JAKARTA - Di tengah tekanan tinggi dan atmosfer kompetitif yang selalu menyelimuti arena bulutangkis internasional, perjuangan seorang atlet sering kali bukan hanya soal teknik dan fisik, melainkan ketangguhan mental. Hal inilah yang terlihat dalam penampilan Putri Kusuma Wardani pada laga perempatfinal tim putri SEA Games 2025.
Pertandingan yang berlangsung di Gymnasium 4 Thammasat University Rangsit Campus itu menjadi bukti bagaimana kegigihan dan mental juara bisa mengubah jalannya permainan.
Meski sempat tertekan dan hampir kehilangan momentum, Putri KW akhirnya keluar sebagai pemenang melalui proses comeback yang dramatis.
Penampilannya bukan hanya membuka poin pertama bagi Indonesia, tetapi juga menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu tunggal putri yang mampu menjaga harapan tim di laga krusial.
Pertandingan antara Indonesia dan Myanmar ini memang menjadi sorotan sejak jadwal diumumkan, mengingat kedua negara memiliki rekam jejak kompetitif di sektor putri. Indonesia menurunkan susunan pemain terbaik, dan Putri KW menjadi wakil pertama yang turun ke lapangan.
Dia menghadapi tunggal putri Myanmar, Thet Htar Thuzar, pemain yang sebelumnya sudah pernah ia temui dan dikenal memiliki kekuatan pukulan serta permainan depan yang cukup efektif.
Pertemuan keduanya kali ini bukan sekadar pengulangan dari pertandingan sebelumnya, tetapi menjadi ujian ketahanan mental Putri setelah menghadapi tekanan sejak awal gim.
Jalannya Pertandingan di Awal yang Membuat Putri Tertekan
Babak pertama menjadi tantangan tersendiri bagi Putri KW. Meski telah menyiapkan strategi bersama tim pelatih, eksekusinya di lapangan tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Putri harus mengakui keunggulan Thet pada gim pertama dengan skor 17-21. Tekanan terlihat dari sejumlah kesalahan sendiri yang dilakukan Putri, terutama pada pengambilan bola-bola pendek dan kontrol pukulan depan net.
Keadaan sulit ini diakui sendiri oleh Putri dalam keterangannya setelah pertandingan. Dia menyebut bahwa lawan bermain sangat baik sejak awal gim dan membuatnya cukup tertekan.
Selain faktor lawan, Putri juga menyadari bahwa banyak pukulan yang mestinya bisa lebih baik justru berakhir mati secara tidak perlu. Ketidakefektifan tersebut memaksanya harus terpaut di gim pertama dan juga membuatnya tertinggal jauh pada sebagian besar gim kedua.
Namun, dinamika permainan bulutangkis sering kali berubah ketika atlet menemukan ketenangan dan kembali pada pola permainan terbaik mereka. Putri mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan meskipun masih berada dalam posisi tertinggal.
Momen Kebangkitan dan Dukungan yang Menguatkan Mental
Gim kedua menjadi saksi bagaimana kuatnya mental Putri KW untuk tetap berjuang meski sedang berada dalam posisi sulit.
Saat tertinggal cukup jauh, dukungan dari sesama pemain yang berada di belakang lapangan serta arahan dari sang pelatih, Imam Tohari, disebut sebagai faktor penting yang terus menjaga fokus dan semangatnya.
Putri menyebut bahwa ia berusaha keras untuk “tidak mau kalah” dan memilih untuk masuk bola terlebih dahulu demi meminimalkan kesalahan-kesalahan yang sebelumnya banyak terjadi.
Upaya tersebut membuahkan hasil ketika Putri akhirnya membalikkan keadaan dan menutup gim kedua dengan skor 22-20.
Point demi point yang ia dapatkan menjadi bahan bakar bagi mentalnya untuk melangkah ke gim ketiga dengan keyakinan baru. Dalam laga yang penuh intensitas emosional itu, Putri akhirnya menemukan kembali ritme permainannya.
Memasuki gim ketiga, performa Putri jauh lebih stabil dan percaya diri. Dia berhasil memperbaiki kontrol pukulan serta memaksa lawan melakukan kesalahan-kesalahan yang sebelumnya justru ia lakukan.
Dengan permainan yang lebih rapi dan agresif, Putri menuntaskan gim penentuan dengan skor 21-13. Kemenangan comeback tersebut menjadi poin pembuka penting untuk Indonesia di laga perempatfinal ini.
Kemenangan Tim Indonesia yang Ditutup Tiga Kemenangan Beruntun
Setelah kemenangan dramatis Putri KW, tim Indonesia melanjutkan momentum positifnya. Gregoria Mariska Tunjung, yang turun pada partai kedua, tampil solid dan dominan sepanjang pertandingan.
Gregoria mengalahkan Eaint Chit Phoo dengan skor telak 21-9 dan 21-7, memastikan Indonesia semakin dekat dengan tiket semifinal.
Pada partai ketiga, giliran ganda putri Rachel Allessya Rose dan Febi Setianingrum yang memastikan langkah Indonesia.
Mereka tampil meyakinkan dan menutup pertandingan dengan kemenangan 21-10 serta 21-6 atas pasangan Myanmar, Su Latt dan Khaing Thin Zar. Dengan hasil tersebut, Indonesia menang 3-0 dan berhak melaju ke babak semifinal.
Kemenangan ini juga menjadi bukti bahwa tim putri Indonesia berada dalam kondisi yang sangat baik, baik dari sisi teknis maupun mental.
Kinerja Putri KW yang memulai laga dengan tekanan namun menutupnya dengan kemenangan menjadi dorongan besar bagi tim untuk melanjutkan perjuangan menuju babak selanjutnya.
Kisah comeback Putri pun menjadi salah satu sorotan utama dari laga ini, menunjukkan bahwa ketangguhan mental dan dukungan tim adalah dua hal penting dalam meraih kemenangan di ajang sebesar SEA Games.