan demi serangan dibangun, membuat Roma semakin terdesak di wilayah pertahanan. Puncaknya terjadi pada menit ke-82, ketika Gianluca Gaetano memanfaatkan skema sepak pojok yang dieksekusi Sebastiano Esposito.
Gaetano yang berdiri dalam posisi ideal berhasil menguasai bola rebound, lalu melepaskan tendangan setengah voli yang tak mampu dihalau Mile Svilar. Gol ini tidak hanya memastikan kemenangan Cagliari, tetapi juga memutus puasa kemenangan mereka sejak 19 September 2025. Selama sembilan laga terakhir, Cagliari gagal meraih tiga poin penuh, sehingga kemenangan atas Roma terasa sangat berarti.
Raihan tiga poin membuat posisi Cagliari terdongkrak ke luar zona degradasi. Mereka kini berada di peringkat ke-14 dengan koleksi 14 poin, unggul empat poin dari Pisa di peringkat 18. Sementara itu, Roma tertahan di posisi empat dengan 27 poin, terpaut tiga poin dari Inter Milan yang masih memimpin klasemen.
Kondisi ini jelas menjadi tantangan baru bagi Giallorossi. Alih-alih lebih dekat ke Inter, kekalahan beruntun justru membuat persaingan menuju puncak semakin berat. Situasi ini menjadi sinyal bahwa konsistensi harus segera dibenahi jika Roma tak ingin semakin terlempar dari jalur perebutan gelar.
Situasi Roma dalam Persaingan Serie A
Di luar hasil pertandingan, apa yang dialami Roma memberikan gambaran bahwa mereka berada dalam titik kritis. Dua kekalahan beruntun bukan hanya memengaruhi posisi klasemen, tetapi juga mempengaruhi mental dan dinamika tim. Gasperini kini dituntut untuk mencari solusi agar Roma tidak kehilangan momentum dalam perjalanan panjang musim.
Sementara lawan seperti Cagliari mampu memanfaatkan celah dan tampil lebih berani meski sebelumnya mengalami tren buruk, Roma harus segera mengevaluasi penyebab inkonsistensi performa mereka.
Padatnya jadwal, adaptasi taktik, hingga dinamika pemain dapat menjadi faktor yang harus diperhatikan. Di sisi lain, jarak tiga poin dari Inter sebenarnya belum terlalu besar, tetapi dengan performa tak stabil, gap tersebut berpotensi semakin melebar jika tidak ditangani segera.
Bagi Cagliari sendiri, kemenangan ini menjadi titik balik yang memberikan kepercayaan diri untuk menjauh lebih jauh dari zona degradasi. Mereka mampu memanfaatkan situasi dengan efektif, mengubah tekanan menjadi peluang, dan menunjukkan mentalitas yang kuat saat menghadapi tim unggulan seperti Roma.
Di akhir laga, upaya Roma untuk menyamakan kedudukan tak membuahkan hasil. Peluang yang tercipta tidak cukup tajam dan pertahanan Cagliari tetap disiplin hingga peluit akhir dibunyikan. Skor 1-0 pun bertahan, meninggalkan pertanyaan besar tentang langkah Roma berikutnya.