JAKARTA - Tren kembali ke alam makin terasa kuat di kalangan Gen Z, terutama melalui kebiasaan minum jamu yang kini hadir dalam kemasan modern dan rasa yang lebih ramah anak muda. Minuman berbasis rempah seperti kunyit asam, beras kencur, jamu pahitan, hingga temulawak semakin populer, baik disajikan di kedai kekinian maupun dijual oleh para peracik rumahan. Namun, di tengah maraknya konsumsi jamu, ada hal penting yang sering terlupakan: keamanan wadah.
Menurut DR. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si (Herbal), Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), fokus terhadap rasa dan manfaat herbal tidak boleh mengesampingkan kualitas wadah yang digunakan. Ia menegaskan bahwa kesalahan memilih wadah dapat mengubah jamu menjadi minuman berisiko, rentan rusak, dan mudah terpapar kontaminasi mikroba.
Tren Jamu Modern dan Pentingnya Memastikan Wadah Aman
Semakin banyak Gen Z mengonsumsi jamu sebagai bagian dari gaya hidup sehat, tetapi tidak semuanya memahami bahwa jamu cair sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Dengan sifatnya yang tanpa pengawet, jamu mudah terkontaminasi oleh bakteri jika disimpan dalam wadah yang tidak higienis.
dr. Inggrid menjelaskan, "Jamu cair memiliki kadar air tinggi dan mudah terkontaminasi bila wadahnya tidak higienis seperti botol bekas air mineral."
Botol bekas sering kali dipakai ulang oleh sebagian penjual, padahal wadah tersebut dapat menyimpan kotoran atau mikroorganisme walaupun tampak bersih.
Kontaminasi yang bisa terjadi antara lain:
E. coli, penyebab diare dan kram perut
Staphylococcus aureus, pemicu keracunan makanan
Pseudomonas aeruginosa, berbahaya bagi individu dengan sistem imun lemah
Risiko meningkat ketika jamu disimpan di suhu ruang atau berada terlalu lama di kendaraan penjual.
Botol Bekas Tidak Disarankan untuk Menyimpan Jamu
Walaupun terlihat praktis, botol plastik bekas minuman kemasan sebenarnya tidak dirancang untuk pemakaian ulang. Bahkan bila penjual mencucinya, sifat materialnya membuat risiko tetap tinggi.
Masalah yang dapat muncul antara lain:
Pertumbuhan bakteri
Sisa cairan atau gula yang tertinggal di botol lama menjadi tempat ideal bagi bakteri.
Migrasi zat kimia dari plastik
Botol PET dapat meluruhkan zat tertentu bila digunakan berulang atau ketika terkena panas saat jamu masih hangat dituangkan.
Goresan pada dinding botol
Goresan halus mudah menahan kotoran dan mikroba, membuat sterilisasi menjadi tidak optimal.
Seperti disampaikan dr. Inggrid, "Botol bekas bukan pilihan tepat, bahkan jika tampak bersih. Jamu tetap berisiko terkontaminasi."
Rekomendasi wadah yang aman menurut dokter:
- Botol kaca, karena stabil, mudah disterilkan, tidak berinteraksi dengan cairan, dan ramah pemakaian ulang.
- Botol plastik food grade baru, yang diberi label aman untuk makanan dan harus dicuci serta disterilkan sebelum dipakai.
- Menghindari semua botol bekas, apa pun jenis dan mereknya.
Manfaat Jamu yang Semakin Digandrungi Gen Z
Selain keamanan wadah, Gen Z juga mencari manfaat dari jamu yang mereka konsumsi. Jenis-jenis jamu yang sedang populer memiliki khasiat yang berbeda-beda, seperti dijelaskan oleh dr. Inggrid Tania.
Berikut beberapa manfaat jamu yang kini paling banyak dicari:
Beras kencur
membantu meredakan pegal-pegal ringan
melegakan batuk
menenangkan tubuh
menjadi alternatif minuman manis yang lebih sehat
Rasa manis alaminya membuat beras kencur mudah diterima anak muda, namun tetap perlu memperhatikan jumlah gula tambahan.
Kunyit asam
menyegarkan tubuh
baik untuk pencernaan
membantu meredakan nyeri PMS
Meskipun populer di kalangan perempuan, kunyit asam juga aman dikonsumsi laki-laki karena manfaatnya tidak terkait hormon.
Jamu pahitan (sambiloto–brotowali)
memperbaiki pencernaan
membantu mengurangi gatal kulit
mengurangi bau badan
meningkatkan imunitas
menormalkan gula darah
meningkatkan selera makan
Jenis ini belakangan viral di TikTok karena dianggap memberi efek detoks alami.
Cabai puyang
meredakan pegal berat
membantu mengatasi nyeri otot
Kombinasi cabai jawa dan lempuyang menjadikannya pilihan untuk keluhan pegal yang lebih intens dibanding beras kencur.
Kesadaran Baru Gen Z: Jamu Alami Harus Tetap Aman
Popularitas jamu menunjukkan bahwa anak muda semakin peduli pada kesehatan. Meski begitu, langkah sederhana seperti memilih wadah yang tepat, memastikan kebersihan penjual, hingga tidak mengonsumsi jamu yang disimpan terlalu lama sangat menentukan keamanan minuman tradisional ini.
Tren minum jamu boleh modern, tetapi prinsip kehigienisan tetap harus menjadi perhatian utama. Dengan pemilihan wadah yang aman dan pemahaman manfaat rempah, jamu bisa tetap menjadi minuman sehat yang mendukung gaya hidup alami tanpa menimbulkan risiko kesehatan.