BKKBN

BKKBN Tingkatkan Edukasi Anak dan Remaja untuk Cegah Bullying di Indonesia

BKKBN Tingkatkan Edukasi Anak dan Remaja untuk Cegah Bullying di Indonesia
BKKBN Tingkatkan Edukasi Anak dan Remaja untuk Cegah Bullying di Indonesia

JAKARTA - Kasus bullying di berbagai kalangan, baik anak-anak maupun remaja, semakin mendapat sorotan serius dari pemerintah. 

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan bahwa lembaganya siap berperan aktif dalam pencegahan dan penanganan kasus perundungan yang belakangan meningkat.

“Apapun sebabnya. Siapapun orangnya. Yang membully maupun yang dibully. Sudah saya sampaikan bahwa ini tidak boleh. Apapun alasannya,” tegas Wihaji usai menghadap Presiden Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan. 

Pernyataan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menindak kasus bullying sekaligus menekankan perlunya perhatian yang konsisten dari berbagai pihak.

BKKBN menempatkan edukasi sebagai strategi utama dalam menanggulangi fenomena ini. Fokus edukasi diarahkan pada pembinaan keluarga dan remaja, agar nilai-nilai saling menghormati dapat tertanam sejak dini. 

Dengan pendekatan ini, BKKBN berharap dapat menurunkan angka kasus bullying secara signifikan dan mendorong terciptanya lingkungan yang sehat untuk pertumbuhan anak-anak.

Program BKKBN untuk Pembinaan Keluarga dan Remaja

BKKBN memiliki sejumlah direktorat yang berkaitan dengan pembinaan keluarga, termasuk Bina Keluarga Remaja dan Bina Ketahanan Keluarga. Program-program ini dirancang untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menghormati perbedaan, menumbuhkan empati, dan membentuk karakter anak yang positif.

Wihaji menjelaskan, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga pembinaan dan edukasi menjadi kunci dalam mengurangi praktik perundungan. “Tugas kita Kementerian, kita ada beberapa direktorat yang berkenan dengan Bina Keluarga. 

Intinya adalah mengedukasi,” katanya. Program-program ini juga berfokus pada penguatan kapasitas orang tua, guru, dan lingkungan sosial untuk mendukung anak-anak dalam menghadapi tekanan sosial dan konflik interpersonal.

Selain itu, BKKBN terus mengembangkan modul edukasi yang dapat digunakan di sekolah, komunitas, dan keluarga, dengan pendekatan interaktif dan partisipatif. Strategi ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak masyarakat, sehingga budaya menghargai dan menghormati sesama dapat tumbuh sejak usia dini.

Arahan Presiden untuk Menindak Kasus Bullying

Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan tegas agar kasus-kasus perundungan ditindak secara serius. BKKBN menegaskan bahwa arahan tersebut akan ditindaklanjuti melalui berbagai program pembinaan dan penguatan edukasi.

“Insyaallah kita turun tangan karena ini sudah distatementkan juga oleh Bapak Presiden. Kita seriusi. Dan ini sangat penting,” ujar Wihaji. 

Arahan ini menjadi dorongan bagi seluruh jajaran BKKBN untuk memperluas cakupan program pembinaan dan memastikan setiap tindakan pencegahan maupun penanganan kasus dilakukan secara menyeluruh.

Penguatan regulasi, pemantauan di lapangan, serta kolaborasi dengan sekolah dan masyarakat juga menjadi bagian dari strategi pemerintah. Dengan langkah ini, diharapkan kasus bullying tidak hanya diminimalisir, tetapi juga kesadaran masyarakat terhadap dampak negatif perundungan meningkat.

Budaya Menghormati dan Edukasi Berkelanjutan

Wihaji menekankan pentingnya penguatan edukasi secara berkelanjutan agar budaya saling menghormati tertanam sejak lingkungan keluarga. Pendekatan ini tidak hanya mencegah bullying, tetapi juga membangun karakter anak-anak yang tangguh, percaya diri, dan peduli terhadap sesama.

“Terus kita edukasi bahwa bullying apapun alasannya tidak boleh. Oke,” tandas Wihaji. Melalui program pembinaan keluarga dan remaja, BKKBN bertujuan membentuk masyarakat yang lebih sadar akan hak dan tanggung jawab sosial. 

Dengan dukungan orang tua, guru, dan lingkungan, praktik perundungan dapat ditekan dan diganti dengan budaya saling menghargai dan menghormati.

Selain itu, BKKBN berencana memperluas kampanye edukasi melalui media sosial, lokakarya, dan seminar interaktif agar pesan anti-bullying dapat diterima generasi muda dengan cara yang menyenangkan dan efektif. 

Strategi ini juga akan memperkuat kolaborasi lintas sektor, sehingga pendidikan karakter dan penguatan nilai sosial tidak hanya menjadi tanggung jawab keluarga, tetapi juga sekolah dan komunitas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index